Halaman

Tampilkan postingan dengan label Han Seungyeon. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Han Seungyeon. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 07 Mei 2011

[FANFIC] Destiny








    Saat ini betapa sedihnya hati Gyuri melihat lelaki yang disukainya bersama dengan kekasihnya. Tak lama, Sunye kekasih Donghae pergi setelah memberi kecupan di kening Donghae. Suatu hal yang membuat Gyuri makin sedih. Tapi inilah yang dilakukannya selama ini. Selalu menahan perasaanya pada Donghae dan memendamnya, berusaha menghilangkannya. Meskipun dia tau dia tak bisa menghilangkan perasaannya pada Donghae.
    Sunye pergi dengan senyum yang dibalas oleh Donghae. Wajah mereka terlihat begitu bahagia. Mereka memang saling menyayangi. Semua orang di universitas ini tau betapa sulitnya Donghae mendapatkan Sunye. Dikarenakan orang tua Sunye yang bermusuhan dengan orang tua Donghae.
    Saat ini mereka sedang berada di stadium basket universitas. Mereka sedang melihat jalannya latihan basket tim kebanggaan mereka, yang termasuk didalamnya Siwon, satu-satunya lelaki yang menyukai Sunye selain Donghae.
    Tiba-tiba, hal yang biasa terjadi pada Gyuri, kini terjadi, Gyuri melihat dalam pikirannya, sebuah bola basket menjatuhi Donghae yang sedang berdiri di tepi pagar pembatas penonton dan arena basket.
    Gyuri pun segera berlari menghampiri Donghae sambil mendorongnya, “ Jangan berdiri disini! Bola basket tak punya mata, mereka tak bisa memilih tempat mereka mendarat.” Gyuri sama sekali tak melihat wajah Donghae lalu pergi.
    Donghae hanya menurut karena masih tak tau apa-apa. Tiba-tiba, benar saja sebuah bola basket mendarat dengan keras di tempatnya baru saja berdiri tadi.
    “ Wow!” gumam Donghae sambil tersenyum pada dirinya sendiri. Dia melihat punggung Gyuri yang terus menjauh darinya. Berpikir tentang kehebatan gadis yang bahkan tak dikenalnya itu.
***
                                                        “Kau baru saja menolongnya lagi kan?” tanya Seungyeon saat Gyuri tiba di kelasnya.
    “ mwo? Apa maksudmu?” tanya Gyuri balik.
    “ Kau baru saja menolong Donghae oppa kan? Jangan  berkelak lagi! Kau memang menyukainya.” Seungyeon terlihat serius.
    “ apa menolong orang harus karena menyukainya?” Gyuri mulai malas dengan pembahasan ini.
    “ Gyuri-ah! Aku ini sahabatmu! Ceritakan semuanya padaku!” bentak Seungyeon.
    “ Seungyeon-ah… sudahlah jangan bahas ini lagi. Aku sedang pusing.” Kata Gyuri jujur.
    “ Aish… kau ini!” Seungyeon kesal. “ Kau terlalu sering melihat ke dalam pikiranmu! Tak heran kalau kau sering pusing.”
    Tiba-tiba orang yang tak diharapkan datang begitu saja menambah kepusingan Gyuri. “ Gyuri-ah! Bagaimana kau sudah bisa melihatku dalam pikiranmu? Apa aku akan memenangkan taruhan itu nanti?” tanya Eunhyuk, wajahnya berbinar-binar.
    “ Oppa… kenapa kau datang disaat yang tak tepat?” tanya Gyuri. “ Aku benar-benar pusing sekarang.”
    “ ayolah Gyuri… jebal…” Eunhyuk memelas.
    Gyuri pun tak bisa menolaknya. Sejenak Gyuri membisu dan terdiam, dia sedang melihat ke dalam pikirannya.
    “ Gyuir-ah! Eotokhanya?” tanya Eunhyuk setelah melihat Gyuri membuka matanya.
    “ Hajima! Jangan ikuti taruhan itu! Tak ada kemenangan untukmu.” Jawab Gyuri dengan malas.
    “ Mwo? Andwe!” Eunhyuk kaget. “ baiklah kalau begitu, aku tak akan ikut.”
    “ Gyuri-ah! Kenapa kau mau selalu dimanfaatkan seperti ini?” teriak Seungyeon.
    Gyuri tak menghiraukannya, dia hanya menggeletakkan kepalanya di atas mejanya lalu memejamkan mata bermaksud mengurangi pusingnya yang bertambah.
    “ Eunhyuk oppa! Kau tega sekali memanfaatkan Gyuri seperti ini? Kapan kau berhenti?” Seungyeon masih marah.
    “ Mianhae Gyuri… tapi.. Gomawo… kau selalu menolongku.” Kata Eunhyuk. “ Tapi kemampuanmu melihat masa depan itu sangatlah membantu. Kau bisa membantu seseorang yang membutuhkan. Aku janji ini hanya akan jadi rahasia kita bertiga.”
    “ Aish… Oppa!” bentak Seungyeon membuat Eunhyuk berlari pergi.
    “ Jangan jahat begitu Seungyeon-ah!” teriak Eunhyuk menggoda Seungyeon.
    “ Gyuri dengar aku! Jangan gunakan kelebihanmu itu untuk urusan taruhan seperti itu! Itu hanya menambah dosamu.” Seungyeon berkata sambil duduk disebelah Gyuri.
    Gyuri tertawa pelan, “ Kau percaya aku melihatnya kalah dalam taruhan itu?”
    “ Mwo? Apa maksudmu?” Seungyeon heran.
    “ Kau tau sendiri, kemampuanku itu tak bisa dikontrol. Penglihatanku ke masa depan itu hanya datang tiba-tiba dari alam bawah sadarku.” Kata Gyuri. “ kau perlu tau aku sama sekali tak melihat ke dalam pikiranku barusan. Aku hanya ingin membuatnya berhenti main taruhan.”
    Seungyeon yang sedari tadi bersungut-sungut mendadak tertawa lepas. “ Ini baru sahabatku…”
    Gyuri juga tertawa untuk menutupi pusingnya.
***

    “ Gyuri anyeong!” sapa Siwon saat bertemu Gyuri di halaman universitas.
    “ Anyeong!” balas Gyuri sambil tersenyum.
    “ Kau masih sering pusing seperti biasanya?” tanya Siwon.
    “ Ah… ne.. aku memang selalu seperti itu.” Jawab Gyuri.
    “ Aku khawatir bisa-bisa kepalamu itu meledak suatu saat kerena terlalu sering pusing.” Siwon tertawa.
    “ Ne. ku pastikan tak akan pernah membuatmu khawatir.” Kata Gyuri tersenyum.
    “ Gyuri-ah! Kau masih seangkatan kan dengan Sunye?” tanya Siwon tiba-tiba.
    “ Ne. jangan bilang oppa masih sangat menyukainya.”
    “ Kau tau itu dari dulu. Kalau saja aku masih menjadi tetanggamu, aku akan lebih sering bercerita padamu tentang perasaanku padanya. Mungkin aku akan meminta bantuanmu.” Jelas Siwon.
    “ Kau tau sendiri oppa. Jangan pernah meminta bantuanku untuk soal seperti itu.” Kata Gyuri. Dia tau meskipun dia sangat bisa melakukannya, dia tak mau membuat Donghae sedih dengan kehilangan Sunye.
    “ Kalau saja Donghae tak juga menyukainya… aku pasti sudah dengan gampang mendapatkan Sunye. Kau tau kan orang tuanya sangat menyukaiku.” Siwon agak masam.
    “ Semua orang juga tau orang tuamu dan orang tua Sunye bersahabat dari dulu.” Gyuri berusaha sedikit tertawa.
    “ Ya. Itulah kenyataannya. Dan..” Siwon terhenti sejenak.
    “ Weyo?”
    “ Kau tau sendiri aku bukan tipe orang yang mudah menyerah. Mendapatkan Sunye seperti memasukkan bola dalam ring. Aku sadar memang harus melewati semua halangan yang ada hingga akhirnya bisa berakhir menyenangkan.” Jelas Siwon.
    “ Jadi intinya?” Gyuri bertanya dengan takut akan jawaban yang akan diberikan Siwon.
    “ Aku akan terus dengan gigih melewati halangan-halangan yang ada untuk memasukkan bola itu ke ring.” Jawab Siwon sambil menyeringai.
    “ Oppa! Jangan samakan Sunye dengan bola basket!” Gyuri berusaha bercanda.
    “ Ne. arasso..” Siwon tertawa. Lalu mengacak-acak rambut Gyuri yang terikat rapi hingga Gyuri harus membenahi ikatannya. “ Sampai kapan kau mengikat rambutmu? Aku sudah bilang kau akan terlihat lebih cantik jika kau menggerai rambutmu.” Kata Siwon lalu pergi.
    Gyuri tersenyum pahit. Dia benar-benar khawatir dengan Siwon. Gyuri yakin Siwon memang akan terus mengejar Sunye bagaimanapun caranya, meskipun Siwon tau Sunye sudah bersama Donghae.
***

    “ Gyuri kau mau kemana?” tanya Seungyeon yang kaget dengan Gyuri yang tiba-tiba berlari kesamping.
    Gyuri baru saja melihat dalam pikirannya, seseorang yang sedang duduk santai di kursi taman tiba-tiba tertimpa batang pohon yang patah dari atasnya.
    Gyuri menarik perempuan yang sedang mambaca buku di kursi taman itu sesegera mungkin.
    “ Ya! Weyo?” teriak perempuan itu kaget.
    Masih empat kali Gyuri melangkah bersama perempuan itu, sebuah batang pohon yang cukup besar jatuh begitu saja menimpa kursi taman yang baru saja diduduki perempuan itu. Membuat semua orang yang ada disitu terkejut.
    “ Mianhae.. menarikmu begitu saja.” Kata Gyuri segera lalu melangkah pergi.
    “ Gwe…gwenchana… go..gomawo.” kata perempuan itu masih terkejut.
    “ Gyuri-ah! Kau sahabat yang tak tergantikan.” Kata Seungyeon setelah Gyuri menghampirinya lalu melanjutkan langkah mereka ke kelas.
    Gyuri hanya tersenyum. Kepalanya pusing seperti biasa.
    “ Omona! Pahlawan kita baru saja beraksi!” teriak Eunhyuk yang tiba-tiba ikut berjalan di belakang mereka.
    “ Ya! Eunhyuk oppa! Bisakah sekali saja kau tak berteriak-teriak seperti itu?” Seungyeon memukul pelan kepala Eunhyuk.
    “ Hehe… ne.. mianhae…” jawab Eunhyuk. “ Tapi apakah kau tau betapa kerennya itu? Tak ada yang bisa melakukan itu selain Gyuri kita.”
    “ Ne.. arasso… tak usah bicarakan itu lagi.” Kata Gyuri malas. “ apa kalian pikir aku senang mempunyai kelebihan ini? Aku rasa ini terlalu berlebihan. Aku lelah terus melihat hal-hal yang tak perlu aku lihat. Aku lelah terus berusaha mencegah sesuatu yang aku lihat akan berakhir jelek.”
    “ Gyuri-ah… arasso… tapi aku rasa kau lebih baik berpikir bahwa itu adalah kelebihan yang mulia. Kami tau dengan itu, kau bisa menolong banyak orang. Termasuk Donghae oppa yang kau sukai itu.” Seungyeon menjelaskan sambil tersenyum memperlihatkan kemanisan wajahnya itu.
    “ Seungyeon-ah.. mengapa kau selalu bahas Donghae oppa?” tanya Gyuri.
    “ Mwo? Kau menyukai Donghae?” Eunhyuk terkejut.
    “ Dia selalu bilang tidak. Tapi aku tau dia sangat menyukai Donghae oppa. Aku bisa melihatnya.” Jawab Seungyeon.
    “ Aniyo. aku tak menyukainya.” Gyuri menghindar.
    “ Gyuri-ah.. tak banyak gadis yang menyukai seseorang dan bisa selalu menolongnya sepertimu. Perbuatanmu pada Donghae oppa sangatlah mulia. Dengan ketulusanmu, dan meskipun Donghae oppa tak mengenalmu, kau selalu bisa menolongnya. Aku rasa bahkan Sunye tak akan bisa melakukannya sepertimu.” Seungyeon menjelaskan sekali lagi.
    “ Apa yang kalian bicarakan ini Donghae yang seangkatan denganku?” tanya Eunhyuk yang masih belum bisa menangkap perbincangan ini.
    “ Tentu saja oppa… Donghae yang mana lagi?” tanya Seungyeon.
    “ Wah! Gyuri-ah kau mau aku membantumu? Aku ingin balas budi padamu.” Tawar Eunhyuk.
    “ Aniyo oppa. Sudah kubilang aku tak menyukai Donghae oppa. Oppa tak perlu melakukannya. Lagipula jika memang aku menyukainya, aku akan dengan mudah mencari cara dengan melihat ke dalam pikiranku.” Gyuri berusaha tersenyum agar dianggap ini menggelikan. Dia terus berusaha menghindar dari topik ini. “ Arasso? Jangan bahas ini lagi! Ini sama sekali tak penting. Lebih baik aku menolong  Eunhyuk oppa dalam ujian sebentar lagi. Geurae?”
    “ Ne… arasso.. bisakah kau buat aku lulus ujian dengan nilai terbaik?” jawab Eunhyuk.
    “ Mwo? Aniyo.. kau kira aku dukun?” Gyuri terus memaksakan tawanya.
    Seungyeon tak bisa berhenti begitu saja, dia mengerti perasaan Gyuri pada Donghae itu memang nyata. Seungyeon terus mengamati Gyuri dalam diam.
***

    Donghae menjalani ujian hari ini di kelasnya. Dia terkejut dengan suara ketukan yang berasal dari jendela di sampingnya. Donghae pun mendongak dan melihat sosok gadis yang tak dikenalnya itu namun dia ingat gadis itu yang selalu tiba-tiba datang dan membantunya, baik hal kecil, maupun hal yang cukup besar.
    “ Oppa!” bisik Gyuri. “ jangan pilih jawaban itu!”
    “ Mwo?” Donghae juga berbisik. Dia tak bisa mendengar dengan jelas suara Gyuri.
    “ Jangan pilih jawaban itu! Itu bisa menghalangimu mendapatkan nilai sempurna.” Jelas Gyuri.
    Donghae yang sudah mengerti lalu mengangguk, “ ne.. gomawo..”
    Gyuri pun bergegas pergi sebelum ada yang mengetahui dia bediri di tempat itu.
    Donghae masih beripikir keras, apa benar yang dikatakan gadis barusan. Tapi dia mengikuti nalurinya untuk menuruti perkataan gadis yang selama ini membantunya sacara misterius. Dia mencoba untuk mempercayai gadis yang sama sekali tak dikenalnya.
***

    “ Gyuri-ah! Mengapa kau tak punya pandangan dengan ujianku? Kau tau ujian kemarin sangat sulit? Aku mati-matian mengerjakannya…” keluh Eunhyuk pada Gyuri yang sedang makan siang di kantin universitas bersama Seungyeon.
    “ Mianhae oppa… aku sama sekali tak melihatmu dalam pikiranku. Aku rasa jika seperti itu, kau tak perlu di tolong. Pasti kau memang akan mendapatkan hasil yang memuaskan.” Jawab Gyuri dia merasa bersalah. Dia membohongi dirinya sendiri, meski dia tau dia rela melakukan sesuatu yang berbahaya untuk membantu Donghae mendapatkan nilai sempurna.
    Tiba-tiba Sungmin teman Eunhyuk berteriak, “ Eunhyuk-ah! Apa kau sudah melihat pengumuman untuk nilai hasil ujian kemarin?”
    “ Mwo? Aniyo. aku belum melihatnya. Apa sudah di pampang di papan pengumuman?” tanya Eunhyuk balik berteriak.
    “ Ne. sudah dari tadi. Kau saja yang selalu ketinggalan berita penting. Kalau kau mau lihat ikut denganku sekarang!” Sungmin masih berteriak.
    “ Ne. tentu saja aku ikut.” Eunhyuk berteriak sambil berdiri dari duduknya dan menghampiri Sungmin.
    “ Aish…. Orang-orang ini senang sekali bertiak..” kata Seungyeon tak habis pikir sambil mengelus-elus telinganya.
    “ Ne. aku rasa itu karakteristik mereka.” Gyuri tertawa.
    “ Karakteristik yang mematikan.” Seungyeon juga tertawa.
    “ Kau gadis yang kemarin kan?” tanya Donghae yang tiba-tiba menghampiri Gyuri tanpa disadari.
    “ Ne?” Gyuri sangat terkejut.  Begitu juga dengan Seungyeon.
    “ Kau gadis yang menemuiku kemarin kan?” tanya Donghae wajahnya bersemangat. “ Kau tau aku mendapatkan nilai sempurna. Aku salut denganmu, kemarin itu benar-benar adegan yang berbahaya. Kau berani sekali?”
    Gyuri tersenyum kecut dipaksakan. Dia bingung menata tingkahnya untuk Donghae sekaligus Seungyeon yang mulai curiga. “ Chincharo? Chu..Chukae..”
    “ Gomawo. Kau benar soal jawaban itu.” Kata Donghae sambil tersenyum dengan manisnya lalu pergi. “ Gomawo.”
    Gyuri hanya bisa membeku di mejanya. Dia tak menyangka Donghae akan mengingat wajahnya dan berterima kasih seperti ini. Sekarang dia sibuk memikirkan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan dari Seungyeon yang akan segera menyerangnya tanpa belas kasihan.
    “ Park Gyuri! Jangan berbohong lagi padaku! Kau sudah tertangkap basah.” Kata Seungyeon. Wajahnya berapi-api.
    “ Mwo?” Gyuri tak bisa memikirkan kata yang lebih baik.
    “ Jawab dengan jujur!” perintah Seungyeon. “ Kau menyukai Donghae oppa kan? Untuk apa kau membantuya sampai seperti itu? Hanya untuk membantunya mendapatkan nilai sempurna. Kau tau kan dia adalah seseorang yang pintar? Tanpa kau bantu, dia kan lulus ujian dengan nilai tinggi. Mengapa kau tak membantu Eunhyuk oppa saja?”
    “ Mollayo!” Teriak Gyuri. “ aku juga tak mengerti mengapa hanya ada dia dalam pikiranku? Mengapa aku selalu bisa melihatnya dalam pikiranku. Mengapa aku harus selalu menolongnya? Mengapa aku harus selalu menyelamatkannya? Mollayo!” Gyuri sudah tak bisa menahan perasaannya.
    Seungyeon langsung menarik lengan Gyuri dan membawanya ke koridor sepi di salah satu sudut universitas untuk menghindari keramaian kantin.
    “ Jadi… kau menyukainya kan?” tanya Seungyeon setelah mendudukkan Gyuri di salah satu kursi koridor.
    “ Ne! aku memang menyukainya. Aku memang selalu berusaha menyelamatkannya. Aku memang benar-benar menyukainya. Tak taukah kau aku selalu merasa sesak setiap kali aku melihatnya bersama dengan Sunye, gadis yang begitu sempurna untuknya. Gadis yang lebih baik dariku, gadis biasa yang tak sepertiku.” Gyuri meneteskan air matanya.
    “ Arasso Gyuri-ah.. mengapa kau tak menjelaskan semua ini padaku sejak awal?” Seungyeon ikut meneteskan air matanya. “ Kau harus tau satu hal, menyukai seseorang itu bukan suatu kesalahan. Bukan salahmu kau bisa jatuh hati padanya. Meskipun dia tidak sendiri, meskipun dia sudah bersama gadis lain. Kau berhak menyukai seseorang.”
    “ Tapi aku tak boleh seperti ini. Aku tak boleh menyukai seseorang. Aku akan gelisah sendiri setelah mengetahui sesuatu yang akan terjadi pada orang yang aku sayangi. Mereka akan meninggalkanku setelah mereka mengetahui keanehanku. Di saat gadis lain bersenang hati saling menyatakan perasaan dengan lelaki yang disukainya, aku sibuk menolong orang yang akan celaka. Aku tak bisa melakukan ini semua. Kau tau itu Seungyeon… aku tak pantas untuk Donghae oppa.. aku aneh.. aku tak boleh..” Gyuri terlarut dalam tangisnya yang makin deras.
    “ Gyuri-ah… jangan pernah sebut kelebihanmu itu suatu keanehan. Tak semua orang diberi kesempatan untuk menolong orang lain sepertimu. Kau memang bukan gadis biasa. Kau brilian Gyuri! Lelaki yang bisa mendapatkanmu haruslah sangat bersyukur. Mereka pasti akan sangat membanggakanmu di hati mereka. Kau memang tak bisa Gyuri, kau luar biasa!” Seungyeon melingkarkan lengannya ke pundak Gyuri untuk menenangkannya.
    “ Aniyo Seungyeon… aniyo… bantu aku menghilangkan perasaan ini. Bantu aku…” pinta Gyuri.
    “ Arasso Gyuri, aku akan berusaha meski aku tau ini akan sangat sulit. Aku akan berusaha membantumu jika ini memang pilihanmu.” Jawab Seungyeon.
***

    Beberapa hari berlalu dengan penahanan perasaan Gyuri terhadap Donghae seperti biasanya. Tapi kali ini Gyuri begitu gelisah pada Siwon. Gyuri telah melihat ke dalam pikirannya, Siwon akan berhasil mendapatkan Sunye dan membuat Donghae terluka.
    Saat ini Gyuri dibuat terkejut oleh pernyataan Eunhyuk yang membuatnya yakin akan satu hal.
    “ Mwo? Donghae oppa sedang renggang dengan Sunye?” tanya Seungyeon yang juga terkejut.
    “ Ne. aku tadi melihat mereka bertengkar.” Jawab Eunhyuk. “ sepertinya ini karena ulah Sunye sendiri. Aku tak sengaja mencuri dengar Sunye akan menyerah pada keluarganya.”
    “ Maksudnya?” tanya Gyuri.
    “ Ah.. Gyuri-ah, apa kau tak bisa menebaknya? “ tanya Eunhyuk sok pintar. “ sudah pasti Sunye akan meninggalkan Donghae, mungkin karena Donghae terlalu halus untuknya. Dengan kata lain membosankankan. Jadi…” Eunhyuk menghadap ke Gyuri dengan serius. “ Gyuri-ah! Kau bisa mendekatinya sekarang..” Eunhyuk tersenyum jahat seperti yang dilakukan tokoh antagonis dalam sebuah film.
    “ Oppa! Apa kau melihat Siwon oppa?” tanya Gyuri tiba-tiba membuat Eunhyuk dan Seungyeon tak mengerti.
    “ Siwon?” Eunhyuk mendongak keatas sebentar untuk berpikir. “ Ah.. ne. dia bilang padaku tadi dengan wajah senang, dia akan memasukkan bolanya ke ring. Jadi pastinya dia ada di arena basket sekarang, mungkin latihan.”
    “ Gomawo.” Kata Gyuri segera lalu berlari mencari Siwon.
    Gyuri yakin Siwon akan menemui Sunye. Gyuri terus berlari mencari Siwon, dia lupa kalau universitasnya ini sangatlah luas, akan sangat sulit menemukan seseorang disaat seperti ini. Namun tak lama dia melihat punggung jaket yang sudah sangat dikenalnya. Dia tau, dia yakin, itulah Siwon.
    Siwon sedang berjalan santai dan senang sambil mencari Sunye. Hingga dia dia terkejut dengan kedatangan Gyuri yang tiba-tiba.
    “ Siwon oppa! Hajima!” teriak Gyuri dari belakang Siwon.
    “ ah, Gyuri-ah anyeong!” Siwon masih belum mengerti maksud Gyuri.
    “ Kau akan menemui Sunye kan?” tanya Gyuri.
    “ Bagaimana kau bisa tau?” Tanya Siwon tersenyum.
    “ Hajima! Oppa aku mohon jangan menemuinya, jangan katakan perasaanmu padanya. Jebal..” Gyuri terengah sambil mendekat pada Siwon.
    “ Mwo? Weyo?” tanya Siwon heran.
    “ aku mohon jangan! Kau tak bisa melakukannya. Kau tak boleh melakukannya. Akan ada hati yang terluka.” Jelas Gyuri dia masih mengatur nafasnya.
    Siwon tersenyum geli, “ Gyuri-ah! Jangan bercanda di saat seperti ini. Kau mau bilang kau menyukaiku?”
    Gyuri berpikir sejenak lalu bicara dengan mantap. “ Baiklah. bagaimana jika aku memang menyukaimu?”
    “ Mwo? Aku mohon jangan bercanda di saat seperti ini. Ini bukan waktu yang tepat.” Kata Siwon.
    “ Aku tak bercanda. Kau tau aku bukan tipe orang yang senang bercanda disaat yang tak tepat.” Jawab Gyuri.
    “ Kau menyukaiku?” tanya Siwon lagi.
    “ ne.” jawab Gyuri. “ sekarang setelah kau tau, kau tega meninggalkanku dan menemui Sunye?”
    “ Gyuri-ah.. ini benar-benar membuatku bingung. Kau mengejutkanku sebenarnya.” Kata Siwon.
    “ Mollayo. Jika aku memang menyukaimu? Apa ini salah?” Gyuri memberanikan diri untuk mengatakan semua ini meski dia tau ini akan makin memperumit masalahnya.
    “ Gyuri-ah… kau tau aku sangat menyukai Sunye. Aku… aku tak bisa membalas perasaanmu.” Siwon terlihat tak yakin mengatakan ini.
    “ Jadi kau tega meninggalkanku sekarang? Kau tega setelah semua yang kulakukan padamu? Apa kau tak  sadar aku selalu membantumu? Akulah satu-satunya tetanggamu yang peduli padamu? Kau tau kau tak punya teman selama ini sebelum bergabung di tim basket atas saranku. Dulu hanya aku temanmu. Kau tau kan oppa?” Gyuri sedang berusaha menjadi gadis yang egois. Dia yakin dengan cara ini Siwon tak akan jadi pergi menemui Sunye. Dia tau Siwon tak akan tega setelah mengingat masa lalunya itu.
    “ Ne.. arasso. Gomawo…” jawab Siwon akhirnya setelah cukup lama terdiam. “ Kau benar. Aku tak akan tega padamu.” Siwon mengulurkan tangannya dan mengajak Gyuri pergi dari sana dan membawanya ke taman dekat rumah Gyuri tempat dia dan Gyuri sering bermain bersama sejak kecil.
    Setelah sampai di taman itu, “ Oppa mianhae..” kata Gyuri tiba-tiba.
    “ Weyo?” tanya Siwon.
    “ Karena aku kau tak bisa menyatakan perasaanmu pada Sunye. Jeongmal mianhae…” Gyuri tertunduk. Siwon tak tau perkataan Gyuri bermaksud lain.
    “ Gwenchana. Gomawo…” kata Siwon membuat Gyuri heran.
    “ untuk apa?”
    “ Selama ini kau memang membantuku tanpa henti, gomawo, kau sudah menyukaiku seperti ini. Aku tak pernah tau selama ini kau terluka saat aku menceritakan Sunye padamu. Kau selalu membantuku hingga aku bisa mempunyai teman sebanyak sekarang. Kau membantuku tanpa beban. Kau sudah seperti keluargaku sendiri. Mianhae…”
    Gyuri menolah melihat wajah Siwon yang memang terlihat sangat merasa bersalah. Gyuri merasa dia sudah begitu jahat pada Siwon yang sudah dianggapnya keluarganya sendiri itu. “ Oppa mianhae…” sambil berpikir agar terlihat benar-benar menyukai Siwon dan untuk menyampaikan keprihatinannya pada Siwon, Gyuri memeluk Siwon. “ Jeongmal mianhae oppa…”
    “ Aniyo. Gomawo. Aku yang tak pernah memikirkanmu. Aku tak akan melukaimu.” Jawab Siwon sambil membalas pelukan Gyuri.
    Gyuri meneteskan air matanya. Dia membatin: oppa jeongmal mianhae, jika kau tetap melakukannya pada Sunye, akan ada hati yang sangat terluka, aku tak mau hati itu terluka. Tapi semua orang tau kelakuanku yang mengorbankanmu ini juga sangat jahat. Mianhae…
***

    Malam ini tidur Gyuri sama sekali tak nyenyak. Dia bermimpi, meski dia tau itu bukan mimpi namun dia telah melihat dalam pikirannya, dia melihat dia akan kehilangan ingatannya, ingatannya selama ini dalam hidupnya. Dia benar-benar tak tau harus berbuat apa. Dia juga tak tau mengapa ini bisa terjadi. mengapa ini akan terjadi padanya.
    Hari ini di unversitas, Gyuri tak bisa fokus terhadap kuliah sama sekali. Pusingnya menyerangnya secara bertubi-tubi. Pusing kali ini tak seperti biasanya, pusing ini begitu kuat .
    “ Gyuri-ah! Kau baik-baik saja?” tanya Seungyeon yang melihat wajah pucat Gyuri.
    “ Gwenchanayo?” tanya Siwon yang juga ada di situ.
    “ gwenchanayo. Aku hanya sedang malas makan.” Jawab Gyuri sambil menyingkirkan makanannya yang memang tak di sentuhnya sama sekali sedari tadi.
    “ Apa tidak seenak biasanya?” tanya Seungyeon. “ kantin ini kan terkenal karena kelezatannya.”
    “ Aniyo. aku hanya malas.” Jawab Gyuri lagi. Suaranya tertekan karena berusaha menahan pusingnya agar tak terlihat oleh Siwon dan Seungyeon.
    “ Apa kau perlu ke klinik? Biar kuantar kau. Kau harus lihat wajahmu pucat sekali.” Kata Siwon.
    “ Aniyo.” jawab Gyuri. “ aku ke toilet saja.” Gyuri berdiri, tapi belum sempat dia melangkah, semuanya menjadi gelap.
    Gyuri pingsan, tapi sebelum menyentuh tanah, dengan cepat Siwon mengangkatnya dan membawanya ke klinik. Seungyeon juga ikut bersama mereka.
    Setelah Gyuri melihat ke dalam pikirannya lagi bahwa dia akan kehilangan ingatannya, dia membuka matanya dan menemukan Seungyeon dan Siwon di hadapannya.
    “ Siwon oppa! Gyuri sudah siuman.” Kata Seungyeon.
    “ Gyuria-ah gwenchana?” tanya Siwon, dia terlihat sangat khawatir.
    “ Gwe…gwenchanayo.” Jawab Gyuri lemah. Dia tau dia dalam ketakutan yang sangat besar.
    Tiba-tiba Gyuri bangkit dari tidurnya, “ Seungyeon-ah! Aku… aku tak siap melupakannya! Aku tak bisa melupakannya . aku tak mau melupakannya.”
    “ Gyuri-ah! Weyo? Apa maksudmu?” Seungyeon khawatir melihat Gyuri yang tiba-tiba histeris.
    “ Apa maksud Gyuri? Seungyeon kau tak tau apa-apa?” Tanya Siwon pada Seungyeon.
    “ Gyuri-ah katakan padaku siapa yang tak ingin kau lupakan?” tanya Seungyeon. Dia tau ini pasti berhubungan dengan sesuatu yang dilihatnya dalam pikirannya.
    “ Donghae oppa. Aku… aku tak boleh melupakannya.” Gyuri meneteskan air matanya. “ aku tak bisa melupakannya.”
    “ Gyuri tenangkan dirimu!” kata Seungyeon.
    Tiba-tiba Siwon memeluk Gyuri untuk menenangkannya. “ Tenang Gyuri tenang… ceritakan pada kami.” Siwon memeluk erat Gyuri. “ Seungyeon mengapa dia menyebut Donghae?”
    “ Oppa ada sesuatu yang kau tak tau.” Jawab Seungyeon. Seungyeon pun akhirnya menjelaskan rahasia Gyuri tentang kelebihannya dan perasaan buatannya pada Siwon untuk melindungi Donghae.
    Siwon memang hanya diam mendengar ini. Seungyeon tak tak tau persis reaksi Siwon karena Siwon membelakanginya dan terus memeluk Gyuri.
    “ ceritakan Gyuri..” kata Siwon akhirnya.
    “ Aku melihat… aku akan kehilangan ingatanku… aku… akan kehilangan  semuanya. Aku tak akan lagi mengenal kalian… aku tak akan lagi mengenal diriku sendiri… apa yang harus aku lakukan untuk menolong diriku sendiri kali ini?” Gyuri tersedu.
    “ Aku… kali ini aku yang yang menolongmu.” Jawab Siwon.
***

    Gyuri terperanjat. Dia sedang berdiri di pinggir jalan saat ini berbincang dengan Seungyeon. Dia ingat pakaian yang dipakai Seungyeon. Dia yakin ini waktu  di mana Donghae akan tertabrak truk dan dia menyelamatkannya hingga dia harus kehilangan ingatannya.
    Gyuri sudah melihat Donghae berjalan dari arah berlawanan dengannya. Gyuri tau Donghae akan segera menyeberang jalan.
    “ Gyuri kau mau kemana?” tanya Seungyeon khawatir melihat Gyuri tiba-tiba berlari. Namun dia ingat gambaran penglihatan Gyuri akan kejadian ini. “ Gyuri kau akan kehilangan ingatanmu!” teriak Seungyeon.
    “ Aku tau Seungyeon-ah! Mungkin inilah takdirku. Mungkin lebih baik aku tak mengenalnya lagi.” Teriak Gyuri.
    Seungyeon yang tau sahabatnya akan celaka hanya bisa membaku di tempatnya berdiri. Dia bingung harus berbuat apa. Dia tau ini pilihan Gyuri.
    Donghae sudah akan menyeberang. Saat dia tiba ditengah jalan, sebuah truk kehilangan kendali dengan kecepatan penuh segera menghampirinya, belum sempat Donghae melangkahkan kakinya untuk menghindar, Gyuri sudah lebih cepat mendorongnya kearah lain.
    Karena cepatnya Truk itu, Gyuri tak di beri waktu untuk menyelamatkan diri juga. Tapi dia tau inilah takdirnya. Dia merasakan pusing yang tak tertahankan. Pusing terdahsyat yang pernah ia rasakan selama ini, hingga tiba-tiba semuanya gelap setelah dia melihat wajah Donghae yang begitu kaget memandangnya.
***

    “ Gyuri?” panggil Seungyeon, ada ketakutan dalam suaranya.
    “ Dia sudah sadar? Haruskah kita panggil orang tuanya?” tanya Donghae. “ Atau kita panggil dokter? Ini sudah melebihi 45 hari. Ini sudah melebihi ketentuan Dokter. Apa ada kesalahan? Ini sudah 60 hari” Donghae terlihat begitu khawatir.
    “ Aniyo oppa.. tidak perlu. Aku sudah bisa tau apa yang akan terjadi pada Gyuri.” Jawab Seungyeon, dia mulai meneteskan air matanya.
    “ apa maskudmu?” tanya Donghae.
    “oppa yang dibutuhkannya.” Tambah Seungyeon. Lalu menarik tangan Donghae agar memegang tangan Gyuri. “ sapa dia oppa.”
    Donghae pun menurut. “ Gyu….gyuri anyeong!”
    “ Nuguseyo?” tanya Gyuri. Wajahnya terlihat seperti terlahir kembali tanpa sedikitpun masalah yang biasanya dia alami.
    Seungyeon makin tersedu. Lalu keluar ruangan, “ Oppa harus tetap disini. Aku akan segera kembali.”
    “ Gyuri-ah Gwenchanayo?” tanya Donghae. Genggamannya sangat erat. Dia sangat khawatir akan keadaan penyelamat hidupnya ini.
    “ Siapa Gyuri?” tanya Gyuri lagi.
    “ Kau Gyuri. Aku Donghae. Kau menyelamatkan hidupku dua bulan lalu.” Jelas Donghae.
    “ Mianhae… aku tak mengenal Gyuri dan Donghae.” Jawab Gyuri. “ Bisakah kau beritau aku dimana ini?”
    “ Ini di rumah sakit.” Jawab Donghae. Suaranya agak tercekat. Dia sadar sesuatu yang buruk sudah terjadi pada Gyuri.
    “ Rumah sakit?” Gyuri bertanya lagi. Matanya melihat sekeliling. Sama sekali tak memperhatikan Donghae.
    Tak lama Seungyeon datang bersama dengan dokter yang menangani Gyuri. Dan akhirnya Donghae dan Seungyeon keluar dari ruangan.
    “ Seungyeon-ah! Jelaskan padaku! Apa yang terjadi pada Gyuri?” tanya Donghae.
    Seungyeon makin terisak. “ Ini benar-benar terjadi. dia benar-benar kehilangan ingatannya oppa….”
    “ Mwo?” Donghae terkejut. Dia tak menyangka akan seperti ini. Mamang selama ini Seungyeon hanya menceritakan kelebihan Gyuri pada Donghae. Bukan perasaan atau penglihatan taerakhir Gyuri.
    “ Dokter bilang, karena ini gegar otak parah, amnesia Gyuri bersifat permanen. Dia tak akan lagi bisa mengingat kita semua.” Jelas Seungyeon. Matanya sudah sangat bengkak dan merah.
    “ kau bersungguh-sungguh?” tanya Donghae. Air matanya juga jatuh. Dia merasa bersalah. Karena Gyuri menyelamatkannya, Gyuri harus kehilangan ingatannya separah ini.
    “ Inilah yang dilihatnya dalam penglihatan terakhirnya. Dia tau dia akan mengalami ini jika dia menyelamatkanmu. Tapi dia rela melakukannya untukmu, karena sebenarnya dia… dia sangat menyukaimu.” Jelas Seungyeon.
    Donghae terbelalak. “ mengapa tak kau katakan ini sejak awal?” Donghae berhambur lari memasuki ruangan dan segera memeluk Gyuri. Dia tak peduli para perawat dan dokter sedang melarangnya.
***

    Setelah kecelakaan itu, Gyuri kehilangan kelebihannya. Dia kembali seperti gadis biasa. Hari-harinya di rumah sakit di habiskan dengan bahagia bersama Donghae yang selalu setia menemaninya.
    “ Gyuri-ah! Kau mau ice cream ini?” tanya Donghae saat mereka menghabiskan sore di taman rumah sakit.
    “ Ne. tentu aku mau.” Jawab Gyuri tersenyum senang.
    “ Cium aku dulu.” Kata Donghae sambil menunjuk bibirnya.
    “ Ajushi! Sebenarnya kau ini siapaku?” tanya Gyuri. “ kenapa kau begitu menyebalkan?”
    “ Ya! Kenapa kau panggil aku ajushi? Sudah ku beritau kau harus panggil aku oppa.” Kata Donghae.
    “ Oppa yang bernama Eunhyuk bilang aku sebenarnya memang memanggilmu begitu. Aku rasa aku harus mempercayainya.” Jawab Gyuri.
    “ Kau harus panggil aku oppa! Sudah kubilang aku ini kekasihmu!” kata Donghae.
    “ Kekasih? Tetapi mengapa kekasihku sejelek ini?” tanya Gyuri.
    “ Aku jelek?” tanya Donghae. “ sudahlah. Kau tak boleh makan ice cream ini. Ini untukku saja.”
    “ Ah… aniyo..aniyo… kau Tampan oppa… jebal… aku ingin ice cream itu!” kata Gyuri.
    “ Aniyo. andwe!” Donghae memalingkan muka.
    “ Oppa… jebal…..” kata Gyuri lagi. “ Kau tampan. Kau tampan.”
    Seungyeon tersenyum sekaligus meneteskan air matanya memperhatikan Gyuri yang sekarang. “ Gyuri mungkin ini memang lebih baik. Lebih baik kami menciptakan ingatanmu yang baru. Menghilangkan semua masalah besarmu itu. Inilah takdirmu… Seandainya kau masih ingat bahwa kau menyukai Donghae oppa, aku ingin sekali bisa melihat kebehagiaanmu itu, asal kau tau kini dia yang sangat menyukaimu, dia sangat mencintamu. Kau tak perlu khawatirkan Siwon oppa dan Sunye mereka sudah bersama sekarang. Siwon oppa mendekati Sunye untukmu. Dan dia berhasil membuat mereka berpisah tanpa membuat salah satu terluka.  Sekarang kebahagiaan ini sangat layak untukmu, kau sudah terlalu lama menderita dengan masalah-masalahmu itu.”
   
    “ Oppa! Aku mohon aku ingin ice cream itu!” teriak Gyuri. “ cepat berikan pa…” Gyuri terpotong.
    Donghae menciumnya.
“ Aaaa!” teriak Gyuri setelah Donghae berhenti menciumnya lalu tersenyum begitu manis. “ Ajushi! Kau menyebalkan!”
*****