Cast:
Jung Eunji
Oh Sehun
Kedua
orang itu sama-sama terkejut. Mereka saling menatap sebelum akhirnya saling
mencari objek lain untuk dilihat.
Sehun
lalu tak punya pilihan lain dan duduk di satu-satunya kursi yang kosong dalam
bus itu. Dia terpaksa duduk dengan seorang gadis yang sebelumnya sudah ia kenal
itu, gadis yang saat ini berpenampilan tomboy dan cenderung sembarangan itu.
Sehun hanya bisa melihat lurus ke dapan, berharap bus yang ia naiki itu
berjalan lebih cepat dari biasanya hingga ia bisa turun dengan cepat tanpa harus
duduk terlalu lama bersama Eunji.
Dan
Eunji juga terpaksa duduk bersama dengan lelaki berkacamata dan berpakaian rapi
itu, lelaki yang juga sudah ia kenal sebelumnya. Eunji hanya bisa menutup
hoodienya lebih dalam dan memandang keluar jendela, berharap bus yang ia naiki
itu juga melaju lebih kencang hingga ia tak perlu lama-lama duduk dengan Sehun.
Sekeras
apapun usaha mereka mengalihkan perhatian mereka, itu semua tetap jatuh pada
orang di samping mereka. Membuat mereka tanpa sadar memutar ulang memori yang
pernah mereka alami bersama, 5 bulan lalu…
“Ini tidak bagus. Sama sekali tidak!” kata
Eunji pada dua temannya saat mereka melihat dandanan Eunji di cermin. Entah
bagaimana dua teman Eunji bisa tertawa senang melihat penampilan baru Eunji,
tidak, sebut saja penyamaran Eunji, yang ia lihat di cermin saat ini bukan
Eunji sama sekali.
Eunji tak bisa melihat
telinganya, semua tertutup dengan rambut panjangnya. Poni di dahinya sudah di
tata sedemikian rupa hingga yang dua temannya bilang sempurna, ada bandana di
kepalanya yang sedari tadi ingin ia lepas karena gatal. Dan terlebih lagi, dua
temannya itu melarangnya memakai celana-celana jeans panjang favoritnya itu,
atau lebih tepatnya semua bawahan yang ia punya. Kini dia mengenakan dress
selutut dengan lengan seatas siku yang berenda membuatnya risih. Ini
berlebihan, pikirnya.
“Ini
yang kau butuhkan untuk menarik hati lelaki.” Kata Jieun, dia terlihat puas
dengan hasil kerjanya.
“Dan kencan butamu ini pasti
akan berhasil. Aku dengar lelaki itu dari SMA Haneul.” Sunyoung yang bicara
kali ini.
“Whooaa aku jamin otaknya jauh
melampaui Sunyoung Eunji-ah!” Jieun berkata mantap.
“Lagipula siapa yang bilang aku
perlu mencari lelaki dengan cara seperti ini? Kalian kira aku benar-benar tidak
laku?” tanya Eunji kesal. Berkali-kali ia menjilat bibirnya yang benar-benar
tak nyaman karena lipgloss milik Jieun. Eunji bahkan ingin segera membasuh
wajahnya karena make up yang mereka bilang tipis itu bagaimana pun juga sangat
tidak nyaman.
Seakan tak mendengar Eunji sama sekali,
mereka malah mendorong Eunji ke pintu keluar agar cepat berangkat, “Waktunya
berangkat Eunji-ah! Hwaiting!” kata Sunyoung ceria.
Sehun mengerjapkan
matanya berkali-kali karena lensa kontak yang temannya jejalkan dalam matanya
itu benar-benar mengganggu. Dia tetap lebih menyukai kacamatanya, meski
teman-temannya bilang itu terlalu kuno. Sehun melihat rambutnya yang sudah
ditata sedemikian rupa oleh Jongin, temannya, teman baiknya, menggunakan jel
hingga bisa berantakan ke segala arah namun dengan cara yang keren, itu juga
menurut Jongin. Dia tak diperbolehkan mengenakan kemeja-kemaja favoritnya,
Jongin malah menyuruhnya mengenakan kaos dengan kerah lebar, terlalu lebar
kebawah dan Sehun tak menyukainya, dia bersyukur Jongin masih memberinya sebuah
jaket jeans. Dan lagi celana jeans yang ia kenakan saat ini terlalu ketat,
membuatnya tak bebas bergerak.
“Jika aku dapat
nilai jelek ulangan besok, kau harus tanggung akibatnya.” Kata Sehun.
“Sehun-ah! Kau
perlu mengalihkan perhatianmu sebentar dari buku. Wajahmu sudah seperti buku.
Dan walaupun kau tak belajar malam ini, aku jamin nilaimu masih akan melesat
tinggi.” Jongin menghela nafasnya setelah membenahi lagi sedikit rambut Sehun,
“Sudahlah, cepat berangkat!”
Di
sanalah Eunji, duduk di hadapan lelaki yang memperkenalkan diri sebagai Oh
Sehun. Selain gaya bicaranya yang terlihat cerdas, Eunji tak begitu
mengharapkan wajah tampan itu. Ya lelaki ini terlalu sayang untuk dilewatkan,
karena entah mengapa, sejak mendengar suaranya pertama kali, jantung Eunji
berdebar kencang. Mungkin memang ada baiknya menyetujui kencan buta ini, dan
ada baiknya pula berdandan sedemikian rupa jika pasangan kencannya setampan
ini, membuat rasa minder Eunji yang biasanya sedikit mendominasi, sedikit
teratasi.
Sehun hampir tak bisa mengatasi senyum yang
terus ingin menyeruak keluar dari bibirnya. Belum pernah ada gadis semanis ini
benar-benar duduk di hadapannya, memperhatikannya dan bicara padanya. Dan
senyum gadis bernama Jung Eunji ini, bisa-bisa membuatnya sulit tidur malam ini.
Jongin mungkin benar soal berisirahat sejenak dari buku, jika penggantinya
adalah berkencan dengan gadis yang seperti ini, memang mungkin tak secantik
gadis-gadis di sekeliling Jongin, tapi cantik bagi Sehun sendiri, dan yang
terpenting lagi, dia tak terabaikan, seperti saat ia memakai kacamatanya dan
berkutat dengan buku.
Mereka berdua
mulai saling mengenal sejak saat itu, merasa sedikit cocok satu sama lain, dan
merasa saling tak mau melepaskan atau menyia-nyiakan kesempatan itu. Mereka
sama-sama saling menyukai orang di hadapan mereka, dan mereka berusaha
mengesampingkan kenyataan bahwa mereka berdua tidak sedang dalam diri mereka
masing-masing. Tidak dalam penampilan mereka yang asli dan berusaha menutupi
diri mereka yang asli, karena takut jika karakter asli mereka kembali lagi,
mereka takkan disukai lagi. Pemikiran yang sama persis.
Tangan
mereka tak sengaja bersentuhan saat mereka memegang sandaran kursi di depan
mereka karena bus baru saja mengerem dengan tidak begitu mulus. Mereka segera menarik
kembali tangan mereka masing-masing, berusaha menutupi rona merah di wajah
mereka yang entah mengapa harus muncul di saat seperti ini. Lagi-lagi Sehun dan
Eunji mencari objek lihat lain, yang sebisa mungkin membuat mereka takkan
bertabrakan arah pandang.
Tapi
bagaimana Eunji bisa mengabaikan ingatannya tentang cara Sehun bicara dengan
segala kecerdasannya, suaranya yang menenangkan dan kadang membuat Eunji ingin
melindunginya itu?
Dan
bagaimana juga Sehun bisa mengabaikan ingatannya tentang pribadi Eunji yang
ceria dan selalu bicara sesuai yang ia pikirkan saat itu tanpa harus berpikir
panjang dan selera humor gadis itu yang selalu bisa membuat hari Sehun cerah?
“Sungguh kau tidak
merasa bosan denganku?” tanya Sehun saat mereka selesai menonton sebuah film
malam itu di pertemuan mereka yang sudah kesekian kalinya, ya mereka sudah
cukup dekat.
“Tidak. Mengapa
begitu?” tanya Eunji heran.
“Tidak..” Sehun
menyembunyikan senyumnya. Dia senang Eunji masih bertahan di dekatnya dan tidak
pergi diam-diam seperti gadis yang lain.
“Kenapa? Apa yang
kau pikirkan?” tanya Eunji lagi.
“Tidak, kau hanya
tidak sama dengan yang lain. Aku tidak mengira kau akan tahan denganku selama
ini.” Eunji tersenyum mendengarnya, itu juga yang ia pikirkan soal Sehun,
persis seperti itu.
“Begitu ya?” Eunji
tak menyembunyikan senyumnya, dia benar-benar terlihat ceria malam ini.
“Bagaimana kau
bisa tahan?” tanya Sehun penasaran.
Tanpa pikir
panjang seperti biasanya Eunji menjawab, “Karena aku menyukaimu.” Eunji baru
sadar dengan perkataannya saat dia merasa tiba-tiba berjalan sendiri karena
sehun membeku di tempatnya sambil menatap lurus ke depan, tatapannya kosong,
dia terlihat terkejut.
Eunji tertawa, “Ya
Oh Sehun!” panggilnya. Dan Sehun sadar dia sedang menjadi dirinya yang asli, ia
segera kembali menjadi Sehun yang keren dan menyusul langkah Eunji sambil
tersenyum.
Eunji seketika
merangkulkan lengannya ke pundak Sehun dan bicara enteng, “Jung Eunji menyukai
Oh Sehun, apa yang aneh dari itu?” dia tertawa, lalu sadar dia sedang menjadi
dirinya sendiri, ia segera menurunkan lengannya dan kembali bersikap menjadi
Eunji yang feminine.
Dan
Sehun juga Eunji takkan bisa mengabaikan ingatan yang muncul setelah itu.
Ingatan dimana mereka berciuman di tempat mereka berpisah malam itu setelah
Sehun memberi tahu Eunji dia juga menyukainya. Ciuman yang menandakan hubungan
mereka naik satu level dari sebelumnya. Sepasang kekasih.
Lalu
mereka tak sengaja saling bertatapan saat siku Sehun tak sengaja menyentuh
lengan Eunji cukup keras saat dia mengambil ponsel di sakunya. Lagi-lagi mereka
segera berpaling ke objek lihat lain.
Mungkin terlalu cepat. Mungkin. Mereka
bahkan belum terlalu lama saling mengenal, tapi Eunji maupun Sehun tak ada yang
memusingkan hal itu. Mereka memanfaatkan waktu mereka dengan baik, mengenal
satu sama lain lebih dalam, kecuali karakter dan penampilan asli mereka
masing-masing.
Eunji akan menemui
Sehun di perpustakaan kota setiap Sabtu jika tak ada hal lain yang tak
memungkinkan, untuk mengerjakan tugas yang mereka dapat dari sekolah mereka
masing-masing. Atau Eunji hanya akan menemani Sehun mengerjakan tugasnya, atau
sebaliknya di perpustakaan itu. Atau bahkan hanya saling menemani satu sama
lain untuk menghabiskan waktu.
Dan Sehun akan
menemui Eunji di taman tengah kota di hari Minggu. Meskipun tak selalu
berjudulkan kencan, tapi mereka selalu berhasil menghabiskan waktu rileks
bersama di taman itu dengan baik. Kadang Eunji akan membawakan makanan buatan
ibunya atau Sehun yang membawa kue-kue buatan ibunya. Mereka benar-benar saling
menikmati keberadaan mereka satu sama lain. semuanya baik-baik saja. Baik-baik
saja hingga..
Entah
bagaimana Sehun dan Eunji sama-sama mengeluarkan ponsel mereka saat bus mereka
melewati kelokan untuk melihat jam. Tentu saja mereka sama-sama terkejut saat
melihat gambar yang terpajang di ponsel mereka masing-masing. Sama. Masih sama
seperti terakhir kalinya mereka menghabiskan waktu di taman kota itu.
Pemandangan
taman kota itu terpampang manis di layar ponsel mereka. Dua gambar identik yang
berasal dari satu kamera. Gambar yang mereka ambil saat pertama kali mereka
berkencan di taman itu. Dengan cepat mereka mengembalikan ponsel mereka ke saku
masing-masing.
Sudah 3 bulan mereka bersama. Tapi mereka
tak pernah benar-benar memperkenalkan kehidupan pribadi mereka. Atau
memperkenalkan teman-teman mereka satu sama lain. Alasannya masih sama, karena
mereka takut kehilangan satu sama lain. takut ditinggalkan satu sama lain jika
diri mereka yang asli terkuak. Tetap alasan dan pemikiran yang sama. Dan
pemikiran yang sama itulah juga yang membuat mereka berpisah di tengah jalan.
Di suatu sore yang
cerah. Saat Sehun dan Eunji tidak menghabiskan waktu bersama karena itu hari
Senin, mereka pergi bersama teman mereka masing-masing, tanpa absen saling
mengirim pesan.
Jadi Sehun baru
saja mengirim pesan pada Eunji saat ia melihat tiga perempuan di meja kasirr
kafe tempat ia dan teman-temannya menghabiskan waktu sepulang sekolah sore itu.
Dan matanya takkan bisa tidak mengenali gadis berambut di gelung ke atas namun
acak-acakan itu. Lengan segaramnya sudah di lipat keatas agar dia lebih bebas
bergerak. Tidak ada bandana di kepalanya, sepatunya sama sekali jauh dari kesan
feminine, sepatunya sudah belel terlihat sudah terlalu sering dipakai berlari.
Tapi senyumnya sama, senyum yang selalu berhasil membuat Sehun merasa terbang
ke langit. Dan gadis itu juga melihat ke arahnya.
Karena Eunji juga
baru saja membaca pesan dari Sehun saat ia melihat ke sekelompok lelaki yang
duduk mengitari salah satu meja di kafe tempat ia dan teman-temannya membeli
kopi sore itu. Dan matanya juga takkan bisa tidak mengenali lelaki berkacamata
itu, seragamnya terlihat sangat rapi dan jauh dari kesan berantakan,
rambutnyapun terlihat natural disisir dengan rapi. Mereka saling menatap.
Yang ada dalam
pikiran mereka saat itu adalah ingin lari setelah menghentikan waktu dan
mengambil peralatan, anggap saja peralatan penyamaran mereka, dan muncul
kembali menjadi Sehun dan Eunji yang seperti biasanya, yang biasa muncul saat
mereka berdua bersama. Bukan Sehun dan Eunji yang biasa muncul saat mereka
bersama teman-teman mereka.
Dan mereka
sama-sama merasa bersalah. Setelah mengetahui kenyataan bahwa keaslian mereka
terbongkar, mereka merasa bersalah satu sama lain. Eunji merasa dirinya sudah
mengecewakan Sehun. Dan Sehun merasa dirinya sudah mengecewakan Eunji. Dan sore
itu, mereka pergi tanpa kata. Sore itu juga terakhir kalinya mereka bertemu.
Tanpa kata mereka berpisah. Sama-sama merasa tak pantas untuk bersama lagi
setelah kebohongan mereka terkuak.
Tabrakan
pandangan mereka yang kali ini memang sengaja mereka lakukan. Dalam waktu yang
bersamaan mereka saling menatap, lalu ragu sesaat dan saling berpaling lagi
untuk tenggelam lagi dalam pikiran mereka masing-masing.
Eunji
bertanya-tanya mengapa mereka berpisah semudah itu? Mengapa mereka sama sekali
tak berkata apa-apa satu sama lain untuk, setidaknya menjelaskan perpisahan
mereka? Eunji berpikir ulang, lalu apakah Oh Sehun yang asli mengecewakannya?
Tidak. Sejak awal dia bukan penggila lelaki keren dengan rambut berantakan
atapun image badboy dan apapun itu
yang sejenis.
Sehun
juga berpikir hal yang sama, Eunji yang asli sama sekali tak mengecewakannya.
Sejak awal dia bukan peggila gadis ekstra feminine yang akan selalu mengenakan
motif bunga kemanapun dia pergi. Lalu mengapa mereka harus berpisah seperti
itu? Mengapa mereka bahkan tidak mencoba membicarakannya baik-baik.
Bus
mereka berhenti. Mereka masih sibuk dengan pikiran mereka masing-masing saat
mereka turun dari bus dan mengambil arah yang berlawanan.
Hubungan
mereka mungkin memang sudah dimulai dengan kebohongan. Hubungan mereka mungkin
memang terlalu cepat dan kurang jujur. Tapi Jung Eunji memang benar-benar
menyukai Oh Sehun waktu itu. Dan Oh Sehun juga memang benar-benar menyukai Jung
Eunji waktu itu. Dan setelah 5 bulan mereka berpisah, lalu secara ajaib bertemu
lagi dengan penampilan yang berbeda dan asli milik mereka sendiri seperti ini.
Pemikiran mereka masih sama. Perasaan mereka masih sama. Semua mungkin sudah terlanjur
terjadi begitu saja, tapi itu tak apa. Toh mereka benar-benar bahagia saat itu,
dan mereka benar-benar jatuh hati satu sama lain. Mereka berpisah bukan karena
saling kecewa, tapi mereka berpisah karena kesalah pahaman rasa bersalah mereka
masing-masing. Mereka berpisah karena takut mengecewakan, takut kehilangan satu
sama lain, jadi itu tak apa. Dan mungkin tak apa jika mereka memulai lagi dari
awal, kali ini tanpa melupakan kejujuran penuh mereka masing-masing.
Sehun
menghentikan langkahnya. Eunji menghentikan langkahnya. Mereka sudah selesai
berpikir. Mereka sama-sama berbalik dan kembali melangkah. Senyum berkembang di
bibir mereka saat menyadari mereka melakukan hal yang sama. Saat mereka sudah
berjarak selangkah, mereka tertawa setelah tanpa sengaja mereka juga bicara
bersamaan, “Mianhae.”
“Mianhae,
sudah bohong padamu.” Kata Eunji.
“Mianhae
sudah tidak jujur padamu.” Kata Sehun.
“Gwencanha.”
“Gwencanha.”
THE END
aaaaaaa biruuu aaaaa...
BalasHapusaku tersipu.. /.\
sukaaa lucuukkk, ketawa dan malu sendiri /.\
heeee... apa ini?? apa fanfic ini berhasil menggelitik pengalaman sendiri kah? XDXD
Hapusthanks sudah mampir.
BUAAKAKAKA...
BalasHapusJujur, pas liat ilutrasi ff ini saya ngakak. Akhirnya Authornim sudah bisa membuka hati untuk Sehun. kkk. XD XD XD
Di ff ini ceritanya mereka seumuran kan? Soalnya mikirnya bakal ada moment "noona" disini. Tapi kayanya emang ga begitu di jelasin, jadi berarti mereka seumuran.
Ringan dan menghibur fic ini. Seneng aja bayangin Jongin dandani Sehun gitu. kkk.
Eunji Sehun... boleh lah... hahaha
nice thor...
YRP
ya anggap saja mereka seumuran.
Hapusterima kasih sudah mampir sdri. yrp.
Menyenangkan. Jadi tidak bisa membayangkan Bagaimana perasaan atao pikiran mereka ketika duduk berdua dengan keadaan seperti itu. tapi terlalu mudah membayangkan karakter masing2 ketika sehun mnjadi culun dan eunji mnjadi tomboy. Bagus thor
BalasHapusAwalnya sedikit bingung thor dg ilustrasinya. Eh trnyata kkkkkk
BalasHapusDaebakk, meski awalnya kurang ngerti kkk
BalasHapusTerus berkarya , hwaiting !
hehe^^ makasih udah baca dan komen'-')b
Hapuskeren author-nim,, sumpah.. Penggambaran alur dari kata"nya keren.. Karakter asli mereka juga,,
BalasHapusFighting buat ff selanjutnya ^^
^^ hehe thanks. jgn males baca2 ff lainnya ya.
Hapus