Selasa, 10 Mei 2011
[FANFIC] Love Me Just Like You Did ( The sequel of “Destiny”)
Aku selalu bahagia melihatnya tersenyum. Dia yang telah menyelamatkan hidupku. Dia yang telah begitu lama mencintaiku tanpa aku tau sedikitpun. Kini aku yang lebih mencintainya, meski aku tau dia sama sekali tak mengingatku sekarang. Aku akan membuka lembaran baru di hidupnya. Aku akan terus mencintainya seperti yang ia lakukan padaku sebelumnya.
***
Donghae begitu senang melihat Gyuri tertawa lepas seperti sekarang ini. Apalagi karena dia Gyuri tertawa. Meski dia merasakan sakit di pantatnya akibat terpeleset dan jatuh.
“ Ajushi…” Gyuri tertawa lepas sambil masih memegang mangkuk supnya, “ Pasti asyik sekali bisa jatuh sekeren itu. Hahahahaha!”
Donghae tersenyum. Dia berdiri sambil terus menatap Gyuri.
“ Sakit?” tanya Gyuri, dia masih terus tertawa.
“ Sedikit.” Jawab Donghae, “ Tapi kau tau sendiri aku orang yang kuat.”
“ Kau membuat perutku sakit karena menertawakanmu.” Kata Gyuri.
Donghae tersenyum lagi lalu keluar dari ruang tempat Gyuri di rawat di rumah sakit besar itu. Donghae baru akan membuang sampah plastic yang digenggamnya saat dokter baru Gyuri menghampirinya.
“ Bagaimana menurutmu keadaan Gyuri?” tanya Dokter Hangeng.
“ Aku rasa dia semakin membaik. Pusingnya sudah sedikit berkurang aku rasa.” Jawab Donghae datar.
“ Baiklah. Aku akan memeriksanya.” Kata Dokter hangeng lalu masuk ke dalam ruang Gyuri.
Donghae merasakan sedikit kejengkelan dengan kedatangan Dokter baru Gyuri itu. Donghae merasa Gyuri terlalu dekat dengan Dokter itu. Dia benar-benar tak menyukainya.
***
Pagi ini Seungyeon datang bersama Eunhyuk seperti biasa. Mereka tak pernah absen untuk datang menjenguk Gyuri walau hanya sebentar.
“ Gyuri anyeong!” sapa Eunhyuk dengan keceriaannya yang biasa.
“ Anyeong!” balas Gyuri dengan gembira. Ia merasa senang orang-orang yang disebut temannya datang menemuinya, meskipun dia sama sekali tak ingat siapa sebenarnya mereka.
“ Bagaimana perasaanmu hari ini?” tanya Seungyeon.
“ Baik.” Jawab Gyuri singkat.
“ Donghae oppa merawatmu dengan baik kalau begitu.” Lanjut Seungyeon.
“ Ajushi maksudmu?” tanya Gyuri.
“ Ya! Sampai kapan kau panggil aku ajushi?” tanya Donghae yang baru masuk ke ruangan Gyuri.
Eunhyuk tertawa mendengarnya, ia sadar ini karena ulahnya.
“ Eunhyuk-ah! Kau benar-benar gila! Berani-beraninya kau memanfaatkan ingatan Gyuri yang sedang tak stabil?” Donghae tak terima.
“ Mianhae Donghae-ah… tapi bukankah itu menyenangkan?” kata Eunhyuk menahan tawa.
“ Tapi kau benar seorang ajushi kan?” tanya Gyuri pada Donghae. “ Eunhyuk oppa benar kan?”
“ Aniyo! tentu saja tidak! Sudah kubilang berapa kali? Aku ini kekasihmu!” balas Donghae.
“ apa karena alas an itu kau menciumku waktu itu?” tanya Gyuri.
“ Mwo? Kau sudah menciumnya?” tanya Eunhyuk pada Donghae yang mendadak salah tingkah.
“ Ne. weyo? Aku memang kekasihnya kan?” bela Donghae.
“ Sudahlah ajushi… jangan memaksakan kenyataan. Jika kau bukan kekasihku, mengaku saja…” kata Gyuri.
Seungyeon hanya bisa tertawa melihat semua kejadian ini. “ Kalian benar-benar gila meributkan hal seperti itu.”
“ Gyrui-ah…” sahut Donghae, “ Sungguh, aku kekasihmu.”
“ Ne, terserahlah.” Kata Gyuri menganggapnya angin lalu.
“ Dasar Eunhyuk gila!” teriak Donghae.
Eunhyuk hanya bisa melanjutkan tawanya.
***
Sekali lagi Donghae melihat sesuatu yang tak ingin dilihatnya. Pemandangan Gyuri tertawa bahagia bukan karenanya melainkan karena dokter Hangeng, membuatnya bersedih.
“ Gyuri-ah! Banyak-banyaklah makan, apa kau kira dengan banyak melamun bisa membuatmu cepat sembuh?” tanya Dokter Hangeng.
Gyuri tertawa, “ Ne, aku rasa melamun bisa membawa banyak kebaikan.”
“ Itu benar-benar pemikiran yang gila kalau begitu.” Sahut Hangeng.
“ Aku gila?” tanya Gyuri heran, dia masih tertawa.
Tiba-tiba Hangeng menyentuh dahi Gyuri sambil berpikir dengan wajah serius. “ Ne, panasmu berlebihan. Kau gila.”
Tawa Gyuri makin meledak setelah mendengar perkataan Hangeng.
“ Dokter! Kau lebih terlihat seperti pelawak.” Sanggah Gyuri.
“ Tertawalah sepuasmu kalau begitu.” Balas Hangeng sambil tersenyum.
Donghae menghindari pemandangan ini. Dia berjalan tak tentu arah sambil berkata pada dirinya sendiri, “ Aku rasa aku tau bagaimana perasaanmu selama ini Gyuri. Sebegini sakitnyakah yang kau rasakan saat kau melihatku bersama gadis lain? Harusnya aku mengenalmu sejak dulu.”
***
“ Gyuri-ah! Kau senang sekali ya jika Dokter itu datang?” tanya Donghae sebelum berangkat ke universitasnya.
“ Dokter?” tanya Gyuri heran. “ Hangeng oppa maksudmu?”
“ Hangeng oppa?” Donghae kecewa mendengar kenyataan ini. “ sudah sedekat itukah kau dengannya?”
“ Apa karena aku memanggilnya oppa? Dia yang menyuruhku memangiilanya seperti itu agar tak canggung.” Jelas Gyuri.
“ Dan kau suka.” Tambah Donghae. Wajahnya masam.
“ Suka? Kenapa harus suka?” Gyuri tak mengerti maksud Donghae.
“ Kau suka kan dekat dengannya? Kau suka kan dia selalu memperhatikanmu?” tanya Donghae.
“ sebenarnya apa maksudmu?” Gyuri makin heran dengan Sikap Donghae.
“ Sudahlah lupakan saja!” kata Donghae lalu pergi.
***
Malam ini Seungyeon menggantikan Donghae yang mendadak sakit menjaga Gyuri di rumah sakit.
“ Gyuri-ah! Kapan kau bisa pulang? Apa Doktermu tak memberitahumu?” tanya Seungyeon sambil mengupaskan apel untuk Gyuri.
“ Dia bilang, aku sudah cukup sehat untuk pulang. Tapi aku tak tau kapan tepatnya. Kau tau kan betapa gilanya aku jika harus berada disini?” Gyuri mengambil potongan apel yang disodorkan Seungyeon. “ tapi..”
“ tapi apa?”
“ Aku bahkan tak ingat rumahku.” Jawab Gyuri. “ apa kau tak merasa aku agak memaksa untuk akrab denganmu?”
“ Ne, arasso.” Kata Seungyeon prihatin. “ maka dari itu, kami sebagai temanmu ingin membantumu mengingat semuanya.”
“ gomawo.”
“ Gyuri-ah! Bagaimana soal Donghae oppa?” tanya Seungyeon tiba-tiba.
“ Ajushi? Weyo?”
“ Berhentilah memanggilnya ajushi… dia tak menyukainya.”
“ mianhae, itu sudah terpaku dari awal.” Sangkal Gyuri.
“ APa kau sama sekali tak ingat dia?” tanya Seungyeon mencoba memancing ingatan Gyuri yang hilang.
“ Aniyo.” jawab Gyuri singkat.
“ Atau kau tak punya sedikitpun perasaan padanya?”
“ Aniyo.” jawab Gyuri lagi. Dia benar-benar jujur mengenai itu semua.
“ Dia bilang padaku, ia sedih akhir-akhir ini.” Jelas Seungyeon.
“ Ne, arasso. Itu sejak Dokter Hangeng datang. Sikap Ajushi jadi aneh.”
“ Dokter Hangeng? Dokter barumu itu?”
“ Ne, itu wajar ajushi memang sedikit terganggu kan pikirannya?” kata Gyuri.
“ Jangan bilang kau dekat dengan Dokter Hangeng!” Terka Seungyeon.
“ Ne, kami teman aku rasa. Dia menyenangkan.” Jawab Gyuri.
“ Gyuri-ah.. pantas saja Donghae oppa sedih. Kau tau kan dia memang kekasihmu. Dia sangat mencintaimu.” Kata Seungyeon berusaha memperjelas keadaan.
“ Kekasih? Tapi… kenapa sampai sekarang aku masih tak yakin ya?” tanya Gyuri.
“ Bukan tak yakin. Kau hanya tak ingat.” Sangkal Seunyeon.
“ Ne, terserahlah…”
***
Donghae terkejut dengan kedatangan tiba-tiba Dokter Hangeng di sampingnya. “ Kau Donghae kan?” tanya Hangeng.
“ Ne. weyo?”
“ Aku ingin bicara soal Gyuri.” Jawab Hangeng.
“ memang ada apa?” tanya Donghae malas.
“ Seperti yang bisa kau lihat, kesehatannya semakin membaik. Tak lama lagi dia bisa pulang.” Jawab Hangeng.
“ Kapan pastinya?” tanya Donghae.
“ Dua hari lagi aku rasa bisa.”
“ Lalu, apa ada yang lain?” tanya Donghae lagi. Dia ingin cepat pergi.
“ Ne, soal masalah kejiwaan Gyuri. Apa benar kau kekasihnya?”
“ N..Ne, weyo?” Donghae ragu.
“ Aku memang tak tau masa lalu Gyuri, tapi sepertinya dia punya luka yang begitu besar dulu. Dan aku rasa itu menyangkut dirimu.” Jelas Hangeng.
“ Apa maksudmu?”
“ aku rasa dia ingin melupakanmu. Aku sudah menelitinya, jika dia mencoba mengingat tentangmu, sakit kepalannya akan semakin parah. Tapi tidak dengan masalah ingatan untuk teman-temannya.”
“ Apa kau ingin aku menghindar?” Donghae tersinggung.
“ aniyo.. bukan begitu maksudku. Tapi, coba kau cari permasalahan itu, ini untuk kebaikan Gyuri. Jika memang ada masalah, kau harus selesaikan itu secepatnya.” Kata Hangeng mencoba membenarkan.
“ Ne, arasso. Tapi dokter yang lama bilang, amnesianya permanen. Apa menurutmu ingatannya bisa kembali?”
“ Aniyo, dia memang mengalami amnesia permanen.” Jawab Hangeng, meyurutkan semangat Donghae.
“ Kau memang tak tau. Masalah Gyuri di masa lalu memang sangat berat.” Gumam Donghae.
“ Ne, aku rasa memang begitu. Karena itu, hanya kau yang bisa membantunya.” Kata Hangeng. “ ya sudah kalau begitu, mianhae aku menyita waktumu.” Hangeng pun pergi meninggalkan Donghae sendiri.
Donghae melihat sosok dokter Hangeng menjauh. Dia terus bergumam, “ AKu tak sekuatmu Gyuri… aku tak tahan melihatmu dekat dengan lelaki lain. Bagaimana caramu mengatasi perasaanmu saat melihatku bersama gadis lain?”
***
Hari ini adalah hari kepulangan Gyuri. Gyuri merasa tak nyaman berada di kamarnya. Dia terlanjur suka tinggal di kamar rumah sakitnya. Gyuri selalu mencoba bersikap sayang pada dua orang tuanya yang selalu terlihat khawatir. Meski dia masih sering merasakan sakit kepalanya, dia terus mencoba mengingat semuanya, tapi hasilnya nihil.
Hari ini Seungyeon dan Eunhyuk datang ke rumah Gyuri untuk menyambut kepulangan Gyuri. Walau sebenarnya mereka tau Gyuri merasa sangat tak nyaman, mereka mencoba bersikap segembira seperti biasanya.
“ Gyuri biasakan saja kau tinggal disini. Ini rumah aslimu.” Bisik Seungyeon pada Gyuri yang sedang kebingungan membuka-buka lemarinya.
“ Seungyeon-ah,” panggil Eunhyuk. “ Apa Gyuri tak punya buku catatan atau diari? Mungkin dengan membacanya, bisa sedikit membantu Gyuri.”
“ Aniyo, Gyuri bukan gadis seperti itu. Dia tak suka menulis. Dia sendiri sudah sibuk dengan kemampuannya selama ini.” Jawab Seungyeon.
“ Lalu… apa kau tau dimana Donghae?” tanya Eunhyuk. “ kenapa dia tak datang?”
“ Mollayo. Aku juga heran.” Jawab Seungyeon.
“ Bisa kalian beritau aku dimana biasanya aku menghabiskan waktu dirumah ini?” tanya Gyuri yang tiba-tiba bergabung dengan pembicaraan Seungyeon dan Eunhyuk.
“ Kurasa kau suka menghabiskan waktumu di kamarmu ini. Setauku kau memang lebih suka berkurung diri di sini. Kau selalu berada di sini saat aku datang kerumahmu.” Jelas Seungyeon.
“ Chincaro? Tapi aku rasa memang ruangan ini cukup nyaman.” Kata Gyuri sambil duduk di tempat tidurnya.
“ Gyuri-ah…” panggil Eunhyuk.
“ Ne?” Gyuri menoleh.
“ Apa kau tidak mencari Donghae?” tanya Eunhyuk ragu.
“ Ajushi? Untuk apa?” tanya Gyuri.
“ Michyeoso?” Eunhyuk melebarkan matanya. “ Dia… diakan kekasihmu.”
“ Oh ne, dimana dia?” tanya Gyuri mencoba menghadapi kenyataan.
“ Kami juga tak tau sebenarnya. Apa dia tak mengatakan sesuatu padamu?” kata Eunhyuk.
“ Aniyo, Tapi… Hangeng oppa yang mengatakan sesuatu padaku.”
“ Mwo? Dokter Hangeng?” Eunhyuk terbelalak.
“ Ne, dia bilang dia akan sering mengunjungiku.” Jawab Gyuri senang.
“ Gyuri-ah.” Seungyeon berkata dengan khawatir. “ apa kau… apa kau menyukai Dokter Hangeng?”
“ Menyukai?” Gyuri tertawa. “ Dia baik, kurasa dia menyenangkan. Ne, aku suka padanya. Tapi hanya sebatas suka sebagai pasien.”
“ Dokter itu bukankah sudah tua?” bisik Eunhyuk pada Seungyeon untuk menghindari jangkauan dengar Gyuri.
“ Sayangnya tidak. Dia masih muda.” Jawab Seungyeon, dia juga berbisik. “ itulah yang membuat Donghae oppa sedih akhir-akhir ini.”
“ Donghae sedih? Cemburu maksudmu?” tanya Eunhyuk.
“ Ne, aku rasa begitu.”
“ Sedekat itukah Gyuri dengan dokter itu?” tanya Eunhyuk lagi.
“ memang begitu sepertinya. Aku sering melihat mereka berbincang bahkan bercanda. Lihat saja! Gyuri menyukainya kan?” jelas Seungyeon.
“ Kasihan sekali Donghae… dia harus merasakan apa yang dirasakan Gyuri sebelumnya… apa ini balasan untuknya?”
“ Apa Donghae oppa melakukan kesalahan? Selama ini kan Donghae oppa memang tak mengenal Gyuri sedikitpun.”
“ Mollayo..” jawab Eunhyuk sambil memperhatikan tingkah Gyuri.
***
Setelah tiga hari Gyuri tinggal dirumahnya, dia sudah terbiasa dan merasa nyaman dengan keadaan rumahnya. Dan hari ini Gyuri merasa senang dengan kunjungan Hangeng.
Mereka berdua berbincang dihalaman rumah Gyuri saat kedua orang tua Gyuri pergi.
“ Kau merasa nyaman di rumahmu ini?” tanya Hangeng.
“ Ne, disini nayaman sekali. Aku menyukai tempat ini.” Jawab Gyuri sambil tersenyum senang.
“ Kau sudah terlihat bahagia. Apa masalahmu dengan Donghae sudah selesai?”
“ Mwo? Masalah apa?” tanya Gyuri heran.
“ apa Donghae tak mengatakan sesutau padamu?” Hangeng juga heran.
“ Aniyo, aku tak pernah bertemu dengannya sejak pulang dari rumah sakit.” Jelas Gyuri.
Hangeng tak berkata apa-apa. Dia hanya berpikir.
“ Weyo?”tanya Gyuri yang melihat Hangeng melamun.
“ aniyo, tak ada.” Jawab Hangeng lalu tersenyum.
***
Donghae sudah tak tahan tak bertemu Gyuri selama itu, usahanya untuk menjauhi Gyuri tak berhasil sama sekali. Dia memutuskan untuk mengunjungin Gyuri dirumahnya. Tapi sesuatu yang mengejutkan menyapanya saat dia akan memasuki pagar rumah Gyuri. Dia melihat Gyuri dan Hangeng berpelukan. Dia tak bisa lagi berpikir jernih, yang bisa dia rasakan saat ini hanyalah sakit dihatinya. Dia tak menyangka sudah sedekat itu mereka. Donghae merubah arahnya untuk kembali pulang. Dia tak jadi menemui Gyuri hari ini. Dia menyesal telah datang hanya untuk melihat kejadian itu.
***
Eunhyuk mengahampiri Donghae saat bertemu di universitas mereka. “ Donghae anyeong!”
“ Anyeong.” Jawab Donghae muram.
“ Kemana saja kau selama ini? Kenapa kau tak pernah terlihat dirumah Gyuri?” tanya Eunhyuk.
“ aku rasa… aku memang tak pantas menyukainya… apalagi mengunjunginya seperti itu.” Jawab Donghae.
“ Mwo? Maskudmu kau menyerah? Kau ingin menjauhi Gyuri? Berarti perasaanmu padanya tak sungguh-sungguh kan?” Eunhyuk meninggikan suaranya.
“ aniyo… aku benar-benar menyukainya. Aku mencintainya. Tapi…” sangkal Donghae.
“ Apa masalah Dokter itu?” terka Eunhyuk.
“ aku rasa hubungan mereka sudah semakin jelas.” Jawab Donghae.
“ Mwo? Secepat itu kau menyimpulkan?” tanya EUnhyuk. “ Gyuri memang menyukai Dokter itu, tapi hanya sebagai pasien. Dia sendiri yang menjelaskan ini padaku dan Seungyeon.”
“ Apa seorang pasien harus berpelukan dengan dokternya?” tanya Donghae, kesabarannya hilang.
“ Berpelukan?”
“ Ne, kemarin aku melihatnya. Mereka berpelukan di halaman rumah Gyuri.” Jelas Donghae.
“ Kau ke rumah Gyuri?” Eunhyuk terkejut.
Donghae hanya mengangguk.
Eunhyuk menggeleng-geleng tak jelas, dia berpikir keras lalu meninggalkan Donghae yang bingung.
Eunhyuk mencari Seungyeon dan memberitau semuanya. Itu juga membuat Seungyeon terkejut.
“ Oppa, tenang saja… aku akan segera menemui Gyuri dan menanyakan ini semua.” Kata Seungyeon semangat.
***
Pedih dirasahakan Donghae mengetahui kenyataannya dengan Gyuri. “ Apa aku memang tak ditakdirkan bersama Gyuri?” gumamnya. Walaupun dia mencoba menerima kenyataan Gyuri dekat dengan Hangeng dan ingin menjauh dari Gyuri. Dia tak bisa melakukannya. “ Aku harus mempertahankan perasaanku pada Gyuri dan perasaan Gyuri sebelumnya padaku.”
Donghae datang kerumah Gyuri mala mini. Ia hanya bertekad untuk mempertahankan perasaannya. Bahwa dia sangat mencintai Gyuri. Tapi lagi-lagi kekecewaan membanjiri hatinya, dia melihat Hangeng tengah bersama Gyuri malam ini. Namun, Donghae berusaha menguatkan hatinya dan berjalan masuk.
Saat Donghae mendekat, dia sangat terkejut mendengar perkataan Hangeng, “ Gyuri-ah.. aku sudah terlanjur menyukaimu….”
Donghae tak bisa melihat reaksi Gyuri karena Gyuri membelakanginya. Api dalam hati Donghae berkobar. Dia merasakan kejengkelan yang mematikan. Tapi dia tak bisa melakukan apa-apa.
“ Oh, Donghae anyeong!” kata Hangeng tiba-tiba setelah mengetahui keberadaan Donghae.
“ A…anyeong.” Balas Donghae berusaha seperti tak mendengar apa-apa.
“ Kalau begitu aku pulang dulu. Ini sudah malam.” Kata Hangeng sambil berdiri dari duduknya. “ Gyuri-ah… aku mohon ingat perkataanku barusan!”
Hangeng pun pergi. Donghae dan Gyuri tetap pada posisi semula. Merek atak saling bicara. Hingga akhirnya Donghae memberanikan diri duduk di sebelah Gyuri dan melihat ekspresi wajah Gyuri yang sebenarnya.
Donghae telah melihat wajah Gyuri, dia sedikit heran dengan ekspresi wajah Gyuri yang biasa saja.
“ Gyuri-ah…” kata Donghae ragu. “ Dia menyukaimu kan?”
Gyuri tak mengatakan apa-apa, dia hanya terus memperhatikan Donghae dengan wajah yang kini berubah seakan marah.
“ Gyuri-ah?” kata Donghae lagi. “ apa kau juga menyukainya?”
Kali ini Gyuri memalingkan muka lalu berdiri dari duduknya dan berjalan menuju pintu masuk rumahnya.
Donghae tak menyangka Gyuri akan bersikap seperti ini. Dia yakin, Gyuri telah membencinya, walau di tak tau apa penyebabnya. Atau mungkin Gyuri juga menyukai Hangeng dan tak ingin bertemu Donghae yang selalu mengaku kekasihnya. Donghae akhirnya berteriak, “ Gyuri-ah. Mianhae… aku benar-benar mencintaimu… tak bisakah kau mencintaiku seperti yang telah kau lakukan?”
Gyuri tak mempedulikannya dan membanting pintu dibelakangnya.
***
Cukup sudah, cukup sudah semua usaha Donghae selama ini. Dia tau seperti apa perasaan Gyuri padanya sekarang. Dia terus berpikir bahwa semua yang ia lakukan selama ini sia-sia. Dia yang bodoh telah melewatkan Gyuri sebelumnya. Dia benar-benar menyesal tak mengenal Gyuri sejak awal.
Donghae terkejut dengan kedatangan Seungyeon. “ Oppa! Apa yang sebenarnya kau lakukan?”
Donghae hanya menoleh.
“ Oppa! Michyeoso?” teriak Seungyeon. “ Kenapa kau menjauhi Gyuri begitu saja? Apa kau lupa bagaimana Gyuri mencintaimu sebelum ini? Ini hanya masalah ingatan!”
“ Ne, ini hanya masalah ingatan. Dan perasaannya padaku sirna bersama ingatannya.” Gumam Donghae.
“ ANiyo oppa! Aniyo!” Seungyeon mengguncang pundak Donghae. “ kau harus tau dia tak menyukai Dokter Hangeng. Dan kau harus tau saat itu, mereka tak berpelukan, Dokter Hangeng hanya sedang menolong Gyuri yang hamper terjatuh. Itu saja. Donghae Oppa! Kau harus pertahankan perasaanmu padanya!”
Donghae menoleh lagi dan berkata, “ Tapi semua sudah terlambat. Hangeng sudah menyampaikan perasaannya pada Gyuri. Dan kurasa Gyuri menerimanya untuk menghindariku.”
“ Andwe! Kau keliru.” Seungyeo dengan tak sabar mengeluarkan ponselnya dan menekan keypadnya beberapa kali. “ Ini, dengar sendiri penjelasan Dokter Hangeng!” Seungyeon mengulurkan ponselnya.
Mau tak mau Donghae mengambilnya lalu bicara, “ Yeo…yeobusaeyo?”
“ Donghae-ah..” suara Hangeng menjawab. “ Kau yang dicintainya. Aku hanya lelaki yang baru saja masuk ke dalam kisah hidupnya yang sudah berkarat. Dia mencintaimu. Lagi. Seperti yang telah ia lakukan.”
Donghae terbelalak mendengar semuanya. Dia tak menyangka semua itu bisa terjadi begitu cepat tanpa sepengetahuannya.
Donghae mengenbalikan ponsel Seungyeon dalam keadaan bingung. Dia masih berpikir keras.
“ Oppa! Sudah cepat temui Gyuri sekarang Juga!” kata Seungyeon bersemangat.
Donghae pun segera menemui Gyuri di rumahnya. Saat Donghae sampai, Gyuri tengah duduk di kursi meja belajar di kamarnya.
“ Gyuri!” panggil Donghae dengan nafas yang tersengal-sengal.
Gyuri seketika menoleh dan terkejut melihat Donghae. Tapi, lagi-lagi dia memalingkan wajahnya.
“ Gyuri-ah!” Donghae berlutut di samping Gyuri. “ Jebal… cintai aku seperti yang telah kau lakukan!”
Gyurii menoleh dengan pandangan marah, “ Kemana saja kau selama ini? Kenapa kau tak pernah menemuiku? Kau pikir aku senang sibuk mememikirkanmu yang tiba-tiba menghilang? Kau mau pergi bergitu saja setelah membuatku terlanjur menyukaimu?”
Donghae tersenyum lalu memeluk Gyuri dengan erat.
Gyuri masih meneruskan perkataannya, “ Kau kira aku tidak mengkhawatirkanmu? Kau piker aku suka saat Hangeng oppa menyatakan perasaannya di hadapanmu? Apa kau piker aku tak memikirkan perasaanmu? Tega sekali kau pergi setelah menunjukkan kasih sayangmu?”
“ Ne…” Donghae tersenyum bahagia. “ mianhae…… Saranghae….”
Gyuri melanjutkan perkataannya sambil melepas pelukan Donghae, membuat Donghae terkejut, “ Satu hal yang kau kau tau! Meski aku lupa akan semuanya, dan bahkan mungkin aku lupa kau kekasihku.. sekarang aku telah mencintaimu. Lagi….” Gyrui tiba-tiba mencium Donghae yang terbelalak senang.
Tiba-tiba Donghae melepas ciuman Gyuri dan berkata, “ Sebenarnya aku memnag bukan kekasihmu.”
“ Mwo?” Tanya Gyuri kaget.
“ Tapi sekarang itu benar-benar terjadi.” sambung Donghae tersenyum lalu balik mencium Gyuri.
THE END
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar