Satu minggu setelah kematian
Suzy, polisi masih belum bisa menguak misteri kematiannya. Yang Krystal dengar
hanya luka-luka di tubuh Suzy bukan bekas tusukan senajata atau sejenisnya.
Tapi Suzy seperti telah diserang makhluk mengerikan. Jelas gagasan ini membuat
semua orang yang mendengarnya tak percaya dan mengira itu hanya gosip.
Krystal
dan teman-temannya masih belum bisa seceria biasanya. Dalam kelas seperti
sekarang ini, mereka juga masih tak banyak bicara satu sama lain. Takut jika
satu pembicaraan saja bisa mengingatkan mereka pada sahabat mereka, Bae Suzy.
Krystal
masih terus dalam kepenasarannya, dia selalu memperhatikan Kai diam-diam. Yang
juga diam-diam selalu mengawasi gerak-gerik Jieun, yang setelah hari itu, tak
melakukan hal aneh lain selain keanehannya yang biasa. Dia tetap selalu tidur
di kelas.
Satu
yang Krystal rasakan saat ini dari Kai, dia semakin merindukannya. Karena Kai
juga semakin menghindarinya. Krystal tak bisa lagi menyangkal perasaannya untuk
Kai. Sudah beberapa kali dia berusaha mengajak Kai bicara berdua, namun Kai
selalu menghindar. Krystal merasa ada sesuatu yang lain yang sedang terjadi,
yang tak ia ketahui dan Krystal benar-benar ingin mengetahuinya.
***
“Kai!”
Krystal memanggil Kai di halaman sekolah setelah bel pulang berbunyi sepuluh
menit lalu.
Kai
menoleh, namun setelah menemukan Krystal yang memanggilnya, ia bermaksud
berbalik lagi. Krystal segera menghampirinya dan menarik lengannya, “Biasakah
kita bicara?”
“Mianhae,
tidak hari ini. Aku ada urusan.” Jawab Kai, ia melihat Jongdae dan Kyungsoo
sudah mulai menjalani rencana mereka, mengikuti Lee Jieun.
Kai
lalu melihat tangan Krystal masih di lengannya. Mengetahui itu, Krystal segera
melepas tanganya, “Mianhae, aku menganggumu.”
Kai
merasa hatinya sakit melihat Krystal sesedih itu. Betapa inginnya dia memeluk
dan menenangkan gadis di hapannya yang baru kehilangan seorang teman itu. Dia
bahkan tahu penyebab kematiannya, namun sama sekali tak bisa memberi tahu
Krystal dan menenangkannya.
Krystal
membiarkan Kai pergi lagi, dia merasa benar-benar sedih. Keakraban yang selama
ini berusaha ia bangun bersama Kai, rasanya sia-sia. Sejak kematian Suzy,
semuanya berubah. Semua hari yang mereka lalui menjadi sendu dan suram.
“Oppa!”
terdengar suara Jiyeon memanggil Baekhyun, namun sama saja. Baekhyun sama
sekali tak menoleh, dia berjalan bersama Kai dan Xiumin. “Ah… Wae ireoke??”
Jiyeon menjejak-jejak tanah dengan kesal. “Aku bisa mati kalau terus seperti
ini! Ada apa dengan orang-orang?”
Sulli
datang merangkul bahunya. Krystal dan Jiyoung juga menghampirinya. Yang mereka
rasakan saat ini sama saja, hidup serasa tak adil, terutama bagi Suzy.
***
Kelima
lelaki itu terus mengikuti Jieun yang berjalan pulang. Sepelan mungkin dan
sehalus mungkin, mereka berusaha tak ketahuan Jieun yang sedang dengan santai
bersiul, berjalan ke kafe tempatnya berkerja seperti yang biasa ia lakukan.
Entah
bagiamana, saat mereka lengah tiba-tiba Jieun menghilang dari pandangan mereka,
berbelok tiba-tiba ke sebuah gang kecil.
“Sial!
Sepertinya dia sadar ada yang mengikutinya.” Umpat Jongdae.
Baekhyun
dengan cepat mengejar Jieun. Memperkirakan kemana dia pergi tadi.
“Sebaiknya
kita berpencar mencarinya.” Kata Baekhyun pada yang lain, dijawab anggukan oleh
mereka semua.
Semenit
kemudian Baekhyun menemukannya. Menemukan Jieun yang sedang mencoba memakai
parfum, dengan melihat itu, dia makin yakin, Jieun memang tahu semuanya. Dengan
segera Baekhyun menarik tangan Jieun, mengambil parfumnya. “Kena kau!” katanya
pelan.
Jieun
agak terkejut melihatnya. Dan tak lama kemudian, dia sudah di kelilingi lima
lelaki itu.
“Apa
yang kalian lakukan disini?” tanya Jieun dengan gaya bodohnya.
“Kau!
Berhentilah bersandiwara!” teriak Jongdae tak sabar.
“Bisa
kau pelankan suaramu?” tanya Kai, lalu dia beralih ke Jieun, “Kami rasa kami
sudah tahu soal dirimu. Jadi kau tak perlu berpura-pura tak tahu apa-apa lagi.”
“Jadi
sebanyak apa yang kau ketahui?” tanya
Kyungsoo.
Jieun
tertawa, bukan tawa bodoh seperti biasanya, “Ah, aku gagal bersembunyi dari
kalian.”
“Apa
tujuanmu? Masuk ke sekolah kami? Berusaha tak terlihat seperti itu? Menjadi
gadis aneh yang terabaikan?” tanya Xiumin.
“Apa
kalian mengira aku mau membalas dendam?” tanya Jieun, dia benar-benar serius
sekarang. Wajah bodohnya sudah hilang entah kemana. “Apa kalian takut? Dengan
gadis yang bahkan tak punya siapa-siapa ini?”
Kelima
lelaki itu membeku mendengarnya, Jieun sama sekali tak takut saat ini. Padahal
mereka bisa saja membunuhnya dengan mudah. Teutama Baekhyun, mendadak rasa
bersalah itu menggerogoti hatinya.
“Kalian
selalu salah paham. Kalian selalu mengira manusia lebih licik dari kalian.”
Lalu Jieun tersenyum, “Tapi tak apa, masih banyak manusia yang pemaaf.
Sepertiku.” Dia tertawa bodoh lagi.
“Kau
itu sudah gila ya?” tanya Xiumin.
“Ani,
aku hanya mengantuk setiap saat. Bukan karena terlalu lama belajar atau bekerja,
tapi itu pengaruh obat yang setiap hari aku suntikkan ke lenganku sendiri.”
Jieun melihat lengan kanannya, “Itu satu-satunya yang bisa mencegahku menjadi
dalah satu dari kalian.”
Itu
jelas membuat mereka terkejut. Terutama Baekhyun, dia tak berani menatap Jieun
lagi.
“Bagaimana
bisa? Darimana kau dapatkan obat itu?” tanya Kyungsoo.
“Appaku
pernah membuatnya, tapi sudah dua tahun ini aku membuatnya sendiri.” Jelas
Jieun.
“Whoaaa!
Aku baru dengar ada obat yang seperti itu.” Kata Jongdae.
“Jadi,
apa kau mengira Chanyeol yang membunuh Suzy?” tanya Kai.
“Ani,
selama empat bulan disini yang aku perlajari, kalian tidak membunuh manusia,
kalian berusaha lepas dari mereka benar kan?” Jieun jelas terlihat cerdik
sekarang.
“Whooaa
kau bahkan tahu soal itu? Jadi kau tidak menganggap kami musuh?” tanya Xiumin.
“Kalian
ini bodoh atau apa? Tidak sadarkah kalian selama ini aku berusaha membantu
kalian?” tanya Jieun.
“Baiklah,
kita teman sekarang?” tanya Kyungsoo.
“Ne?
siapa yang mau berteman dengan manusia aneh seperti kalian?” Jieun melihat
perubahan ekspresi mereka, “Ani, aku bercanda.” Jieun tertawa.
“Gadis
ini memang aneh.” Celetuk Jongdae.
“Jadi
bagaimana kau tahu siapa saja di antara murid –murid itu yang manusia
serigala?” tanya Xiumin.
“Apa
kalian tidak sadar? ada saatnya mata kalian menjadi merah, apalagi saat kalian
marah. Walau sangat sulit melihatnya, aku selalu berhasil. Lagipula manusia
mana yang punyamata seperti kalian?”
“Oh
begitu..” kata Kyungsoo, seakan dia mengambil pelajaran dari Jieun.
***
“Oh
tidak ini sudah memasuki pekan pendidikan.” Keluh Xiumin saat dia dan yang lain
berkumpul di kantin sekolah di jam makan siang.
“Waeyo
hyung?” tanya Kai.
“Kau
lupa? Di sekolah kita ini, selalu ada pekan pendidikan. Tradisinya kita semua
akan dapat jam tambahan pelajaran.” Jelas Xiumin.
“Jadi
intinya kita akan pulang malam dari sekolah setiap hari selama satu minggu.”
Kyungsoo menarik kesimpulan.
“Mwo?”
Jongdae terkejut, seakan dia baru mendengar yang satu ini, padahal tidak.
“Pasti
melelahkan.” Kata Kai.
“Tidak
untuk mereka yang punya kekasih disini, karena nanti jam istirahatnya di
perpanjang menjelang petang. Masalahnya hanya ada padamu Kai.” Kata Baekhyun
mengingatkan.
“Ya
ini malam bulan purnama. Kau harus pergi dari sekolah sebelum petang kalau
begitu Kai.” Jelas Kyungsoo.
“Aku
hampir lupa. Ini gila.” Kata Kai frustasi. “Kenapa aku masih belum bisa
melakukannya seperti kalian?”
“Ya,
itu masalahmu. Kenapa kau lamban sekali? Bagaimana kalau di tengah kelas nanti
kau berubah menjadi serigala dan membuat semua orang di kelasmu mati terkejut.
Terutama Krystal.” Kata Jongdae menahan tawa.
“Hyung,
itu benar-benar sulit untukku. Entah mengapa.” Keluh Kai.
“Sudah
kubilang kau harus memikirkan Krystal disaat seperti itu.” Kata Xiumin. “Cuma
kau yang masih bimbang, Aku punya Jiyoung, Jongdae punya Sulli, kalau Kyungsoo,
kalian tahu konsentrasinya paling baik di sini. Dan Baekhyun..” Xiumin
menghentikan kalimatnya dan menahan tawa.
Jongdae
yang mengerti segera menyambungnya, “Gadis dua tahun lalu yang berhasil
membuatnya kembali menjadi manusia untuk pertama kalinya.” Dia terbahak, “Ini
sama saja kita membicarakan Lee Jieun kan?”
“Maldo
andwe!” Xiumin juga terbahak, “Aku baru sadar, jadi Baek, sekarang di hatimu
cuma ada Jieun? Itu alasannya kau hanya bermain-main dengan gadis-gadis itu
selama ini?”
“Bisa
kalian diam?” bentak Baekhyun kesal, sebenarnya akhir-akhir ini, Cuma itu yang
ada dalam otak Baekhyun, jadi dia berusaha menutup pikirannya tentang Jieun.
“Oppa!”
Jiyoung dan teman-temannya datang begitu saja, membuat mereka sedikit terkejut.
“ Apa Chanyeol oppa masih belum masuk sekolah?” tanya Jiyoung pada Xiumin.
“A..Ani.”
jawab Xiumin. “Dia masih terpukul Jiyoung-ah.”
“Kami
juga seperti itu.” Kata Jiyoung.
Kai
dan Krystal saling menatap. Seperti ingin saling bicara namun terhalang
sesuatu.
Jongdae
hanya tersenyum pada Sulli, hanya itu tak lebih. Lagi-lagi membuat Sulli merasa
heran.
Jiyeon
sedih karena Baekhyun bahkan tak menatapnya saat ia datang. Baekhyun
benar-benar sibuk dengan pemikirannya sendiri. Jiyeon merasa ada yang hilang,
karena akhir-akhir ini Baekhyun menjadi pendiam dan tak banyak bicara.
“Jangan,
jangan seperti itu. Kalian harus tetap ceria seperti biasanya. Aku yakin Suzy
tak suka jika kalian juga seperti ini. Kami juga sedang dalam usaha
mengembalikan semangat Chanyeol.” Jelas Xiumin menenangkan.
“Kami
juga sedang berusaha oppa.” Jawab Jiyoung.
“Ehm…
oppa, apa dia tak bicara apa-apa? Apa Chanyeol oppa tak bicara apa-apa tentang
kematian Suzy?” tanya Krystal tiba-tiba menegangkan suasana. “Dia orang
terakhir yang bersama Suzy sebelum ia meninggal.”
“Ehmmm…
ani. Dia tak bicara apa-apa.” Jawab Xiumin bingung.
“Ya,
aku juga ingin bicara padanya. Aku ingin tahu apa kata-kata terakhir Suzy saat
mereka bertemu.” Tambah Sulli.
Semua
orang di situ tenggelam dalam pemikiran mereka sendiri-sendiri.
***
Kai
baru bermaksud meninggalkan sekolah
karena sebentar lagi, bulan purnama akan menampakkan bentuk sempurnanya.
Namun Krystal berhasil menemukannya yang sejak sore tadi bersembunyi di salah
satu bilik klinik sekolah.
“Bisa
kita bicara?” tanya Krystal.
Kai
tak menjawab, namun nampaknya Krystal sudah tak sabar lagi.
“Apa
ada yang salah denganku?” tanyanya tanpa basa basi lagi, “Kenapa kau terus
menghandariku? Setelah semua keakraban itu? Sekarang kau menghindariku begitu
saja?”
“Krystal,
dengar. Tak ada yang salah dengamu. Sungguh.” Kata Kai, “Maksudku, kita masih
belum punya hubungan spesial. Jadi tak apa jika kita tak akrab lagi. Aku punya
alasan..” kalimat Kai diputus oleh Krystal.
“Sebagai
teman? Apa itu tak bisa? Hanya teman?” tanya Krystal.
Kai
melihat ke jendela dan tubuhnya sudah mulai terasa panas. Dia merasa bodoh
sudah tertidur sepanjang sore tadi, harusnya di pergi dari sekolah ini sejak
siang tadi. “Ani, sebaiknya kita tidak dekat, atau kau akan menyesal.” Kai
beranjak pergi, dia melangkah mendekati pintu.
“Tapi
aku terlanjur…” kata Krystal akhirnya, “Aku sudah terlanjur jatuh hati padamu.
Apa aku salah?”
Kai
membeku, dia tak menyangka Krystal akan mengatakan ini sekarang, di saat
seperti ini. Betapa inginnya dia memeluk gadis itu dan mengatakan hal yang
sama. Selama ini dia sudah seperti orang gila berusaha menjaga jarak dengan
gadis itu. Berusaha membuatnya aman dengan tidak ada hubungannya dengannya, Kai
si manusia serigala yang saat ini sedang dalam masalah besar sejak kejadian
yang dialami Chanyeol.
“Saranghae.”
Kata Krystal, dia sudah hampir menangis.
Kai
berbalik, melihat Krystal yang seperti itu lalu berhambur memeluknya.
Mendekapnya erat dalam pelukannya. Memberi jawaban pada Krystal tanpa
kata-kata.
Kai
teringat lagi, ia melihat jendela. Badannya sudah benar-benar panas. Namun
Krystal malah menciumnya, melarangnya pergi.
***
“Ya!
Ada yang melihat Kai? Apa dia sudah berhasil pergi dari sini?” tanya Kyungsoo.
“Oh
tidak, seingatku dia belum keluar dari klinik sejak sore tadi.” Kata Jongdae.
“Kita
harus segera mencarinya.” Ajak Baekhyun. Dan mereka berempat pun berlari menuju
klinik sekolah, melewati murid-murid lain yang berjalan di koridor untuk pulang
setelah sekolah berakhir hari ini.
“Oh
tidak.” Jongdae melihat Kai dan Krystal berciuman dari jendela klinik. “Apa
yang harus kita lakukan?”
“Dia
sudah mulai berubah.” Xiumin mengingatkan. Dan benar saja lengan Kai sudah
mulai berbulu, sebentar lagi kukunya akan meruncing tajam, tentunya bisa
melukai Krystal.
“Uh
pasangan yang dimabuk cinta.” Tiba-tiba Jieun sudah sampai di pintu klinik lalu
meniup pipa yang dibawanya. Menembakkan bius pada Krystal. Bius itu tepat
mengenai leher Krystal, seketika Krystal tergeletak ke lantai.
Xiumin
dan yang lain berhambur memasuki klinik. Baekhyun dan Jongdae memegangi Kai.
“Biar
aku suntikkan obatku.” Kata Jieun, dia sudah memegang alat suntik.
“Ya
apapun itu, cepatlah!” kata Jongdae.
“Ani.”
Kyungsoo malah menghalangi Jieun.
“Kau
mau membuat semua orang tahu ada serigala disini?” teriak Jongdae.
“Dia
berhasil.” Kata Kyungsoo. Semua lalu mengamati Kai yang ternyata sedari tadi
berusaha mengontrol perubahannya. Kuku Kai yang sudah meruncing kembali seperti
semula. Perlahan bulu-bulunya menghilang. Baekhyun dan Jongdae melepaskan
pegangan mereka lalu ikut mengamati Kai yang benar-benar berhasil.
Kai
melemas dan tergeletak di sebelah Krystal. “Ini gila.” Katanya lemah.
Yang
lain tersenyum dan tertawa puas, akhirnya Kai bisa mengontrolnya.
“Sudah
kubilang. Ini berkat kau memikirkan Krystal kan?” tanya Xiumin.
Jieun
melihat keluar jendela, melihat bulan penuh di atas sana lalu mengamati
lelaki-lelaki itu, “Jadi, kalian semua sudah berhasil?”
“Seperti
yang kau lihat.” Kata Xiumin senang.
“Kalian
berhasil mengontrolnya!” Jieun melonjak senang dia tersenyum bahagia, “Appaku
benar! Penelitiannya berhasil!! Perubahan kalian bisa dikontrol! Kalian bisa
tidak membunuh manusia lagi kan?”
“Kenapa
anak ini sesenang itu?” Jongdae tak habis pikir.
“Sudah
dua tahun ini aku meneruskan penelitian Appaku. Awalnya aku tak percaya jawaban
dari semua ini adalah cinta. Aku kira mustahil hal seperti cinta bisa membuat
kalian mengontrol perubahan kalian.” Jieun terus berteriak senang.
“Dan
yang kami senangi adalah, kami tak perlu menunggu bulan purnama untuk berubah
menjadi serigala.” Kata Xiumin.
“Kalian
serigala-serigala baik! Semoga tuhan memberkati kalian!” Jieun masih meluap-luap.
Membuat yang lain tertawa.
“Krystal?”
Jiyoung, Jiyeon dan Sulli tiba-tiba masuk ke klinik dan terkejut melihat
keadaan di dalam sana.
“Apa
yang terjadi? Kenapa Krystal dan Kai tak sadarkan diri, dan kalian semua
tertawa?” tanya Sulli.
Mereka
lupa mengurusi Kai dan Krystal. Seketika itu juga mereka bingung harus menjawab
dan bersikap seperti apa.
“Jieun?
Apa yang kau lakukan disini?” tanya Jiyeon.
Jieun lalu
tersenyum bodoh seperti biasa, “Ani. Aku hanya mendnegar keributan jadi melihat
apa yang terjadi. Karena tidak ada apa-apa. Sebaiknya aku pergi.” Jieun
membungkuk lalu pergi dari tempat itu. Merasa beruntung karena dia sempat
menyembunyikan jarum suntik yang tadi dibawanya sebelum gadis-gadis itu datang.
Pandangan Baekhyun mengikuti Jieun dan Jiyeon mengetahuinya. Lagi-lagi membuat
Jiyeon terbakar cemburu.
***
“Jadi apa yang
terjadi kemarin itu?” tanya Jiyoung pada Krystal.
“Aku.. aku juga
tak tahu. Seingatku kami berciuman..” perkataan Krystal seketika terpotong.
“Mwo???” teriak
Jiyoung.
“Kalian
berciuman?” tanya Sulli memelankan suaranya, takut orang-orang di kantin itu
bisa mendengarnya.
Krystal
melebur merah, “Ah… kami..”
“Jadi
sudah sejauh itu hubungan kalian.” Jiyeon menghela nafas.
“Apa
kau tak senang?” tanya Jiyoung.
“Ani,
aku senang untuk Krystal. Aku hanya merasa iri.” Jiyeon meminum jusnya.
“Sebenarnya ada apa dengan Lee Jieun itu? Apa Baekhyun oppa menyukainya?” tanya
kesal.
“Baekhyun
oppa menyukai Jieun?” tanya JIyoung sambil berbisik.
“Apa
kelebihan gadis aneh itu dariku?” Jiyeon agak membanting gelas jusnya.
Jiyoung
bermaksud menenangkan, “Ah, jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan.”
“Ya,
mungkin itu bukan perasaan suka.” Tambah Sulli.
“Ani,
pandangannya saat melihat Jieun berbeda. Aku belum pernah melihatnya seperti
itu. Aish! Ini gila, bagaimana bisa Lee Jieun itu mengalahkanku?” JIyeon
mengacak-acak rambutnya.
“Tenanglah
Jiyeon-ah…” kata Jiyoung.
“Bukankah
itu Chanyeol oppa?” tanya Krystal, dia melihat Chanyeol berlari di halaman
sekolah.
“Ah,
akhirnya dia masuk.” Kata Jiyoung.
“Kenapa
dia tergesa-gesa begitu?” tanya Sulli curiga. “Entah kenapa dia mencurigakan.
Aku masih ingin bicara dengannya soal Suzy.”
“Apa
maksudmu Sulli-ah?” tanya Jiyoung. “Apa maksudmu dia ada hubungannya dengan
kematian Suzy?” Jiyoung bicara hati-hati.
“Entahlah,
aku harap tidak.” Jawab Sulli.
“Bisakah
setelah pulang sekolah malam nanti, kita tetap disini?” tanya Krystal.
“Mwo?”
tanya Jiyeon.
“Aku
harap kita bisa memata-matai Chanyeol oppa dan yang lain, termasuk Kai.” Jelas
Krystal.
“Apa
maksudmu?” tanya Sulli tak mengerti.
“Aku
berkali-kali melihat keanehan dari mereka. Dan entah ini benar atau tidak,
Jieun juga terlibat. Mereka melakukan sesuatu yang tidak kita ketahui.” Krystal
bicara dengan takut. Berharap tak ada hal serius yang memang terjadi.
“Kenapa
kau baru bilang sekarang?” Tanya Jiyoung.
“Apa
kau bilang barusan? Jieun?” tanya Jiyeon. “Apa hubungannya JIeun dengan
mereka?”
“Aku
masih tak yakin.” Jawab Krystal. “Semalam, tengah malam tepatnya, orang tuaku
sangat khawatir kalau aku baru saja pingsan di sekolah, jadi mereka membawaku
ke rumah sakit. Mereka memeriksaku, katanya aku
tak sedang sakit atau apapun.”
“Ya,
kau memang sehat sekali kemarin. Aku shock kau pingsan. Aku kira karena kau
terlalu senang berciuman dengan Kai.” Jiyoung menahan tawanya. Sulli lalu
memukul kepalanya pelan.
“Mereka
bilang aku tidak sadar akibat obat bius.” Krystal menyelesaikan ceritanya.
“Mwo?”
tanya Sulli tak percaya. “Adegan aneh kemarin saat kami menemukanmu pingsan,
ada hubungannya dengan itu?”
“Adegan
aneh?” tanya Krystal.
“Ya,
yang kami lihat itu, Kau dan Kai tak sadarkan diri di lantai dan Jongdae oppa,
Xiumin oppa, Baekhyun oppa, Kyungsoo dan Jieun ada disana.” Sulli berusaha
menghubungkan semuanya, tapi masih tak bisa menemukan apa-apa.
“Ah!”
Jiyeon terpikirkan sesuatu. “Jangan bilang keberadaan Jieun Di sana juga ada
hubungannya?” Jiyeon mengacak-acak rambutnya lagi. “Kenapa harus Jieun?”
“Sepertinya
kita memang harus memata-matai mereka.” Kata Jiyoung.
***
“Mwo?
Bisa kau bilang sekali lagi?” tanya Jongdae pada Chanyeol.
“Ya,
aku rasa malam ini mereka akan kembali.” Kata Chanyeol lagi.
“Kau
tiba-tiba masuk sekolah hanya untuk memberitahu kami ini? Kau teman yang baik
Chanyeol-ah.” Kata Jongdae.
“Ya
mereka pasti akan kembali. Dan aku yakin mereka mengincar gadis-gadis itu
sekarang karena mereka tahu kelemahan kita sekarang.” Kata Xiumin sedih.
“Kalau
begitu sepulang sekolah nanti, kita harus cepat pergi dari sini?” tanya
Kyungsoo.
“Apa
mereka tidak memata-matai kita selama ini? Bisa saja mereka sudah mengenali
gadis-gadis itu.” Kata Chanyeol. “Seperti malam itu. Aku rasa mereka tahu aku
sedang bersama Suzy.” Chanyeol tak meneruskan kata-katanya, itu terlalu
menyakitkan untuk diingat.
Kai
menyentuh pundak Chanyeol.
“Jadi,
sebenarnya kita harus menghindari gadis-gadis itu atau malah terus berada
disampingnya dan melindunginya?” tanya Jongdae bingung. “Aku tak bisa
membiarkan Sulli dalam bahaya kalian tahu itu.”
“Aku
rasa, kalian harus melindungi mereka. Berusaha menghindari mereka bukan pilihan
yang baik. Jangan sampai kalian menyesal sepertiku.” Kata Chanyeol. Wajah Suzy
yang menjerit masih terpampang jelas di benaknya.
“Bagaimana
kalu mereka benar datang malam ini? Haruskah kita melawan mereka? Berubah
menjadi serigala di depan gadis-gadis itu?” tanya Kai.
Tiba-tiba
terdengar sesuatu dari luar ruang klinik itu. Xiumin dengan cepat keluar
melihat keadaan.
“Apa
ada yang mendengar kita?” tanya Jongdae setelah Xiumin kembali.
“Sepertinya
begitu. Pemilik ponsel ini pasti terkejut karena mendengar perkataan kita dan
pergi setelah menjatuhkannya.” Xiumin menunjukkan ponsel yang ia temukan.
Kai
terbelalak karena mengenali betul ponsel itu. “Oh tidak.”
“Jangan
bilang itu milik Krystal.” Kata Baekhyun.
***
Krystal berlari kembali ke kelasnya.
Dia berharap apa yang baru didengarnya bukan hal yang nyata. Namun semua
potongan-potongan adegan yang tak sengaja ia lihat benar jika digabungkan. Jadi
apa ini jawaban dari semua teka-teki itu? Krystal tak bisa mempercayainya.
Inilah semua alasan mengapa para lelaki itu bersikap aneh. Bahkan mereka
menghindari gadis-gadis ini. Pertemanan mereka yang tak biasa. Bahkan jelas ini
ada hubungannya dengan Jieun.
“Krystal
gwenchana?” tanya Sulli.
Krystal
tak menjawab, ia pucat pasi. Membuat teman-temannya khawatir. “Apa ada
sesuatu?” tanya Jiyoung.
Krystal
melihat ke arah Jieun yang sedang tertidur di bangkunya, seperti biasa.
“Sebenarnya
ada apa?” tanya Jiyeon.
“Aku
harap aku salah dengar.” Bisik Krystal. Seluruh badannya bergetar hebat.
“Apa?
Apa yang kau dengar?” Sulli menarik kursi untuk duduk di sebelah Krystal.
“Mereka…
mereka manusia serigala.”
***
Jieun
dengan tesengal-sengal sampai di klinik, “Sudah kuduga kalian masih disini.”
“Jieun?”
Kyungsoo terkejut. “Kau belum pulang?”
“Sayangnya
gadis-gadis itu juga belum pulang.” Kata Jieun. “Mereka ada dengan musuh
kalian.”
“Mwo?”
Jongdae terkejut. “Pantas saja aku mencium bau aneh.”
“Dimana?”
tanya Kai.
Jieun
memberi tahu mereka. Mereka mengikuti Jieun ke kelas. “Untung penjaga sekolah
tadi tak melihat kita semua. Gerbang sekolah sudah dikunci, jika kita mau
keluar dari sini satu-satunya cara adalah memanjatnya, kecuali kalian yang bisa
melompatinya.” Kata Jieun sambil berlari. Sekolah sudah benar-benar sepi.
“Krystal!”
panggil Kai. Kelas yang mereka datangi sudah kosong, hanya terlihat beberapa
bangku yang bergesar dari tempatnya. Entah apa yang telah terjadi disini.
“Kemana
mereka?” tanya Kyungsoo panik.
“Jadi,
mereka sudah tahu kan soal kalian?” tanya Jieun ditengah kepanikan ini. Mereka
semua waspada pada apapun yang sepertinya akan datang.
“Sepertinya
begitu.” Kata Xiumin.
“Aku harap Kris
tidak datang sekarang.” Kata Jongdae.
“Wae?”
tanya Jieun.
“Dia
yang terkuat di antara mereka.” Jawab Jongdae segan.
“Apa
kalian mencari kami?” Suho muncul dari kegelapan.
“Suho
hyung!” sapa Jongdae. “Lama tak bertemu.”
Lalu
Tao datang dengan Sulli dan Jiyoung di kedua tangannya. Setelah itu satu lagi
juga muncul dengan Jiyeon dan Krystal di tangannya. Keempat gadis itu terlihat
benar-benar ketakutan. Mereka masih berusaha mempercayai kejadian tak masuk di
akal ini.
“Tao!
Lay!” kata Jongdae.
“Anyeong!
Aku juga datang.” Seseorang lagi bernama Luhan tersenyum pada mereka.
“Kenapa
reuni ini harus semenjengkelkan dan seberbahaya ini?” tanya Xiumin.
“Bukankah
itu salah kalian sendiri?” tanya Suho. “Siapa yang menyuruh kalian memisahkan
diri dari kawanan dan malah menjadi musuh?”
Kai
tersenyum pahit, “Lepaskan mereka! Bukankah mereka tak ada hubungannya dengan
ini semua?”
“Tak
ada hubungannya?” tanya Suho, “Gadis-gadis manis ini? Bagaimana kalu kami
menyayat kulitnya sedikit saja?” ejek Suho. “Kalian masih bilang seperti itu?”
Suho tertawa. “Aku salut dengan selera kalian.”
“Lagipula
sudah ada manusia di antara kalian kan?” Luhan melihat ke arah Jieun yang
melihatnya balik tanpa ada rasa takut sedikitpun dan malah dengan wajah
cerianya. “Harusnya tak ada yang boleh tahu siapa kalian kan? Terutama
manusia!”
Baekhyun
tiba-tiba sudah berdiri di depan Jieun ,”Berapa kali kami harus mengatakan
kepada kalian? Kita bisa hidup dengan cara yang lain? Tidak dengan membunuh
manusia lagi.”
Kecuali
Tao, mereka bertiga tertawa, “Kalian lucu sekali?” tanya Suho. “Bukankah hidup
seperti itu merepotkan? Kenapa kalian mengambil jalan yang susah?”
“Jadi
apa yang harus kami lakukan agar kalian melepaskan mereka?’ tanya Kyungsoo
mencoba bernegosiasi.
“Bukankah
kalian yang membuat semuanya sulit?” tanya Suho, “Kalian hanya perlu kembali
pada kami dan menyerah. Sadarkah kalian dengan begini kalian bisa membuat
spesies kita punah?”
“Jwesonghaeyo,
kami tak bisa melakukan yang satu itu.” Kai. “Jieun kau bawa mereka sembunyi.”
Kai lalu segera berhambur pada Lay dan Tao saat mereka tak siap dan menarik
Krystal dan Jiyeon. Sedangkan Xiumin menarik Jiyoung dan Sulli.
Seketika
Suho berubah menjadi serigala setelah berteriak pada Tao dan Lay, “Dasar
bodoh!”
Akhirnya
mereka bertiga juga merubah wujud mereka. Kai dan teman-temannya mengikuti
mereka dan menggiring mereka keluar kelas.
Krystal
dan yang lain tentunya membeku di tempat melihat itu semua. Mereka masih berada
di koridor saat para serigala itu bertarung di halaman sekolah.
“Pali!”
teriak Jieun lalu dengan cepat berusaha menarik mereka berempat dan membawa
mereka ke klinik.
Sesampainya
di klinik, mereka terengah. “Bisakah seseorang menjelaskan apa yang terjadi?”
tanya Sulli.
“Apa
itu? Apa yang baru saja aku lihat?” teriak Jiyeon frustasi. “Apa yang baru saja
memegang lenganku hingga sesakit ini?”
Setelah
merapikan rambutnya dan mengikat ulang dengan benar rambutnya, Jieun memberi
gadis-gadis itu masing-masing satu parfum. Mereka agak terkejut melihat gaya
baru Jieun, Jieun tak lagi terlihat bodoh dengan rambutnya sekarang.
“Tak
bisakah kau terus mengikat rambutmu seperti itu mulai sekarang? Agar kau tak
terlihat bodoh?” tanya Jiyoung.
“Untuk
apa ini?” tanya Sulli mempertanyakan parfum itu.
Jieun
menyemprotkan sembarangan parfum ke tubuhnya, “Itu untuk mengelabuhi mereka.
Supaya penciuman mereka terkaburkan.” Jieun lalu mengeluarkan sesuatu dari
dalam tasnya yang besar itu. Sebuah senapan yang terdapat panah di ujungnya.
“Whooaaa!
Jadi selama ini isi tasmu yang besar itu benda ini?” tanya Jiyoung.
“Jadi
itu alasannya kau memakai parfum saat Kai mengejarmu hari itu?” tanya Krystal.
“Oh
kau melihatnya?” Jieun tersenyum.
“Jadi
bisa kau ceritakan semuanya?” pinta Krystal.
“Ya!
Katakan semuanya sekarang!” teriak Jiyeon. “Bagaimana kau bisa terlibat dalam
hal ini?”
Jieun
tertawa tipis, “Aku jadi bingung harus mulai dari mana.”
“Cepatlah!”
kata Sulli.
“Jadi,
kalian sudah tahu kan mereka manusia serigala? Sekumpulan manusia serigala yang
kalian kenal itu sama sekali tidak berbahaya seperti yang lain. Mereka dalam
upaya pemberontakan dalam kalangan mereka. Mereka percaya bahwa manusia
serigala tak harus hidup seperti serigala. Mereka bisa hidup seperti manusia
biasa. Anggap saja mereka bisa hidup walau tak memakan daging manusia.”
Jiyoung
mengernyit mendengarnya.
“Teruskan.”
Kata Krystal.
“Mendiang
Appaku sudah pernah menyelidikinya, bahwa mereka memang bisa hidup seperti itu.
Mereka bisa mengontrol perubahan mereka, tidak hanya tergantung bulan purnama.
Karena tadinya saat mereka berubah menjadi serigala saat bulan purnama mereka
tidak terkontrol, mereka akan melakukan apapun sesuai naluri serigala mereka.
Mereka akan sangat sangat berbahaya. Hingga mereka menjadi musuh manusia. Lima
tahun lalu, sekelompok manusia, termasuk Appaku, yang mengetahui keberadaan
spesies mereka di dunia ini berusaha membasmi mereka, itu karena banyak
ditemukan kasus kematian akibat mereka setiap setelah bulan purnama.” Jieun
menjelaskan semuanya seakan tanpa menarik nafasnya, “Tapi Appaku sadar, tak
adil bagi mereka jika kita memusnahkan mereka seperti itu. Mereka tidak minta
kan dilahirkan menjadi manusia serigala seperti itu? Appaku bersama adiknya di
keluarkan dari kelompok pembasmi manusia serigala itu karena gagasannya. Hingga
Appaku mengadakan penelitian sendiri. Kabar bahwa kelompok pembasmi itu semakin
menipis membuat keluargaku harus selalu hidup berpindah berusaha tak
meninggalkan jejak. Hingga dua tahun lalu, saat Appaku akhirnya sudah berhasil
menemukan jawaban dari penelitiannya, beberapa serigala itu datang, menghabisi
sisa dari anggota pembasmi mereka, tanpa tahu Appaku sudah berusaha membantu
mereka.Malam itu juga aku menjadi yatim piatu dan mendapatkan luka ini.” Jieun
melihat ke arah deker di lengan kanannya. Yang lain juga melakukan hal yang
sama. “Semenjak itu juga aku meneruskan penelitian Appaku. Dan aku sudah
membuktikan bahwa itu memang benar. Dan inilah alasannya aku pindah ke kota ini
dan bersekolah di sekolah ini.”
“Apa
jawaban dari penelitian itu?” tanya Krystal.
“Cinta.”
Jawab Jieun sambil tersenyum, “Hanya cinta yang bisa. Saat mereka sudah jatuh
cinta dan mempunyai seseorang yang dicintai di hati mereka, mereka bisa
mengontrol perubahan mereka. Seperti yang terjadi pada Kai kemarin. Karena kau
dia akhirnya berhasil mengontrolnya.”
“Ne?”
tanya Krystal tak percaya.
“Ya,
kalianlah senjata sekaligus kelemahan mereka.” Jieun. “Dari yang aku tahu,
Chanyeol oppa karena Suzy, Xiumin oppa adalah berkat Jiyoung tentunya, Jongdae
oppa karena Sulli dan Baekhyun oppa..” Jieun berikir sejenak lalu melanjutkan
perkataannya, “Siapa lagi kalau bukan Jiyeon?”
Jiyeon
hanya melihatnya, dia tak percaya dengan perkataan Jieun barusan.
“Bukankah
ini aneh?” tanya Sulli, “Mengetahui temanmu ternyata manusia serigala?”
“Lalu
bagaimana denganku? Lelaki yang aku kenal sejak SMP, yang selama ini dekat
denganku, ternyata seorang manusia serigala?” kata Jiyoung, ekspresinya seperti
orang yang habis ditampar.
Tiba-tiba
terdengar suara raungan dari luar sana.”Kalian bersembunyi disini. Jangan buat
suara lagi, pendengaran mereka juga kuat. Jangan lupa menyemprotkan parfumnya.”
Kata Jieun lalu keluar dengan senjatanya.
Jieun
menemukan keenam temannya, yang dua masih menjadi serigala, sedangkan, Xiumin, Jongdae,
Baekhyun dan Kyungsoo sudah kembali ke wujud manusia mereka dengan beberapa
luka. “Perlu bantuan?” tanya Jieun.
“Ya!
siapa gadis ini?” tanya Jongdae terkejut.
Yang
lain melihatnya dengan heran. Jieun hanya memutar bola matanya lalu membantu
Chanyeol dan Kai. Jieun menembakkan anak panahnya ke serigala Tao. Jieun
terlihat hebat dan karakter bodohnya benar-benar hilang. Jieun, Kai dan
Chanyeol berusaha, setidaknya melumpuhkan ke empat musuh mereka itu.
“Aku
akui dia terlihat cantik sekarang Baek!” teriak Jongdae. Lalu keempat orang itu
kembali menjadi serigala dan membantu Kai dan yang lain.
Mereka
berusaha memojokkan keempat serigala itu. Mereka berniat mengikat mereka di
salah satu pohon dengan rantai yang sejak dulu berada di halaman sekolah
sebagai pembatas itu.
Jieun
berusaha menembak Suho namun Luhan melempar tubuhnya hingga dia berpisah dengan
senjatanya. Luhan sudah siap menerkam Jieun dan Jieun sudah hampir menjangkau
senjatanya, tapi Baekhyun sudah datang melindunginya. Mencegah serangan Luhan.
Dia mengaung ganas.
Kai
dan Chanyeol berhasil melumpuhkan Tao hingga kembali ke wujud manusianya. Jongdae
berhasil melawan Lay Sedangkan Xiumin dan Kyungsoo berhasil juga melumpuhkan
Suho. Terakhir mereka tinggal menunggu Baekhyun melumpuhkan Luhan. Tembakan
Jieun akhirnya berhasil melumpuhkan Luhan seketika. Mereka semua kembali ke
wujud manusia mereka. Dengan cepat Kai dan yang lain mengikat mereka di pohon
dengan rantai itu.
Mereka
segera kembali ke wujud manusia mereka dan berlari kembali ke klinik tempat
gadis-gadis itu bersembunyi.
“Ini
takkan bertahan lama. Kita harus segera pergi dari tempat ini.” Kata Kai.
“Ya
mereka pasti akan mengirim lebih banyak. Setidaknya kita harus mempersiapkan
diri.” Kata Kyungsoo.
“Lalu
kita harus kemana?” tanya Jongdae.
“Kita
kerumahku.” Kata Jieun.
“Ayo
Jiyoung! Kajja!” kata Xiumin setelah mereka sampai di klinik, merasa lega
gadis-gadis ini baik-baik saja. Lalu mereka menarik pergi gadis-gadis itu.
“Mobil
kami dititipkan tidak jauh dari sini.” Kata Jongdae. Dia bahkan menarik Sulli
dengan menggenggam tanganya.
Mereka
dengan susah payah membantu gadis-gadis itu memanjat pagar sekolah. Mereka
segera menuju mobil mereka. Mereka bersebelas berjejalan masuk ke dalam mobil
itu.
waaaaah konfliknya udah mulai keliatan banget, jadi penasaran sama last part nya ><
BalasHapus