Di sebuah lokasi syuting sebuah drama terlihat semua kru sedang sangat sibuk mempersiapkan scene pertama mereka. Beberapa artis muda yang tergolong pendatang baru terlihat juga bersiap-siap. Diantaranya terlihat gugup dan cemas.
Sang sutradara sudah meneriaki semua kru dan artis siap di tempat. Namun ada pemandangan tak mengenakkan dari seorang manajer artis yang sedang naik daun tapi selalu membuat masalah dengan keegoisannya.
“Kemana Gongchan? Kenapa anak ini selalu membuat masalah?” kata manajer Gondhan dengan kesalnya. Ini semua karena hati Gongchan yang terpaksa menjadi seorang actor hanya untuk membayar hutang appanya. Sebenarnya dia hanya ingin hidup seperti pelajar biasa. Namun tak ada orang yang mengerti itu. Sekarang dia hanya hidup sendiri di apartemennya yang mewah itu. Appanya hanya sesekali berkunjung kesana jika ada keperluan. Tentunya soal uang. Eommanya sudah meninggal sejak ia berumur 5 tahun.
Diumur 18 tahun ini Gongchan merasa hidupnya makin lama makin suram. Pekerjaannya saat ini seperti neraka baginya. Semua ketenaran, harta dan fansnya yang berlimpah sama sekali tak bisa membuatnya bahagia.
Kang Jiyoung, seorang aktris yang benar-benar baru sedang melihat kesana-kemari dan memperhatikan sekitarnya. Ini adalah drama pertamanya, tapi walaupun ini pertama kalinya, dia sudah memiliki peran yang cukup penting yaitu sebagai pemeran wanita kedua.
Manajer Jiyoung baru saja pergi sehabis menjelaskan semua yang harus ia lakukan nanti. Saat itu juga Jiyoung mendengar Manajer Gongchan yang sedang kebingungan. Jiyoung tersenyum simpul. Karena saat ia baru datang di lokasi tersebut, ia sudah menemukan seorang actor yang sudah sangat ia tahu tidur pulas di sudut tersembunyi lokasi itu.
Jiyoung segera menuju ketempat Gongchan tidur tadi.
“Sunbae. Apa kau masih sangat mengantuk?” Tanya Jiyoung sambil menepuk pelan tubuh Gongchan. “Sunbae?”
Gongchan terbangun dan sedikit tak sadar karena setelah membuka mata ia melihat wajah secantik itu. “Aku aku bermimpi?” gumamnya pelan. Dia serasa ada di kayangan dangan seorang bidadari membangunkannya.
“Sunbae? Bisa kau cepat kesana? Mereka sudah hamper memulai syutingnya.” Kata Jiyoung dengan halus dan ramah tanpa dibuat-buat.
“Kenapa fans ada disini? Bagaimana kau bisa masuk? Kenapa kau memanggilku sunbae?” Gongchan heran mengapa gadis itu tahu soal syuting tapi mengapa dia tak mengenal gadis itu. Dia sempat berpikir gadis itu salah satu kru, tapi tak mungkin dengan dandanannya itu.
“Aku bukan fansmu. Sama sekali bukan. Molla? Kau lupa? Bukankah kita sudah bertemu saat pembacaan naskah pertama?” Tanya Jiyoung.
Gongchan berpikir sejenak, dia sadar dia memang tak memperhatikan sekitar saat itu. Sampai ia tak sadar ada gadis itu disana. Dia menyimpulkan gadis itu pasti salah satu aktris baru itu. Karena dia bukan Park Jiyeon, pastilah Kang Jiyoung. Hanya itu yang bisa diingatnya.
Gongchan tersenyum melihat kepolosan gadis itu.
“Sunbae masih sangat mengantuk?” Tanya Jiyoung. “Sebaiknya kita kesana sekarang. Kajja!”
Gongchan masih tersenyum lalu dia mulai bergerak dan melangkah di belakang Jiyoung.
Setelah mereka sampai ditempat, manajer Gongchan langsung memarahinya habis-habisan dengan suara pelan. “Apa yang sebenarnya kau lakukan? Kau mau buat aku mati? Tak sadarkah kau sebelum itu terjadi kau dulu yang merasakan akibatnya?”
Seperti biasanya Gongchan hanya menganggapnya angin lalu. Dan hanya berjalan santai menuju tempat yang memang harus dia tuju sedari tadi. Dia tersenyum simpul pada Jiyoung saat melewatinya. Jiyoung membalas senyumannya dengan tulus.
Pengambilan scene pertama pun dimulai. Gongchan sedang berdialog dengan pemeran utama wanitanya yang bernama Park Jiyeon. Perempuan ini lebih senior dari Gongchan dan Jiyoung.
Settingnya adalah sebuah pesta megah, Gongchan adalah seorang pewaris perusahaan terbesar di negara itu, bernama Song Joohwan. Perusahaannya mengadakan pesta itu untuk merayakan ulang tahun perusahaan.
Sedangkan Jiyeon adalah seorang gadis biasa bernama Kim Yunjoo yang sengaja mengikuti pesta itu dengan menyamar untuk menyelidiki pembunuh appanya yang sebenarnya adalah appa Gongchan di drama itu.
“Aku benar-benar ingat. Gadis dengan wajahmu ini tak terdaftar di undangan pesta. Kau mewakili siapa?” Tanya Joohwan sambil terpana akan kecantikan yang tak biasa dari Yunjoo. Dia terlihat tak mau berbasa-basi.
Dengan dinginnya Yunjoo menjawab, “Kau tak perlu khawatir aku bukan undangan gelap yang akan meledakkan tempat ini.” Lalu pergi dengan santai menghindari pertanyaan Joohwan yang selanjutnya.
Tanpa menyerah Joohwan tetap bertanya sambil meraih lengan Yunjoo, “Kau harus tahu, pesta juga punya aturan. Anggap aku tuan rumahnya, apa ini sikap tamu yang seharusnya?”
Yunjoo menoleh masih dengan wajah dingin, “Menyentuh tubuh tamu yang sama sekali belum dikenal, apa ini juga sikap tuan rumah yang sepantasnya?”
Joohwan melepaskan lengan Yunjoo seketika.
Disaat yang bersamaan, Tokoh Jiyoung yang bernama Im Ryuna datang dan langsung menggandeng lengan Joohwan. Dengan terpaksa Gongchan harus berekspresi malas, walaupun hatinya senang.
“Tunanganku, apa yang kau lakukan dengan gadis asing ini?” Tanya Ryuna sombong.
Tokoh Ryuna adalah gadis keturunan Jepang yang juga sangat kaya. Keluarganya adalah pemilik hotel terbesar kedua di Jepang. Maka dari itu keluarga Joohwan menjodokan Joohwan dengannya.
“Sebaiknya tuan rumah memperhatikan tunangannya sendiri daripada tamu asing.” Kata Yunjoo lalu pergi.
Gongchan harus berekpresi kecewa melihat Yunjoo pergi. Sedangkan Jiyoung harus terlihat puas dengan itu.
“Kau mau segelas anggur?” Tanya Ryuna dengan nada halus dibuat-buat. Sang sutradara kagum dengan Jiyoung yang berhasil melakukannya dengan natural dan keren.
“Aku sedang tak ingin minum atau makan apa-apa jika itu atas rekomendasimu.” Kata Joohwan dingin lalu pergi meninggalkan Ryuna sendiri dengan ekspresi bencinya.
“Cut!” teriak sutradara lalu bertepuk tangan. “Kalian bagus.” Kru yang lain pun bertepuk tangan.
Gongchan mengamati Jiyoung dari jauh, dia kagum dengan kemampuan aktingnya. Dia rasa Jiyoung bisa dengan sangat baik memainkan tokoh yang sama sekali berbeda dengan kepribadiannya sendiri di drama pertamanya.
“Gongchan-sshi! Apa kabar?” sapa Seungri salah satu pemain drama itu yang baru saja datang di lokasi. Dia terlihat senang bertemu Gongchan.
“Ah Hyung! Aku baik-baik saja.” Balas Gongchan seadanya. Dia hampir lupa bahwa ia satu drama lagi dengan Seungri setelah setahun yang lalu ia bermain bersama di sebuah drama.
Seungri berdiri di depan Gongchan sehingga menghalangi pandangan Gongchan ke Jiyoung.
“Akhirnya kita bertemu lagi. Aku sudah menunggu waktu untuk bermain dengan actor sepintar kau lagi.” Jelas Seungri masih sangat senang. “Baiklah. Aku harus syuting sekarang dengan Jiyeon-sshi.”
Gongchan hanya mengangguk sambil terus melihat kea rah Jiyoung yang sekarang sedang memakan sebungkus roti.
Setelah Seungri pergi, kaki Gongchan mengantar tubuhnya untuk duduk disamping Jiyoung.
“Sunbae?” kata Jiyoung melihat Gongchan datang. “Kau mau ini?” Jiyoung mengulurkan rotinya. Gongchan hanya berpikir betapa polos dan tulusnya gadis ini? Sangat terlihat tak ada yang dibuat-buat.
“Kalau kau tak keberatan, aku memang lapar.” Jawab Gongchan jujur. Pagi tadi dia memang tak sempat sarapan.
“Sunbae lapar? Apa sunbae belum makan?” Jiyoung terlihat simpati dan langsung merobek 3/5 rotinya dan memberikannya pada Gongchan.
Gongchan hanya menggeleng sambil tersenyum dan menerima pemberian Jiyoung.
“Sunbae harus sarapan berapan banyaknya setiap pagi. Kau tahu? Sarapan itu sangat penting.” Jelas Jiyoung. “Apa sunbae mau lagi? Aku masih punya beberapa bungkus lagi.”
“Tak usah. Yang lain untukmu saja. Kau lebih butuh banyak energi untuk drama pertamamu.” Jawab Gongchan masih tersenyum. Dia makin meyukai sosok Jiyoung yang ada di depannya itu. Belum pernah ia temui gadis sepolos dan setulus itu.
Jiyoung tersenyum, “Baiklah.”
Mereka berdua pun melihat Jiyeon dan Seungri yang sedang mengambil beberapa adegan.
“Jangan bilang kau benar-benar pergi ke pesta itu!” Tokoh Seungri yang bernama Kim Songju terlihat sangat marah sekaligus khawatir sebagai oppa satu-satunya Tokoh Jiyeon yaitu Kim Yunjoo.
“Oppa tak usah khawatir. Pada akhirnya oppa masih bisa melihatku pulang kan?” jawab Jiyeon dingin.
“Micyeoso?” Seungri makin naik darah. “Oppa sudah bilang kita tak usah lagi berurusan dengan keluarga Song itu. Bagaimanapun juag balas dendam itu tak ada habisnya. Tak bisakah kau memaafkan mereka?”
Yunjoo menatap Songju dengan tajam, “Mwo? Memaafkan? Bagaimana oppa bisa menyuruhku memaafkan keluarga mengerikan itu? Bahkan oppa tak tahu bagaimana sikap putra pewaris kesayangan mereka!”
“Kim Yunjoo!” bentak Songju.
“Geumane… aku sangat lelah, aku harus tidur sekarang.” Sela Yunjoo lalu pergi ke kamarnya.
Sekali lagi Sutradara berteriak, “Cut!” syuting hari itu pun dilanjutkan hingga malam. Mereka harus mendapat cukup banyak scene untuk awalnya.
***
Syuting drama yang berjudul “I Love You the Way You Are” it uterus berlanjut hingga mancapai 5 episode, dari keseluruhan 16 episode.
“Kita mendapatkan rating tertinggi di episode 5 kemarin.” Kata seorang kru dengan senangnya.
Semua kru dan actor juga ikut senang mendengarnya.
“Itu berarti kita harus kerja lebih baik lagi.” Celetuk Seungri dengan ramahnya.
“Ya.” Para kru bersautan.
“Sunbae. Kita berhasil sunbae.” Kata Jiyoung sangat senang di sudut ruangan. Dia tengah bicara pada Gongchan yang tanpa ada yang menyadari, bahkan Jiyoung sendiri, bahwa dia selalu duduk di samping Jiyoung di sela syuting.
“Tak heran. Kerjamu sangat bagus.” Jawab Gongchan.
“Sunbae juga.” Balas Jiyoung.
“Wah kalian terlihat senang. Aku lihat kalian juga semakin dekat. Apa ada hubungan khusus?” Tanya Jiyeon yang tiba-tiba menghampiri mereka.
“Ah, Jiyeon sunbae.” Jiyoung agak terkejut.
“Apa sangat terlihat?” Tanya Gongchan.
“Cukup terlihat.” Jawab Jiyeon sambil tersenyum.
“Apa yang kalian biacarakan?” Tanya Jiyoung.
Jiyeon dan Gongchan tersenyum melihat tingkah Jiyoung.
“Aku membicarakanmu. Bukankah kau dan Gongchan makin dekat?” Tanya Jiyeon balik.
“Dekat?” Jiyoung berpikir sejenak, “Ah, ani bukan begitu. Tidak sedekat itu.” Jiyoung tersenyum.
“Kenapa? Apa karena ini pertama kalinya, kau takut mendapat skandal?” Tanya JIyeon pada Jiyoung.
Gongchan hanya tersenyum sambil terus memperhatikan Jiyoung.
“Ani. Tapi kenyataannya memang seperti sunbae. Bahkan tak ada bahan yang cocok untuk dijadikan skandal.” Jelas Jiyoung jujur.
Jiyeon tersenyum dan terlihat kagum pada Jiyoung. “baiklah. Arasso. Bekerjalah dengan lebih baik.”
“Kamsa hamnida sunbae.” Jiyoung membungkukkan badannay sedikit sambil tersenyum.
Gongchan melihatnya dan berkata, “Mengapa jika melihatmu, dunia terasa indah?”
“Mworagoyo?” Jiyoung tertawa kecil, “lagipula untuk apa kita merasa sedih jika dunia memang seindah ini?”
Gongchan makin terpesona dengan Jiyoung. Lalu ia teringat sesuatu. “Bukankah sebentar lagi adegan ciuman kita?”
“Arayo. Apa kau tak merasa aku berusaha menutupi kegugupanku sedari tadi?” Jiyoung masih saja tersenyum.
“Aku kagum padamu.” Kata Gongchan tanpa basa-basi.
Mereka pun memuli adegan selanjutnya.
“Nona Kim Yunjoo! Berhenti!” teriak Joohwan.
Yunjoo tak mendengarnya hingga membuat Joohwan berlari dan meraih lengannya dan menahannya pergi. “Apa yang sebenarnya kau lalukan? Kau selalu datang dan pergi sesuka hatimu di kehidupanku sekarang ini. Apa kau kira aku in halte bus? Apa yang sebenarnya kau inginkan? Siapa sebenarnya kau?”
Yunjoo tersenyum kecut, “Apa itu begitu penting bagimu? Tak cukup dengan aku bekerja sebagai staf pelayan di rumahmu yang megah ini?”
“Bukankah itu aneh? Sorang gadis yang sama sekali tak ada hubungannya dengan keluarga ini, tiba-tiba datang ke pesta perusahaan tanpa diundang, dan tiba-tiba kau bekerja di rumahku sebagai staf pelayan. Apa kau piker aku akan diam saja mengetahuinya? Apa kau piker aku tak akan mencurigaimu sebagai teroris?”
“Joohwan!” panggil Ryuna dari belakang Joohwan, dia sedang berusaha menyusul Joohwan dengan high heelsnya. Lalu setelah sudah dekat dengan mereka, dia mulai bicara, “Ada apa sebenarnya dengan kalian berdua?”
“Kalian tak usah mempedulikanku. Urus saja kehidupan kalian sendiri.” Kata Yunjoo.]
“Ani, apakaha kau tahu apa yang aku pikirkan selama ini sejak bertemu denganmu?” Tanya Joohwan.
“Joohwan-ah. Ada apa denganmu? Mengapa kau meributkan gadis yang tak diketahui asal-usulnya ini hingga mengabaikanku?” Ryuna terlihat sedih.
“Sudah kubilang. Kau tak perlu mengikutiku kesana-kemari. Kau sudah tahu kenyataannya aku sama sekali tak pernah menyetujui pertunangan kita.”
“Mengapa kau jadi membahas pertunangan kita? Apa kau mulai meyukai gadis ini?” Ryuna naik darah.
“Jangan bicarakan hal itu denganku.” Kata Joohwan lalu segera menyusul Yunjoo yang telah melangkah pergi karena merasa tak seharusnya berada disana.
Joohwan berhasil meraih lengan Yunjoo lagi, namun tiba-tiba Ryuna juga membalik badannya dan langsung menciumnya.TO BE CONTINUED.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar