Bohong jika
perkataan Eunji semalam yang terngiang di kepalanya. Baekhyun sekarang sedang
bersama Jieun. Jieun yang memintanya pergi bersama, ke taman bermain, menghabiskan
sore akhir pekan bersama. Baekhyun tahu Baekhyun tak bisa menolaknya. Dia
justru senang. Tapi ini semua menguatkan perkataan Eunji bahwa Jieun
menyukainya. Namun Baekhyun tak mau melambung terlalu tinggi jika nanti
akhirnya akan jatuh dengan sakit.
“Bagaimana? Kau tidak mau?” tanya Jieun dengan senyumnya. “Aku tulus benar-benar ingin berteman dan menghabiskan waktu denganmu.
Kali ini sama sekali tak ada hubungannya dengan Eunji. Apa kau benar-benar
tidak menyukaiku?”
“Ani, bukan begitu maksudku.” Baekhyun melambaikan
tangannya di depan wajahnya.
“Apa kau ada jam kerja tambahan besok?”
“Ani.”
“Jadi?”
“Baiklah.”
Jieun tersenyum senang. Baekhyun
juga senang melihatnya. Ia tak bisa membayangkan waktu berharga seperti apa
yang akan tercipta bersama Jieun nanti.
***
Mereka tertawa lemah, sudah lelah
setelah menaiki hampir semua wahana yang ada. Baekhyun sudah lupa berapa kali
ia hampir pingsan melihat tawa bahagia dari Jieun itu. Bahkan Jieun berkali
kali hampir memeluknya saat berteriak di atas wahana-wahana yang mereka naiki.
Baekhyun juga lupa berapa jam mereka bersama hingga matahari tenggelam seperti
sekarang.
“Ice cream?”
“Bukankah ini terlalu dingin? Kau bahkan tak membawa syalmu. Apa kau akan
baik-baik saja?” tanya Baekhyun.
Jieun tertawa. “Kau tahu. Aku merasa
seperti sedang berkencan. Kau bertingkah seperti kekasihku sepanjang waktu.”
Mungkin Wajah Baekhyun sudah melebur
merah sekarang. Dia bahkan tidak sadar otaknya gagal mengontrol tubuhnya agar
tak berkelakukan seperti itu pada Jieun.
Jieun tertawa lagi melihat Baekhyun
yang canggung, “Tenanglah. Kau memang teman yang menarik hati. Aku tidak keberatan kan
sepanjang waktu tadi?” tawanya melebur renyah. Baekhyun benar-benar suka mendengarnya.”Kau benar-benar membuat
orang-orang disekitarmu nyaman. Kau teman yang baik.”
Teman? Baekhyun ingin lebih dari
itu. Entah kenapa dengan Jieun, ia tak bisa bertingkah secepat dengan gadis
lainnya? Ah ya, Baekhyun ingat, biasanya gadis-gadis itu yang menyukai Baekhyun
dan memohon Baekhyun menjadi kekasihnya. Baekhyun belum pernah merasa yang
seperti ini, berusaha mendapatkan seseorang yang benar-benar ia inginkan.
Mereka berjalan pulang. Baekhyun
mengantar Jieun ke rumahnya. Mereka sampai di sebuah stasiun kereta bawah tanah
saat ini. Baekhyun sadar sedari tadi, Jieun merasa kedinginan dan berkali-kali
menggosok tangannya. Dengan cepat dan agak kurang sadar, Baekhyun memakaikan
syalnya di leher Jieun. Jieun agak terkejut tapi lalu tersenyum, “Kau bertingkah seperti
kekasihku lagi.”
“Apa teman tak bisa
melakukan ini? Kau kedinginan. Siapa suruh tak membawa syal di suhu sedingin
ini?”
Dia tersenyum lagi, “Baiklah. Teman memang bisa melakukan ini. Kau benar. Gomawo.”
Mereka menunggu kereta berikutnya datang. Beberapa menit berlalu dengan
diam hingga Jieun bicara lagi, “Kapan ya salju pertama akan turun?”
“Entahlah, aku tak melihat
ramalan cuaca.”
“Aku harap itu sekarang.”
“Wae?”
“Karena ini hari yang baik
dan menyenangkan. Akan lebih baik lagi jika di akhiri dengan turunya salju
pertama itu.”
“Sebegitu baiknyakah hari
ini untukmu?” tanya Baekhyun,
dia benar-benar ingin tahu.
Jieun mengangguk dan tersenyum tipis, “Sudah lama aku tak tertawa lepas seperti tadi. Gomawo berkatmu aku
menemukan lagi orang yang bisa membuatku melakukan semua itu tadi. Sudah lama
aku butuh hal-hal menyegarkna seperti itu. Jadi ini hari yang benar-benar baik.”
Baekhyun tersenyum senang.
“Wae? Kenapa kau tersenyum?”
“Ani, aku juga senang bisa
membuatmu senang.” Kata-kata itu keluar begitu saja dari mulut Baekhyun.
Jieun tersenyum lagi, “Ya, kau teman yang menyenangkan.”
Dan entah kenapa dari sekian banyak stasiun kereta bawah tanah, mereka
harus bertemu Eunji di sana. Jieun seketika langsung menatap Baekhyun, “Aku harus bicara padanya.” Baekhyun ingin melarangnya
namun Jieun sudah menghampiri Eunji.
Baru kali ini Baekhyun berkesempatan untuk mendengar pembicaraan mereka.
“Eunji-ah!”
Eunji jelas kenal betul suara itu namun ia hanya melirik Jieun sekilas.
Baekhyun mulai jengkel dengan sikapnya.
“Kau tahu kita harus bicara.
Bukankah takdir selalu mempertemukan kita?” tanya Jieun. “Eunji lihat aku.” Jieun meraih kedua bahu Eunji dan berdiri di hadapannya. “Mianhae.”
Eunji berusaha melihat ke arah lain. dia tetap tak bersuara.
Jieun melirik Baekhyun sekilas lalu bicara lagi, “Kita bisa mulai semua ini
dari awal lagi. Lihatlah bahkan aku sudah punya teman baru. Kau juga sudah
punya teman baru. Kita bisa mulai ini dari awal lagi. Apapun yang terjadi
kemarin, Mianhae.”
“Kita tidak bisa. Semuanya
akan sama saja terulang lagi.” Eunji akhirnya bicara. “Berhenti minta maaf padaku. Aku tidak butuh.” Ada penekanan di kata-kata
terkahirnya, “Singkirkan tanganmu
sekarang juga!” Eunji sudah
terlihat tidak sabar lagi. Ia membuang kedua tangan Jieun dari bahunya dan
pergi. Seketika itu Jieun berkaca-kaca. Baekhyun rasa Eunji sudah keterlaluan.
Dia tidak tahu dia telah merusak hari yang menurut Jieun baik dan
menyenangkannya itu. Baekhyun rasa kali ini Eunji keterlaluan.
"Jieun..." Baekhyun bahkan tak tahu harus bicara apa.
"Aku.. Aku memang teman yang buruk, iya kan? Aku tak pantas
mendapatkan maaf dari Eunji, iya kan?'' Jieun sudah menangis.
"Ani.." kedua tangan Baekhyun bergerak sendiri tanpa perintah
otaknya, meraih kedua pundak Jieun. ''Kau tidak bersalah kan padanya? Kau tak
seharusnya minta maaf padanya." entah kenapa saat ini dia lebih percaya
cerita Chanyeol dan Jongdae.
"Ani.. Ini salahku..." Suara Jieun hilang saat Baekhyun
mendekapnya, membiarkannya menangis di dadanya. Baekhyun tak peduli lagi
orang-orang yang melihat adegan mereka.
***
"Bukankah kau sudah keterlaluan pada Jieun?" tanya Baekhyun
pada Eunji setelah berhasil menemukannya di salah satu di pojok perpustakaan.
Eunji tak beralih dari buku yang dibacanya. Bahkan seolah tak menyadari
keberadaan Baekhyun. Tapi Baekhyun Eunji hanya berusaha mengabaikannya.
Baekhyun tahu Eunji pasti sudah tahu dirinya akan mencari Eunji karena kejadian
semalam. Karena Baekhyun tahu bahwa Eunji tahu, Baekhyun menyukai Jieun.
"Tak bisakah kau melihat ketulusannya semalam?"
Eunji tetap diam.
"Setidaknya kau tak perlu bertindak seperti itu." Baekhyun
sekarang sudah mengambil kursi lain dan duduk di sebelah Eunji. "Kau
seharusnya.."
Eunji memotongnya, "Merasa bertanggung jawab atas kesedihan Jieun
seperti ini, apa kalian sudah jadian? Apa itu sebabnya ketulusan Jieun
semalam?" Eunji masih tak mengalihkan pandangannya dari bukunya.
"Apa maksudmu? Bisa kau bicara lebih jelas?" Baekhyun menghela
nafas, "Jung Eunji, janganlah bersikap seakan semua orang mengetahuimu
luar dalam. Aku tak mengerti kau. Kenapa kau selalu tidak jelas?."
Eunji tersenyum kecut, "Aku memang tidak ingin orang-orang
mengetahui diriku dengan jelas. Bahkan aku sama sekali tidak keberatan kan
dengan semua kabar yang beredar tentangku di sekolah ini?"
"Lalu kenapa kau melakukan itu semalam? Saat Jieun benar-benar
tulus meminta maaf padamu meskipun aku tidak tahu untuk apa maaf itu. Tapi
kenapa kau bersikap sekasar itu semalam?"
"Apa kau benar-benar ingin tahu?" Eunki menatap Baekhyun
tajam.
Baekhyun mengangguk mantap.
"Karena aku sudah lelah." Eunji lalu menatap bukunya dan
menutupnya, "Aku sudah lelah dengan ini semua. Dan aku tidak mau
mengulanginya lagi. Lebih baik kau jauh-jauh dariku dan berhenti bicara padaku
agar semua tak benar-benar terulang lagi.
"Eunji, aku masih belum mengerti maksudmu. Kenapa aku harus
menjauhimu?"
"Dengar," Eunji menatapnya lagi, "Kau bahkan menyukai
Jieun, apa salahnya kau menjauhiku? Dengan semua kabar yang kau dengar mengenai
Jieun dan aku, bukankah masuk akal jika kalian menjauhiku dan memulai hidup
baru?"
"Kau tahu aku menyukai Jieun. Kau bahkan bilang Jieun menyukaiku.
Ada apa ini sebenarnya? Apa hubungannya dengan kami harus menjauhimu?"
Lalu nama Suho masuk dalam otak Baekhyun. Ya, bagaimana Baekhyun bisa lupa
tentang itu? Suho, orang diantara Jieun dan Eunji. Yang Baekhyun dengar direbut
Eunji dari Jieun. Pemikiran tentang Eunji menyukainya menamparnya. Apa Jung
Eunji menyukainya? Dan saat ini sedang berusaha menghindar agar ia tak merebut
lagi dari Jieun?
Baekhyun ingin menertawakan pemikirannya sendiri itu. Mana mungkin Eunji
menyukainya? Baekhyun tidak boleh meneruskan pemikiran ini. Tidak boleh. Namun
Baekhyun merasakan sesuatu yang lain saat memikirkannya, entah apa itu.
"Ya, sangat jelas terlihat bahwa dia menyukaimu. Bukan hanya karena
kalian teman sekelas dia bisa sedekat itu denganmu. Dia bukan tipe gadis yang
mudah dekat dengan lelaki walau teman sekelasnya sekali pun. Dia dekat denganmu
karena dia ada perasaan padamu. Itu sudah cukup membahagiakanmu kan? Jadi apa
susahnya menjauhiku? Dia sudah membalas perasaanmu kan? Jadi jauhi aku."
itu kalimat terpanjang yang pernah di dengar Baekhyun dari seorang Jung Eunji.
Baekhyun masih tidak mengerti.
***
"Bos dan chef akan datang telat. Kita harus menunggu mereka datang
baru bisa membuka tempat ini. Mereka suruh kita bersihkan dulu tempat
ini." jelas Kyungsoo.
"Memang mereka kemana?" tanya Baekhyun sambil mengancing
kancing terakhir seragamnya.
"Entahlah. Mungkin ke perusahaan-perusahaan yang menjajikan kerja
sama lagi."
Mereka sekarang sudah selesai membersihkan seluruh tempat itu. Kyungsoo
dan Eunji, lagi-lagi bercanda dengan serunya tentang pelanggan-pelanggan yang
menurut mereka aneh. Sedangkan Baekhyun sedang berusaha mengerjakan tugasnya di
salah satu meja pelanggan. Untuk membuat otaknya sendiri berkerja mengerjakan
tugas itu saja sudah sulit, ditambah dua orang yang sedang bercanda seperti
orang bodoh itu, Baekhyun sama sekali tak bisa fokus.
"Sebegitu lucunya kah?" tanya Baekhyun, dia sudah menyerah
dengan tugasnya lalu ia juga melirik Eunji yang sepertinya menyadari
keadaannya. Baekhyun memang sengaja membuat Eunji menyadari pemikiran Baekhyun,
bagaimana setelah masalah seperti kemarin, Eunji bisa tertawa sekarang. Eunji
bersikap seolah dia dan Baekhyun tak pernah bicara seperti kemarin.
Pemikiran soal Baekhyun harus menjauhi Eunji, Baekhyun tetap tak bisa
menerimanya. Alasan yang Eunji berikan, ia juga tak bisa menerimanya. Lagipula
Baekhyun dan Eunji satu sekolah, satu tempat kerja dan satu gedung tempat
tinggal. Bagaimana Baekhyun bisa menghindarinya? Apa dia harus pindah dan
pergi?
"Mian. Kami mungkin berlebihan." kata Kyungsoo sambil menahan
tawanya.
"Gomawoseumnida jika kalian mau mengerti." Baekhyun kembali ke
tugasnya tapi dia sendiri sadar dia takkan bisa mengerjakannya lagi. Baekhyun
lalu melempar pelan buku tugasnya dengan kesal.
Eunji dan Kyungsoo bertukar pandang, "Eunji kau mungkin bisa
membantunya. Dia punya tugas bahasa Inggris." Kyungsoo meminta Eunji.
Baekhyun hanya mendengar mereka, tak berani melihat atau melirik sekalipun.
Bagaimana Eunji akan membantunya? Meski dia tahu Eunji bagus dalam bahasa
Inggrisnya, tapi mereka sedang cukup canggung saat ini.
Tapi Eunji sudah di hadapannya dan menarik buku tugasnya, "Bukankah
kau hanya perlu menuliskan pengalamanmu sendiri?" Eunji mengembalikan buku
itu setelah selesai membacanya. Ya lagi-lagi, Jung Eunji bersikap seakan tak
terjadi apa-apa.
Baekhyun hanya menatapnya, terus menatapnya.
"Wae?" tanya Eunji.
"Lupakan. Aku tak habis pikir denganmu." Baekhyun meraih buku
tugasnya dan mulai menulis pengalamannya pergi ke taman hiburan.
"Jika kau masih memikirkan soal kemarin," Eunji duduk di
hadapannya, dia mulai bicara lagi setelah melihat Kyungsoo pergi ke dapur.
"Sebaiknya kau berhenti. Aku rasa kau tak perlu begitu sulit
memikirkannya. Apa yang aku bilang sudah merupakan cara yang baik
untukmu."
Dia tak bisa menahannya lagi, Baekhyun meledak. "Ya! Jung Eunji!
Bagaimana bisa aku menjauhimu? Kita bahkan selalu bertemu? Kau bahkan tak bisa
menghentikan kebiasaan tidurmu itu. Aku sudah terbiasa membuka pintu dan
menemukanmu tidur di luar, bagaimana jika kau membuka pintu flatku dan tidur di
sampingku? Bagaimana aku bisa menghindarimu? Kau bahkan bekas sahabat baik
gadis yang aku sukai. Kau selalu ada hubungannya dengan Jieun. Apapun masalahmu
dengan Jieun, aku sampai gila ingin mengetahuinya."
Eunji menatapnya datar. Lalu yang membuat Baekhyun terkejut adalah,
Eunji menarik lengannya dan mengajaknya keluar restoran sampai ke taman yang
sekarang sudah menjadi tempat favorit Baekhyun itu.
"Kenapa? Kenapa kau harus seperti ini?" Eunji mengehela nafas,
ekspresinya sudah tak datar lagi, seperti ada beban berat di hatinya yang siap
meledak, namun dia berusaha menahannya, "Kenapa kau harus datang dalam
kehidupan kami? Kenapa kau harus juga mengenalku jika kau menyukai Jieun?
Kenapa kau harus datang dan mengulang semuanya?"
"Apa sebenarnya maksudmu? Apa yang sebenarnya terjadi di antara
kalian? Apa yang terulang? Harusnya kalian membuat aku mengerti agar semua yang
tidak diinginkan tidak terulang lagi."
Eunji tersenyum kecut, "Semuanya, apapun yang keluar dari sudut
pandangku dan mulutku mengenaikan masalah yang terjadi padaku dan Eunji, takkan
ada yang mempercayainya. Jadi kau tak perlu repot, percayalah saja apa yang kau
dengar, yang terpenting jika kau sudah menyukai Jieun, sayangi dia setulus
hatimu dan jauhi aku. Itu yang terpenting."
"Aku butuh alasan yang kuat, jika itu maumu. Kenapa aku harus
menjauhimu?" Baekhyun menatap Eunji lekat-lekat, mencoba mencari jawaban
di matanya.
"Aku tak bisa menjelaskannya padamu."
"Apa yang akan terulang itu, masalahmu dengan Jieun? Masalah bahwa
kau merebut Suho sunbae dari Jieun? Apa dengan aku menjauhimu, kau takkan bisa
lagi merebutku dari Jieun?" Baekhyun tak peduli dia terdengar besar kepala
atau apapun itu, ia hanya ingin tahu tentang dua gadis yang sekarang mengisi
otaknya itu.
Eunji diam sejenak sebelum menatap Baekhyun dan bicara, "Jika itu
memberi alasan agar kau menjauhiku, anggap saja itu benar." Eunji lalu
mendahului Baekhyun dan kembali ke restoran.
***
Liburan musim dingin sudah datang,
Baekhyun merasa lega tugas yang ia dapat tak terlalu mengganggunya selama
liburan. Karena dia tahu bahwa liburan berarti waktu kerjanya bertambah, jadi
dia juga tak punya banyak waktu untuk mengerjakan tugas.
Hujan salju pertama sudah ia lewati
beberapa hari yang lalu dengan menyenangkan, karena mulai hari itulah Jieun
mulai berkirim pesan padanya dan sesekali meneleponnya menanyakan keadaannya
dan pekerjaannya. Dia senang Jieunlah yang memulai itu semua, pikirannya
tentang Jieun juga menyukainya semakin kuat.
Sayangnya mereka jadi sulit bertemu
saat liburan, Jieun bilang ia pergi ke rumah saudaranya di luar kota. Dia juga
menjelaskan pada Baekhyun bahwa ia belum bisa mengunjungi Baekhyun di restoran
tempatnya berkerja, karena ia masih belum siap bertemu Eunji lagi, dia pikir
dia harus memberi Eunji waktu. Dan Baekhyun memang tidak ingin melihat mereka
berdua berada di tempat yang sama, karena entah apa yang akan terjadi saat itu
dan setelah itu, Baekhyun bahkan tak mau membayangkannya. Setidaknya selama
liburan ini hilanglah sejenak masalah dua gadis bekas sahabat karib yang rumit
itu.
"Baekhyun!" bisik Kyungsoo
tapi keras, "Cepat simpan ponselmu atau Bos akan marah lagi!"
Baekhyun berterima kasih, karena tanpa peringatan-peringatan Kyungsoo ia bisa
benar-benar lupa ia sedang berkerja.
Baekhyun tersenyum bodoh,
"Mian."
Kyungsoo dan Eunji tak bisa
menyembunyikan senyum mereka melihat tingkah bodoh Baekhyun.
Soal Baekhyun Menjauhi Eunji,
Baekhyun melakukannya, dia mengabaikan Eunji setiqp mereka bertemu, namun semua
itu Baekhyun lakukan hanya untuk mengetes sekuat apa Eunji tak bicara padanya
karena mereka selalu bertemu. Dan Baekhyun senang karena akhir-akhir ini tetap
saja Eunji yang mengajak Baekhyun bicara duluan saat di restoran. Mereka secara
tidak langsung seperti bermain sebuah game, dan pemenangnya adalah yang kuat
tidak menyerah hingga akhir. Baekhyun sendiri tak tahu kapan itu berakhir.
Namun Baekhyun rasa dirinya sangat baik dalam game ini, mengingat dia terbiasa
dengan banyak fans adik kelas di sekolah, dia punya jurus jitu untuk
mengabaikan orang lain di sekitarnya.
Baekhyun senang melihat Eunji
berusaha menahan diri agar tak bicara padanya, karena jelas Eunji sadar
Baekhyun memang menjauhinya, seperti permintaannya. Baekhyun juga sudah
beberapa kali memergoki Eunji menyuruh Kyungsoo yang bicara padanya agar Eunji
tak perlu bicara padanya. Baekhyun menertawakan Eunji dalam hatinya. Tapi
menurutnya Eunji merupakan musuh yang sulit dikalahkan dalam game ini, karena
gadis itu tidak banyak bicara, apalagi dengannya. Di samping kepercayaan
dirinya akan memenangkan game ini, dia masih tak habis pikir dan bingung akan
seorang Jung Eunji.
"Bisa kau... bantu aku di..
gudang?" Baekhyun menahan tawanya saat Eunji bicara padanya. Dia tahu tak
ada orang lain yang bisa membantu Eunji saat ini selain dirinya, Kyungsoo
sedang sibuk di dapur, pegawai lain juga seperti itu.
Awalnya Baekhyun bertingkah seolah
tak mendengarnya dan fokus pada piring-piring yang sedang ia keringkan hingga
Eunji bicara lagi, "Apa kau tidak mendengarku?"
Baekhyun masih menunggu Eunji
memanggil namanya dan itu tidak terlalu lama, "Baekhyun apa kau.."
Baekhyun memotongnya, "OK, ayo
kita ke gudang!"
Baekhyun membantu Eunji mengeluarkan
piring-piring dan gelas-gelas baru karena pengunjung yang datang pada liburan
ini meningkat.
"Letakkan saja itu! Kau angkat
yang lain." kata Baekhyun saat melihat Eunji berusaha mengangkat sekardus
besar piring. Seperti yang Baekhyun duga Eunji seperti tak mendengarnya dan
tetap berusaha mengangkatnya hingga akhir Baekhyun meletakkan kardus yang ia
bawa dan mengambil yang ada di tangan Eunji, "Sudah cukup gajiku dipotong
waktu itu. Aku tidak sanggup jika harus dipotong lagi di tengah musim dingin
ini." Eunji menahan tawanya dan membiarkan Baekhyun membawanya.
"Ada apa ini? Kalian sudah
baikan?" tanya Kyungsoo saat melihat Baekhyun dan Eunji saling bekerja
sama mengangkat pecah belah.
"Baikan?" tanya Eunji.
Baekhyun hanya mendengarkan, dia berpikir sepertinya Kyungsoo menyadari apa
yang sedang terjadi antaranya dan Eunji. "Apa kami bertengkar?"
"Bukankah akhir-akhir ini
kalian tidak bicara satu sama lain? Lalu sekarang, sepertinya kalian sudah
baikan."
Baekhyun berusaha untuk tak
tersenyum. Dia bisa melihat kebingungan di wajah Eunji. Jelas Eunji tak ingin
Kyungsoo tahu bahwa Eunji yang sebenarnya menyuruh Baekhyun menjauhinya.
"Kami tidak sedang
bertengkar atau sudah berbaikan. Kami memang tidak seakrab yang kau
pikirkan." Baekhyun berkata santai lalu pergi. Membuat Kyungsoo melempar pandang
penuh tanya pada Eunji dan Eunji hanya mengabaikannya dan juga pergi, membuat
Kyungsoo semakin heran.TBC
hai
BalasHapusHI! XD
Hapus