Halaman

Rabu, 23 Oktober 2013

[FANFIC] Between Truth and Lies (part 3)



Lagi-lagi Eunji sedang dengan cerianya bicara dan bercanda bersama Kyungsoo saat Baekhyun datang bersama Jieun. Baekhyun benar-benar heran bagaimana bisa gadis itu hanya ceria di hadapan Kyungsoo? Apa mereka sahabat yang sangat sangat dekat? Apa Eunji begitu menyukai Kyungsoo?

            Dan sekali lagi, ekspresi wajah Eunji seketika berubah melihat Jieun datang. Dia pergi setelah menatap Baekhyun sekilas, meninggalkan Kyungsoo yang bingung.
            Baekhyun dan Kyungsoo berakhir di balik meja counter sambil mengelap gelas-gelas yang baru saja dicuci sambil sesekali melihat ke arah Eunji dan Jieun. Eunji masih diam sedari tadi sedangkan Jieun masih berusaha bicara. Mereka berdua tak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan. Namun Baekhyun tahu, rasa ingin tahu Kyungsoo sebesar miliknya.
            Siapa gadis itu sebenarnya? Pacarmu? Melihat dia kenal Eunji, kalian satu sekolah? Kyungsoo bertanya bertubi-tubi.
            Bukan. Dia bukan pacarku. Baekhyun hampir tesedak saat menjawabnya, Ya kami satu sekolah. Mereka teman satu sekolah. Itu saja. Baekhyun menolak menjelaskan yang sebenarnya ia ketahui.
            Tapi kenapa sepertinya Eunji tak menyukainya?
            Aku tak tahu. Jawab Baekhyun. Lalu sedetik kemudian Eunji pergi dari hadapan Jieun yang dengan wajah kecewanya memaksan senyum pada Baekhyun. Baekhyun tidak tahan lagi. Ia segera menyusul Eunji ke ruang loker.
            Sebelum Baekhyun bisa berkata apapun, Eunji sudah mengeluarkan suaranya, Kenapa kau bawa dia kesini lagi? tanpa memandang Baekhyun, tatapannya kosong ke arah pintu lokernya sendiri.
            Tak bisakah? tanya Baekhyun mendekat. Tak bisakah kalian mulai dari awal lagi? Apapun yang terjadi di masa lalu antara kalian, aku tak tahu. Dia jelas ingin berbaikan lagi denganmu. Karena itu aku menuruti permintaannya."
            Eunji lalu menatap Baekhyun, tersenyum pahit lalu pergi begitu saja. Sebenarnya apa yang terjadi di antara mereka dulu?  Apa gossip yang tersebar itu sungguhan? Baekhyun mendadak benar-benar ingin tahu dan ia harus tahu.
***                                                                                 
            Baekhyun tidak begitu senang saat Ibunya berhasil mengirimkan sebuah mesin pemasak nasi dan beras diam-diam di belakang Ayahnya, meski ia bisa setidaknya terhindar dari kelaparan, percuma saja, Baekhyun tak bisa menggunakannya. Ia tak tahu cara memasak nasi, ia mendesah kesal.
            Baekhyun keluar flatnya bermaksud membeli ramen seperti biasa saat menyadari uang di dompetnya sudah tak cukup lagi, bahkan untuk membeli satu cup ramen paling kecil. Dia merasa sangat buruk dan bodoh.  Seharusnya seorang Byun Baekhyun tidak hidup dengan cara seperti ini.
            Baekhyun melihat Eunji di bawah sana sedang menuju ke atas, sepertinya selesai membuang sampah. Ide itu muncul, Jelas Baekhyun bisa meminta bantuannya untuk memasak nasi di mesin menyebalkan itu, tapi mana mungkin Baekhyun memintanya? Setidaknya setelah semua kejadian yang terjadi belakangan. Mana mungkin Baekhyun meminta bantuan lagi?
            Namun suara keluar dari mulut Baekhyun begitu saja saat Eunji baru memegang gagang pintunya, rasa lapar di perutnya menghianati otaknya, Apa kau bisa menggunakan mesin penanak nasi?
            Eunji menoleh dengan ekspresi penuh tanyanya.
            Bisa kau bantu aku? Aku ada sedikit kesulitan. Bukan sedikit, dia punya banyak kesulitan dengan hidupnya saat ini.
            Akhirnya Eunji berada dalam flat Baekhyun, dengan tenang dan santai sedang memasak nasi untuk Baekhyun. Seperti kata Eunji, Baekhyun berusaha mengingat semua yang Eunji katakan. Namun dengan perut yang selapar itu, Baekhyun terlalu lemah untuk menerima pelajaran apapun saat ini.
            Setelah sepertinya menyadari keadaan Baekhyun dan isi flatnya, Eunji menawarkan kebaikan lainnya, Kau tak punya lauk kan? lalu ia pergi dan kembali dengan membawa beberapa lauk yang ia punya. Ini, makan saja. Eunji mengulurkannya.
            Gomawo. Baekhyun tulus mengatakannya. Kalau bukan karena Jung Eunji, dia mungkin akan mati kelaparan mala mini tanpa ada orang yang tahu. Eunji sudah beranjak pergi setelah memberi Baekhyun senyum tipis untuk balasan terimakasihnya, namun Baekhyun memintanya makan bersama.
            Makanlah juga.
            Ani. Eunji menolak, Aku punya nasi sendiri.
            Kau sudah membuatkanku nasi, dan memberiku lauk. Aku tahu mencari uang dan hidup sendiri itu sangat sulit. Tak mungkin aku hanya mengucapkan terimakasih padamu. Setidaknya aku harus melakukan sesuatu kan?
            Kau kekurangan uang karena gajimu dikurangi untuk piring-piring yang aku pecahkan kan?
            Sudahlah jangan bahas itu lagi. Harus berapa kali aku bilang bahwa itu salahku? tanya Baekhyun. Wajahnya sekarang memohon Eunji untuk makan bersamanya.
            Eunji akhirnya berakhir makan malam bersama Baekhyun dalam flat yang lebih lembab dari miliknya itu. Apa kau tak pernah membersihkan tempatmu ini? tanya Eunji santai sambil memakan makanannya, Baekhyun tahu gadis itu sengaja mengambil porsi yang sangat sedikit.
            Baekhyun lalu melihat ke sekeliling, Ya, kau tahu, orang sepertiku sama sekali tak punya kemampuan untuk hal-hal seperti itu.
            Kau tidak akan memintaku membantumu membersihkan tempat ini juga kan? tanya Eunji polos.
            Baekhyun tertawa, Tentu tidak. Lalu ia berhenti dan menatap Eunji penuh arti, Tapi jika kau tak keberatan kau bisa melakukannya untukku. Kau tahu, kita tetangga baik kan? dia tertawa lagi. Dia tahu candaan ini sangat lemah, tapi entah kenapa ia ingin sekali saja melihat tawa Eunji seperti saat gadis itu bersama Kyungsoo.
            Eunji mendengus, bisa dianggap tawa yang ditahan, lalu ia kembali ke makanannya, Untuk yang satu itu kerjakan sendiri. Aku sangat alergi debu.
            Aku takkan benar-benar memintamu. Kau tenang saja. Baekhyun lalu kembali serius, Bagaimana kau bisa hidup sendiri? Bagaimana kau bisa sekuat itu hidup sendiri? Apa tidak sulit? Aku lihat kau tak punya kesulitan apapun dengan hidup sendirimu itu?
            Eunji hanya menatapnya dan tak menjawab, Aku harus menghabiskan sisa masa sekolahku di tempat ini. Ini benar-benar seperti mimpi buruk bagiku. Entah kenapa Baekhyun bisa dengan mudahnya terbuka pada gadis di hadapannya itu. Ia bahkan tak perlu repot-repot menjaga kelakukannya seperti yang ia lakukan di hadapan Jieun. Itu pasti karena ia menyukai Jieun, ya pasti karena itu, karena ia tak bisa tak salah tingkah di hadapan gadis secantik Jieun.
            Alasanku hidup sendiri? Eunji berkata sambil terus memakan makanannya. Karena aku tak punya orang untuk tinggal bersama.
            Ne?
            Aku tak punya orang tua. Jawab Eunji santai. Apa kau belum mendengar yang satu ini dari teman-temanmu di sekolah?
            Ahaku.. mendengarnya. Baekhyun merasa tak enak hati. Mian.
            Gwenchana. Itu kenyataannya kan? Itu bukan berita bohong bahwa orang tuaku sudah meninggal. Eunji lalu beralih dari makanannya ke Baekhyun, Kau sendiri?
            Aku.. aku.. ah anggap saja aku dalam masa hukuman. Appa mengeluarkanku dari sekolah dan rumahku.
            Ne? kali ini Eunji tertawa. Tawa itu ada sesuatu yang masuk ke hati Baekhyun.
            Apa itu sangat lucu?
            Lelaki sepertimu, apa yang bisa membuat Appamu semarah itu? Eunji berusaha menghentikan tawanya.
            Kau kira aku tak bisa melakukan hal-hal seperti itu? Kau pikir lelaki seperti apa aku ini? Baekhyun tak habis pikir.
           
           
            Ani. Mian. Katanya. Tawanya berhasil ia hentikan. Entah kenapa Baekhyun malah ingin melihatnya lagi.
            Mereka tak bicara lagi hingga suara ketukan di pintu Baekhyun terdengar. Baekhyun segera membukanya. Eunji sendiri sudah selesai dengan makanannya dan beranjak pergi. Namun Baekhyun terkejut bukan main saat melihat seseorang yang ada di depan pintunya saat ini. Dia tersenyum melihat Baekhyun yang jelas terlihat bodoh sekarang.
            Anyeong Baekhyun! seketika senyum Jieun pudar saat melihat Eunji.
            JIi..Jieun? bagaimana kau bisa?
            Masih dengan ekspresi yang sama, Untung saja aku tak mengetuk pintu yang salah. Dia lalu tersenyum lagi.
            Eunji juga terpaku dengan keadaan ini. Baekhyun sendiri tak tahu harus bagaimana. Entah kenapa ada rasa bersalah dalam diri Baekhyun saat Jieun tahu Eunji ada dalam flatnya. Mengapa Baekhyun malah merasa mengkhianati Jieun? Mereka bahkan belum punya hubungan apa-apa untuk mengkhawatirkan hal seperti itu.
            Eunji lalu menuju pintu, menghampirinya tanpa kata. Ekspresinya sama sekali datar. Kau pulang? tanya Baekhyun akhirnya.
            Ya, aku sudah selesai. Gomawo. Katanya singkat lalu melewati Jieun dan masuk ke flatnya sendiri.
            Boleh aku masuk? tanya Jieun. Wajahnya sudah seria kembali.
            Bagaimana bisa kau tahu tempatku? tanya Baekhyun setelah mereka duduk di dekat meja makan.
            Aku tahu tempat Eunji tinggal. Karena aku dengar kalian tetangga, mana mungkin aku tak bisa menemukan tempatmu? Jieun tersenyum. Apa kau keberatan aku kesini? Mian jika aku mengganggumu.
            Ani. Jelas sama sekali tidak. Baekhyun tak pernah membayangkan tempat jelek ini akan didatangi Jieun. Walapun dia juga merasa tak suka Jieun melihat sisi ini dari hidupnya. Harusnya Jieun datang ke rumahnya yang sesungguhnya. Ada perlu apa kau datang?
            Ani aku hanya sedang menghabiskan waktu luang. Jieun melihat ke arah kakinya sendiri sambil tersenyum, Aku memang ingin mengunjungi Eunji. Seperti biasa. Tapi sepertinya dia sedang tak ada di flatnya tadi. Maka aku memutuskan kesini.
            Ah.. begitu.. Baekhyun memaksa dirinya sendiri agar tak merasa bersalah. Karena dia tak harus merasa bersalah kan? Benar kan?
            "Melihatmu sedekat itu dengan Eunji. Aku merasa iri.." perkataan Jieun ini menampar Baekhyun. Baekhyun tahu pasti Jieun mengatakan itu dari hatinya yang paling dalam. Dia merasa sudah berbohong tentang kedekatannya dengan Eunji. Dekat? Bahkan Baekhyun tak tahu itu jika Jieun tak mengatakannya barusan. Tapi apa dia dan Eunji dekat? Baekhyun merasa tidak sama sekali.
            "Kalau begitu.. Aku ingin terus terang padamu. Tak ada gunanya aku menutupi semua ini denganmu melihat kedekatanmu dengan Eunji. Bisakah kau membantuku kembali dengan Eunji?''
            "Membantumu?
            Ya, bantu aku agar aku bisa berteman lagi dengannya. Aku bisa sering kesini dan mengunjunginya. Kata Jieun santai. Dengan begitu kita bisa lebih sering menghabiskan waktu bersama dan kenal lebih dekat. Dia tersenyum, Aku harap kau tidak membenciku.
            Membenci seorang Lee Jieun? Tidak mungkin. Byun Baekhyun takkan bisa melakukannya. Menghabiskan waktu lebih lama dan mengenal lebih dekat Lee Jieun? Ya, Byun Baekhyun akan mengorbankan segalanya untuk bisa melakukan itu semua. Dia benar-benar tak keberatan. Baekhyun tersenyum seketika, dia sadar itu bodoh, tapi dia tak bisa menahan diri.
            Baiklah.
***

            Baek kau semakin dekat Lee Jieun. Semudah itukah? Aku benar-benar iri denganmu. Untung saja kau masih temanku. Kata Jongdae meratapi nasibnya sendiri.
            Sejauh ini lelaki yang berhasil dekat dengan Lee Jieun secepat itu Cuma dirimu. Bahkan Suho sunbae tak secepat itu. Tambah Chanyeol.
            Benarkah? Baekhyun tak bisa menyembunyikan senyum senangnya.
            Ya, kau hebat. Jongdae mengacungkan dua jempolnya. Chanyeol juga mengkutinya. Walau aku agak tak mengira, tapi kau memang benar-benar hebat.
            Kalian hanya belum tahu bagaimana aku dulu di sekolahku yang lama. Baekhyun mulai menyombongkan diri. Sepertinya sudah lama dia tak kembali ke Baekhyun yang seperti ini. Sebenarnya aku lebih terbiasa dengan gadis-gadis yang mengejarku.
            Whoaaah. Chanyeol terkagum.
            Seperti mereka? tanya Jongdae sambil sembunyi-sembunyi menunjuk tiga gadis yang sedang berusaha bersembunyi di balik pilar untuk melihat Baekhyun, fans, seperti biasa. Fans Baekhyun yang selalu mengamati gerak-geriknya. Baekhyun hanya tersenyum. Ia sudah terbiasa dengan fans-fans gila yang selalu mengikutinya dulu.
            Sepertinya itu gadis-gadis tahun pertama. Fansmu gadis muda-muda. Kata Chanyeol, ia tak menghentikan senyuman lebarnya yang terlihat bodoh itu.
            Baekhyun tersenyum lagi, Aku bahkan punya fans murid-murid taman kanak-kanak.
            Jinja? tanya Jongdae dan Chanyeol bersamaan.
            Juga beberapa noona yang bekerja di kantor Appaku.
            Jinja? mereka lebih terkejut lagi.
            Baekhyun entah mengapa senang melihat dua orang idiot itu semakin terkegum padanya. Setidaknya dia punya dua pengikut yang akan setia padanya.
            Beberapa saat kemudian lagi-lagi Jieun terlihat bicara pada Eunji yang duduk di salah satu kursi kantin. Dan lagi-lagi entah apa yang dikatakan Jieun kali ini, Eunji tetap tak menghiraukannya lalu pergi. Namun senyum di wajah Baekhyun seketika hilang saat Eunji sempat menatapnya. Tatapan itu, Eunji terlihat kecewa.kekecawaan itu jelas untuk Baekhyun. Seketika Baekhyun larut dalam pemikirannya sendiri. Apa dia telah melakukan kesalahan? Baekhyun tak tahu harus bagaimana. Sedangkan sebelum Jieun pergi, dia tersenyum pada Baekhyun. Senyum terima kasih. Baekhyun merasa seperti orang bodoh.
***

            Ya, aku tahu gossip yang tersebar di sekolah kalian tentang Eunji. Kyungsoo menjelaskan. Jadi gadis yang satunya itu yang bernama Jieun yang waktu itu kesini untuk bicara dengan Eunji kan?
            Baekhyun terkejut. Pembicaraan ini tak sengaja terangkat saat mereka membicarakan Eunji yang hari terlihat lesu dan tak bersamangat kerja. Kyungsoo juga menyadari keterkejutan Baekhyun.
            Aku mendengar beberapa gadis dari sekolah kalian berkunjung ke sini. Dan mereka mulai bergosip tentang Eunji setelah tahu Eunji bekerja disini. Kyungsoo menjawab pertanyaan di otak Baekhyun. Tapi aku lebih dulu mendengarkan hidup Eunji dari dirinya. Aku aku percaya padanya. Jadi aku hanya menganggap yang beredar di sekolahmu itu hanya gosip.
            Berarti Eunji punya cerita berbeda tentang hidupnya? dan lelaki di hadapannya ini lebih mempercayai Eunji daripada kabar yang beredar? Lalu? Apa yang Baekhyun percayai saat ini benar? Bahkan dia sendiri tak tahu yang seperti apa yang dia percayai itu.
            Berhentilah melamun. Ayo bersiap, jam tutup sudah hampir datang. Kata Kyungsoo sambil tersenyum. Lelaki di hadapannya ini terlihat polos. Sepertinya dia akan mempercayai hal yang benar dan takkan salah dugaan. Tapi bahkan Baekhyun tak yakin apa hal yang dipercayai Kyungsoo itu benar. Jadi tanpa ia memberitahu Kyungsoo pun dia sudah tahu tentang cerita Eunji yang beredar di sekolah, tapi yang melegakan Baekhyun adalah, Kyungsoo tetap mempercayai Eunji. Jadi Eunjitakkan kehilangan satu-satunya temannya kan? Baekhyun bahkan tak mengerti mengapa dia merasa lega dengan hal itu. Haruskah dia lega? Untuk Jung Eunji?
            Kyungsoo melambaikan tangannya dan pergi ke arah berlawanan dari Eunji dan Baekhyun di perjalanan pulang mereka, meninggalkan Baekhyun berdua dengan Eunji. Mereka sampai di taman itu. Lalu seperti sudah kebiasaan, Eunji berhenti dan duduk di salah satu kursi favoritnya. Di hari-hari sebelumnya Baekhyun akan jalan meninggalkannya dan pulang terlebih dulu. Tapi sekarang dia berhenti. Apa ada sesuatu yang ingin kau bicarakan padaku?
            Eunji mendongak menatap Baekhyun lalu menggeleng, Apa mungkin kau yang ingin bicara padaku? gadis ini benar-benar..
            Baiklah, kau menatapku tadi siang setelah Jieun bicara padamu. Apa kau kecewa padaku? Baekhyun tak tahan lagi dan menanyakannya.
            Dia tersenyum, lebih terlihat seperti senyum pahit, Dari awal. Dari awal aku kecewa padamu.
            Ne? Baekhyun takut salah dengar.
            Kau tak perlu berusaha menjadi penengah kami. Aku tak butuh kepahlawananmu. Eunji sudah tak menatap Baekhyun, ia mengalihkan pandangannya ke tanah.
            Dengar. Baekhyun lalu dengan tak sabaran duduk di sebelah Eunji, Aku tak berusaha menjadi pahlawan penengah kalian atau apapun itu. Aku bahkan tak tahu benar cerita di antara kalian. Setidaknya cerita detilnya. Jadi aku tidak benar-benar tahu apa yang terjadi pada kalian.
            Tapi kau sudah melakukannya. Kau berusaha membantu Jieun kan? Eunji menatapnya lagi. Baekhyun belum pernah menatapnya sedekat ini. Mata gadis di hadapannya ini terlihat begitu penuh dengan kesedihan. Seakan-akan sudah merasa terlalu lelah dengan hidup ini. Kau menyukainya. Itulah kenapa kau melakukannya.
            Aku..?
            Eunji memotongnya, Dengar, semua orang menyukai Jieun. Aku tahu itu. Tapi tolong jangan libatkan aku lagi. Aku mohon. Kami berdua. Takkan bisa seperti dulu lagi. Takkan.
            Tapi, kenapa?
            Bahkan dengan kedatanganmu, semakin sulit untuk kami kembali seperti dulu.
            Aku?
            Dia menyukaimu. Dan itu semua akan terulang lagi. Eunji sudah berdiri. Pandangannya kosong. Baekhyun benar-benar tak bisa mengerti gadis ini. Banyak sekali sisi dari Eunji yang membuat orang ingin mengetahui semuanya, namun Eunji selalu membuat orang sulit melakukannya. Eunji lalu berjalan pulang meninggalkan Baekhyun yang masih bingung.

TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar