Halaman

Selasa, 30 Juli 2013

[FANFIC] Only Love (part 3)





Satu minggu setelah kematian Suzy, polisi masih belum bisa menguak misteri kematiannya. Yang Krystal dengar hanya luka-luka di tubuh Suzy bukan bekas tusukan senajata atau sejenisnya. Tapi Suzy seperti telah diserang makhluk mengerikan. Jelas gagasan ini membuat semua orang yang mendengarnya tak percaya dan mengira itu hanya gosip.

                Krystal dan teman-temannya masih belum bisa seceria biasanya. Dalam kelas seperti sekarang ini, mereka juga masih tak banyak bicara satu sama lain. Takut jika satu pembicaraan saja bisa mengingatkan mereka pada sahabat mereka, Bae Suzy.
                Krystal masih terus dalam kepenasarannya, dia selalu memperhatikan Kai diam-diam. Yang juga diam-diam selalu mengawasi gerak-gerik Jieun, yang setelah hari itu, tak melakukan hal aneh lain selain keanehannya yang biasa. Dia tetap selalu tidur di kelas.
                Satu yang Krystal rasakan saat ini dari Kai, dia semakin merindukannya. Karena Kai juga semakin menghindarinya. Krystal tak bisa lagi menyangkal perasaannya untuk Kai. Sudah beberapa kali dia berusaha mengajak Kai bicara berdua, namun Kai selalu menghindar. Krystal merasa ada sesuatu yang lain yang sedang terjadi, yang tak ia ketahui dan Krystal benar-benar ingin mengetahuinya.
                                                                                                    ***        

                “Kai!” Krystal memanggil Kai di halaman sekolah setelah bel pulang berbunyi sepuluh menit lalu.
                Kai menoleh, namun setelah menemukan Krystal yang memanggilnya, ia bermaksud berbalik lagi. Krystal segera menghampirinya dan menarik lengannya, “Biasakah kita bicara?”
                “Mianhae, tidak hari ini. Aku ada urusan.” Jawab Kai, ia melihat Jongdae dan Kyungsoo sudah mulai menjalani rencana mereka, mengikuti Lee Jieun.
                Kai lalu melihat tangan Krystal masih di lengannya. Mengetahui itu, Krystal segera melepas tanganya, “Mianhae, aku menganggumu.”
                Kai merasa hatinya sakit melihat Krystal sesedih itu. Betapa inginnya dia memeluk dan menenangkan gadis di hapannya yang baru kehilangan seorang teman itu. Dia bahkan tahu penyebab kematiannya, namun sama sekali tak bisa memberi tahu Krystal dan menenangkannya.
                Krystal membiarkan Kai pergi lagi, dia merasa benar-benar sedih. Keakraban yang selama ini berusaha ia bangun bersama Kai, rasanya sia-sia. Sejak kematian Suzy, semuanya berubah. Semua hari yang mereka lalui menjadi sendu dan suram.
                “Oppa!” terdengar suara Jiyeon memanggil Baekhyun, namun sama saja. Baekhyun sama sekali tak menoleh, dia berjalan bersama Kai dan Xiumin. “Ah… Wae ireoke??” Jiyeon menjejak-jejak tanah dengan kesal. “Aku bisa mati kalau terus seperti ini! Ada apa dengan orang-orang?”
                Sulli datang merangkul bahunya. Krystal dan Jiyoung juga menghampirinya. Yang mereka rasakan saat ini sama saja, hidup serasa tak adil, terutama bagi Suzy.
***

                Kelima lelaki itu terus mengikuti Jieun yang berjalan pulang. Sepelan mungkin dan sehalus mungkin, mereka berusaha tak ketahuan Jieun yang sedang dengan santai bersiul, berjalan ke kafe tempatnya berkerja seperti yang biasa ia lakukan.
                Entah bagiamana, saat mereka lengah tiba-tiba Jieun menghilang dari pandangan mereka, berbelok tiba-tiba ke sebuah gang kecil.
                “Sial! Sepertinya dia sadar ada yang mengikutinya.” Umpat Jongdae.
                Baekhyun dengan cepat mengejar Jieun. Memperkirakan kemana dia pergi tadi.
                “Sebaiknya kita berpencar mencarinya.” Kata Baekhyun pada yang lain, dijawab anggukan oleh mereka semua.
                Semenit kemudian Baekhyun menemukannya. Menemukan Jieun yang sedang mencoba memakai parfum, dengan melihat itu, dia makin yakin, Jieun memang tahu semuanya. Dengan segera Baekhyun menarik tangan Jieun, mengambil parfumnya. “Kena kau!” katanya pelan.
                Jieun agak terkejut melihatnya. Dan tak lama kemudian, dia sudah di kelilingi lima lelaki itu.
                “Apa yang kalian lakukan disini?” tanya Jieun dengan gaya bodohnya.
                “Kau! Berhentilah bersandiwara!” teriak Jongdae tak sabar.
                “Bisa kau pelankan suaramu?” tanya Kai, lalu dia beralih ke Jieun, “Kami rasa kami sudah tahu soal dirimu. Jadi kau tak perlu berpura-pura tak tahu apa-apa lagi.”
                “Jadi sebanyak apa yang  kau ketahui?” tanya Kyungsoo.
                Jieun tertawa, bukan tawa bodoh seperti biasanya, “Ah, aku gagal bersembunyi dari kalian.”
                “Apa tujuanmu? Masuk ke sekolah kami? Berusaha tak terlihat seperti itu? Menjadi gadis aneh yang terabaikan?” tanya Xiumin.
                “Apa kalian mengira aku mau membalas dendam?” tanya Jieun, dia benar-benar serius sekarang. Wajah bodohnya sudah hilang entah kemana. “Apa kalian takut? Dengan gadis yang bahkan tak punya siapa-siapa ini?”
                Kelima lelaki itu membeku mendengarnya, Jieun sama sekali tak takut saat ini. Padahal mereka bisa saja membunuhnya dengan mudah. Teutama Baekhyun, mendadak rasa bersalah itu menggerogoti hatinya.
                “Kalian selalu salah paham. Kalian selalu mengira manusia lebih licik dari kalian.” Lalu Jieun tersenyum, “Tapi tak apa, masih banyak manusia yang pemaaf. Sepertiku.” Dia tertawa bodoh lagi.
                “Kau itu sudah gila ya?” tanya Xiumin.
                “Ani, aku hanya mengantuk setiap saat. Bukan karena terlalu lama belajar atau bekerja, tapi itu pengaruh obat yang setiap hari aku suntikkan ke lenganku sendiri.” Jieun melihat lengan kanannya, “Itu satu-satunya yang bisa mencegahku menjadi dalah satu dari kalian.”
                Itu jelas membuat mereka terkejut. Terutama Baekhyun, dia tak berani menatap Jieun lagi.
                “Bagaimana bisa? Darimana kau dapatkan obat itu?” tanya Kyungsoo.
                “Appaku pernah membuatnya, tapi sudah dua tahun ini aku membuatnya sendiri.” Jelas Jieun.
                “Whoaaa! Aku baru dengar ada obat yang seperti itu.” Kata Jongdae.
                “Jadi, apa kau mengira Chanyeol yang membunuh Suzy?” tanya Kai.
                “Ani, selama empat bulan disini yang aku perlajari, kalian tidak membunuh manusia, kalian berusaha lepas dari mereka benar kan?” Jieun jelas terlihat cerdik sekarang.
                “Whooaa kau bahkan tahu soal itu? Jadi kau tidak menganggap kami musuh?” tanya Xiumin.
                “Kalian ini bodoh atau apa? Tidak sadarkah kalian selama ini aku berusaha membantu kalian?” tanya Jieun.
                “Baiklah, kita teman sekarang?” tanya Kyungsoo.
                “Ne? siapa yang mau berteman dengan manusia aneh seperti kalian?” Jieun melihat perubahan ekspresi mereka, “Ani, aku bercanda.” Jieun tertawa.
                “Gadis ini memang aneh.” Celetuk Jongdae.
                “Jadi bagaimana kau tahu siapa saja di antara murid –murid itu yang manusia serigala?” tanya Xiumin.
                “Apa kalian tidak sadar? ada saatnya mata kalian menjadi merah, apalagi saat kalian marah. Walau sangat sulit melihatnya, aku selalu berhasil. Lagipula manusia mana yang punyamata seperti kalian?”
                “Oh begitu..” kata Kyungsoo, seakan dia mengambil pelajaran dari Jieun.
***
                “Oh tidak ini sudah memasuki pekan pendidikan.” Keluh Xiumin saat dia dan yang lain berkumpul di kantin sekolah di jam makan siang.
                “Waeyo hyung?” tanya Kai.
                “Kau lupa? Di sekolah kita ini, selalu ada pekan pendidikan. Tradisinya kita semua akan dapat jam tambahan pelajaran.” Jelas Xiumin.
                “Jadi intinya kita akan pulang malam dari sekolah setiap hari selama satu minggu.” Kyungsoo menarik kesimpulan.
                “Mwo?” Jongdae terkejut, seakan dia baru mendengar yang satu ini, padahal tidak.
                “Pasti melelahkan.” Kata Kai.
                “Tidak untuk mereka yang punya kekasih disini, karena nanti jam istirahatnya di perpanjang menjelang petang. Masalahnya hanya ada padamu Kai.” Kata Baekhyun mengingatkan.
                “Ya ini malam bulan purnama. Kau harus pergi dari sekolah sebelum petang kalau begitu Kai.” Jelas Kyungsoo.
                “Aku hampir lupa. Ini gila.” Kata Kai frustasi. “Kenapa aku masih belum bisa melakukannya seperti kalian?”
                “Ya, itu masalahmu. Kenapa kau lamban sekali? Bagaimana kalau di tengah kelas nanti kau berubah menjadi serigala dan membuat semua orang di kelasmu mati terkejut. Terutama Krystal.” Kata Jongdae menahan tawa.
                “Hyung, itu benar-benar sulit untukku. Entah mengapa.” Keluh Kai.
                “Sudah kubilang kau harus memikirkan Krystal disaat seperti itu.” Kata Xiumin. “Cuma kau yang masih bimbang, Aku punya Jiyoung, Jongdae punya Sulli, kalau Kyungsoo, kalian tahu konsentrasinya paling baik di sini. Dan Baekhyun..” Xiumin menghentikan kalimatnya dan menahan tawa.
                Jongdae yang mengerti segera menyambungnya, “Gadis dua tahun lalu yang berhasil membuatnya kembali menjadi manusia untuk pertama kalinya.” Dia terbahak, “Ini sama saja kita membicarakan Lee Jieun kan?”
                “Maldo andwe!” Xiumin juga terbahak, “Aku baru sadar, jadi Baek, sekarang di hatimu cuma ada Jieun? Itu alasannya kau hanya bermain-main dengan gadis-gadis itu selama ini?”
                “Bisa kalian diam?” bentak Baekhyun kesal, sebenarnya akhir-akhir ini, Cuma itu yang ada dalam otak Baekhyun, jadi dia berusaha menutup pikirannya tentang Jieun.
                “Oppa!” Jiyoung dan teman-temannya datang begitu saja, membuat mereka sedikit terkejut. “ Apa Chanyeol oppa masih belum masuk sekolah?” tanya Jiyoung pada Xiumin.
                “A..Ani.” jawab Xiumin. “Dia masih terpukul Jiyoung-ah.”
                “Kami juga seperti itu.” Kata Jiyoung.
                Kai dan Krystal saling menatap. Seperti ingin saling bicara namun terhalang sesuatu.
                Jongdae hanya tersenyum pada Sulli, hanya itu tak lebih. Lagi-lagi membuat Sulli merasa heran.
                Jiyeon sedih karena Baekhyun bahkan tak menatapnya saat ia datang. Baekhyun benar-benar sibuk dengan pemikirannya sendiri. Jiyeon merasa ada yang hilang, karena akhir-akhir ini Baekhyun menjadi pendiam dan tak banyak bicara.
                “Jangan, jangan seperti itu. Kalian harus tetap ceria seperti biasanya. Aku yakin Suzy tak suka jika kalian juga seperti ini. Kami juga sedang dalam usaha mengembalikan semangat Chanyeol.” Jelas Xiumin menenangkan.
                “Kami juga sedang berusaha oppa.” Jawab Jiyoung.
                “Ehm… oppa, apa dia tak bicara apa-apa? Apa Chanyeol oppa tak bicara apa-apa tentang kematian Suzy?” tanya Krystal tiba-tiba menegangkan suasana. “Dia orang terakhir yang bersama Suzy sebelum ia meninggal.”
                “Ehmmm… ani. Dia tak bicara apa-apa.” Jawab Xiumin bingung.
                “Ya, aku juga ingin bicara padanya. Aku ingin tahu apa kata-kata terakhir Suzy saat mereka bertemu.” Tambah Sulli.
                Semua orang di situ tenggelam dalam pemikiran mereka sendiri-sendiri.
***
                Kai baru bermaksud meninggalkan sekolah  karena sebentar lagi, bulan purnama akan menampakkan bentuk sempurnanya. Namun Krystal berhasil menemukannya yang sejak sore tadi bersembunyi di salah satu bilik klinik sekolah.
                “Bisa kita bicara?” tanya Krystal.
                Kai tak menjawab, namun nampaknya Krystal sudah tak sabar lagi.
                “Apa ada yang salah denganku?” tanyanya tanpa basa basi lagi, “Kenapa kau terus menghandariku? Setelah semua keakraban itu? Sekarang kau menghindariku begitu saja?”
                “Krystal, dengar. Tak ada yang salah dengamu. Sungguh.” Kata Kai, “Maksudku, kita masih belum punya hubungan spesial. Jadi tak apa jika kita tak akrab lagi. Aku punya alasan..” kalimat Kai diputus oleh Krystal.
                “Sebagai teman? Apa itu tak bisa? Hanya teman?” tanya Krystal.
                Kai melihat ke jendela dan tubuhnya sudah mulai terasa panas. Dia merasa bodoh sudah tertidur sepanjang sore tadi, harusnya di pergi dari sekolah ini sejak siang tadi. “Ani, sebaiknya kita tidak dekat, atau kau akan menyesal.” Kai beranjak pergi, dia melangkah mendekati pintu.
                “Tapi aku terlanjur…” kata Krystal akhirnya, “Aku sudah terlanjur jatuh hati padamu. Apa aku salah?”
                Kai membeku, dia tak menyangka Krystal akan mengatakan ini sekarang, di saat seperti ini. Betapa inginnya dia memeluk gadis itu dan mengatakan hal yang sama. Selama ini dia sudah seperti orang gila berusaha menjaga jarak dengan gadis itu. Berusaha membuatnya aman dengan tidak ada hubungannya dengannya, Kai si manusia serigala yang saat ini sedang dalam masalah besar sejak kejadian yang dialami Chanyeol.
                “Saranghae.” Kata Krystal, dia sudah hampir menangis.
                Kai berbalik, melihat Krystal yang seperti itu lalu berhambur memeluknya. Mendekapnya erat dalam pelukannya. Memberi jawaban pada Krystal tanpa kata-kata.
                Kai teringat lagi, ia melihat jendela. Badannya sudah benar-benar panas. Namun Krystal malah menciumnya, melarangnya pergi.
***
                “Ya! Ada yang melihat Kai? Apa dia sudah berhasil pergi dari sini?” tanya Kyungsoo.
                “Oh tidak, seingatku dia belum keluar dari klinik sejak sore tadi.” Kata Jongdae.
                “Kita harus segera mencarinya.” Ajak Baekhyun. Dan mereka berempat pun berlari menuju klinik sekolah, melewati murid-murid lain yang berjalan di koridor untuk pulang setelah sekolah berakhir hari ini.
                “Oh tidak.” Jongdae melihat Kai dan Krystal berciuman dari jendela klinik. “Apa yang harus kita lakukan?”
                “Dia sudah mulai berubah.” Xiumin mengingatkan. Dan benar saja lengan Kai sudah mulai berbulu, sebentar lagi kukunya akan meruncing tajam, tentunya bisa melukai Krystal.
                “Uh pasangan yang dimabuk cinta.” Tiba-tiba Jieun sudah sampai di pintu klinik lalu meniup pipa yang dibawanya. Menembakkan bius pada Krystal. Bius itu tepat mengenai leher Krystal, seketika Krystal tergeletak ke lantai.
                Xiumin dan yang lain berhambur memasuki klinik. Baekhyun dan Jongdae memegangi Kai.
                “Biar aku suntikkan obatku.” Kata Jieun, dia sudah memegang alat suntik.
                “Ya apapun itu, cepatlah!” kata Jongdae.
                “Ani.” Kyungsoo malah menghalangi Jieun.
                “Kau mau membuat semua orang tahu ada serigala disini?” teriak Jongdae.
                “Dia berhasil.” Kata Kyungsoo. Semua lalu mengamati Kai yang ternyata sedari tadi berusaha mengontrol perubahannya. Kuku Kai yang sudah meruncing kembali seperti semula. Perlahan bulu-bulunya menghilang. Baekhyun dan Jongdae melepaskan pegangan mereka lalu ikut mengamati Kai yang benar-benar berhasil.
                Kai melemas dan tergeletak di sebelah Krystal. “Ini gila.” Katanya lemah.
                Yang lain tersenyum dan tertawa puas, akhirnya Kai bisa mengontrolnya.
                “Sudah kubilang. Ini berkat kau memikirkan Krystal kan?” tanya Xiumin.
                Jieun melihat keluar jendela, melihat bulan penuh di atas sana lalu mengamati lelaki-lelaki itu, “Jadi, kalian semua sudah berhasil?”
                “Seperti yang kau lihat.” Kata Xiumin senang.
                “Kalian berhasil mengontrolnya!” Jieun melonjak senang dia tersenyum bahagia, “Appaku benar! Penelitiannya berhasil!! Perubahan kalian bisa dikontrol! Kalian bisa tidak membunuh manusia lagi kan?”
                “Kenapa anak ini sesenang itu?” Jongdae tak habis pikir.
                “Sudah dua tahun ini aku meneruskan penelitian Appaku. Awalnya aku tak percaya jawaban dari semua ini adalah cinta. Aku kira mustahil hal seperti cinta bisa membuat kalian mengontrol perubahan kalian.” Jieun terus berteriak senang.
                “Dan yang kami senangi adalah, kami tak perlu menunggu bulan purnama untuk berubah menjadi serigala.” Kata Xiumin.
                “Kalian serigala-serigala baik! Semoga tuhan memberkati kalian!” Jieun masih meluap-luap. Membuat yang lain tertawa.
                “Krystal?” Jiyoung, Jiyeon dan Sulli tiba-tiba masuk ke klinik dan terkejut melihat keadaan di dalam sana.
                “Apa yang terjadi? Kenapa Krystal dan Kai tak sadarkan diri, dan kalian semua tertawa?” tanya Sulli.
                Mereka lupa mengurusi Kai dan Krystal. Seketika itu juga mereka bingung harus menjawab dan bersikap seperti apa.
                “Jieun? Apa yang kau lakukan disini?” tanya Jiyeon.
Jieun lalu tersenyum bodoh seperti biasa, “Ani. Aku hanya mendnegar keributan jadi melihat apa yang terjadi. Karena tidak ada apa-apa. Sebaiknya aku pergi.” Jieun membungkuk lalu pergi dari tempat itu. Merasa beruntung karena dia sempat menyembunyikan jarum suntik yang tadi dibawanya sebelum gadis-gadis itu datang. Pandangan Baekhyun mengikuti Jieun dan Jiyeon mengetahuinya. Lagi-lagi membuat Jiyeon terbakar cemburu.
***
“Jadi apa yang terjadi kemarin itu?” tanya Jiyoung pada Krystal.
“Aku.. aku juga tak tahu. Seingatku kami berciuman..” perkataan Krystal seketika terpotong.
“Mwo???” teriak Jiyoung.
                “Kalian berciuman?” tanya Sulli memelankan suaranya, takut orang-orang di kantin itu bisa mendengarnya.
                Krystal melebur merah, “Ah… kami..”
                “Jadi sudah sejauh itu hubungan kalian.” Jiyeon menghela nafas.
                “Apa kau tak senang?” tanya Jiyoung.
                “Ani, aku senang untuk Krystal. Aku hanya merasa iri.” Jiyeon meminum jusnya. “Sebenarnya ada apa dengan Lee Jieun itu? Apa Baekhyun oppa menyukainya?” tanya kesal.
                “Baekhyun oppa menyukai Jieun?” tanya JIyoung sambil berbisik.
                “Apa kelebihan gadis aneh itu dariku?” Jiyeon agak membanting gelas jusnya.
                Jiyoung bermaksud menenangkan, “Ah, jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan.”
                “Ya, mungkin itu bukan perasaan suka.” Tambah Sulli.
                “Ani, pandangannya saat melihat Jieun berbeda. Aku belum pernah melihatnya seperti itu. Aish! Ini gila, bagaimana bisa Lee Jieun itu mengalahkanku?” JIyeon mengacak-acak rambutnya.
                “Tenanglah Jiyeon-ah…” kata Jiyoung.
                “Bukankah itu Chanyeol oppa?” tanya Krystal, dia melihat Chanyeol berlari di halaman sekolah.
                “Ah, akhirnya dia masuk.” Kata Jiyoung.
                “Kenapa dia tergesa-gesa begitu?” tanya Sulli curiga. “Entah kenapa dia mencurigakan. Aku masih ingin bicara dengannya soal Suzy.”
                “Apa maksudmu Sulli-ah?” tanya Jiyoung. “Apa maksudmu dia ada hubungannya dengan kematian Suzy?” Jiyoung bicara hati-hati.
                “Entahlah, aku harap tidak.” Jawab Sulli.
                “Bisakah setelah pulang sekolah malam nanti, kita tetap disini?” tanya Krystal.
                “Mwo?” tanya Jiyeon.
                “Aku harap kita bisa memata-matai Chanyeol oppa dan yang lain, termasuk Kai.” Jelas Krystal.
                “Apa maksudmu?” tanya Sulli tak mengerti.
                “Aku berkali-kali melihat keanehan dari mereka. Dan entah ini benar atau tidak, Jieun juga terlibat. Mereka melakukan sesuatu yang tidak kita ketahui.” Krystal bicara dengan takut. Berharap tak ada hal serius yang memang terjadi.
                “Kenapa kau baru bilang sekarang?” Tanya Jiyoung.
                “Apa kau bilang barusan? Jieun?” tanya Jiyeon. “Apa hubungannya JIeun dengan mereka?”
                “Aku masih tak yakin.” Jawab Krystal. “Semalam, tengah malam tepatnya, orang tuaku sangat khawatir kalau aku baru saja pingsan di sekolah, jadi mereka membawaku ke rumah sakit. Mereka memeriksaku, katanya aku  tak sedang sakit atau apapun.”
                “Ya, kau memang sehat sekali kemarin. Aku shock kau pingsan. Aku kira karena kau terlalu senang berciuman dengan Kai.” Jiyoung menahan tawanya. Sulli lalu memukul kepalanya pelan.
                “Mereka bilang aku tidak sadar akibat obat bius.” Krystal menyelesaikan ceritanya.
                “Mwo?” tanya Sulli tak percaya. “Adegan aneh kemarin saat kami menemukanmu pingsan, ada hubungannya dengan itu?”
                “Adegan aneh?” tanya Krystal.
                “Ya, yang kami lihat itu, Kau dan Kai tak sadarkan diri di lantai dan Jongdae oppa, Xiumin oppa, Baekhyun oppa, Kyungsoo dan Jieun ada disana.” Sulli berusaha menghubungkan semuanya, tapi masih tak bisa menemukan apa-apa.
                “Ah!” Jiyeon terpikirkan sesuatu. “Jangan bilang keberadaan Jieun Di sana juga ada hubungannya?” Jiyeon mengacak-acak rambutnya lagi. “Kenapa harus Jieun?”
                “Sepertinya kita memang harus memata-matai mereka.” Kata Jiyoung.
***

                “Mwo? Bisa kau bilang sekali lagi?” tanya Jongdae pada Chanyeol.
                “Ya, aku rasa malam ini mereka akan kembali.” Kata Chanyeol lagi.
                “Kau tiba-tiba masuk sekolah hanya untuk memberitahu kami ini? Kau teman yang baik Chanyeol-ah.” Kata Jongdae.
                “Ya mereka pasti akan kembali. Dan aku yakin mereka mengincar gadis-gadis itu sekarang karena mereka tahu kelemahan kita sekarang.” Kata Xiumin sedih.
                “Kalau begitu sepulang sekolah nanti, kita harus cepat pergi dari sini?” tanya Kyungsoo.
                “Apa mereka tidak memata-matai kita selama ini? Bisa saja mereka sudah mengenali gadis-gadis itu.” Kata Chanyeol. “Seperti malam itu. Aku rasa mereka tahu aku sedang bersama Suzy.” Chanyeol tak meneruskan kata-katanya, itu terlalu menyakitkan untuk diingat.
                Kai menyentuh pundak Chanyeol.
                “Jadi, sebenarnya kita harus menghindari gadis-gadis itu atau malah terus berada disampingnya dan melindunginya?” tanya Jongdae bingung. “Aku tak bisa membiarkan Sulli dalam bahaya kalian tahu itu.”
                “Aku rasa, kalian harus melindungi mereka. Berusaha menghindari mereka bukan pilihan yang baik. Jangan sampai kalian menyesal sepertiku.” Kata Chanyeol. Wajah Suzy yang menjerit masih terpampang jelas di benaknya.
                “Bagaimana kalu mereka benar datang malam ini? Haruskah kita melawan mereka? Berubah menjadi serigala di depan gadis-gadis itu?” tanya Kai.
                Tiba-tiba terdengar sesuatu dari luar ruang klinik itu. Xiumin dengan cepat keluar melihat keadaan.
                “Apa ada yang mendengar kita?” tanya Jongdae setelah Xiumin kembali.
                “Sepertinya begitu. Pemilik ponsel ini pasti terkejut karena mendengar perkataan kita dan pergi setelah menjatuhkannya.” Xiumin menunjukkan ponsel yang ia temukan.
                Kai terbelalak karena mengenali betul ponsel itu. “Oh tidak.”
                “Jangan bilang itu milik Krystal.” Kata Baekhyun.
***

                Krystal berlari kembali ke kelasnya. Dia berharap apa yang baru didengarnya bukan hal yang nyata. Namun semua potongan-potongan adegan yang tak sengaja ia lihat benar jika digabungkan. Jadi apa ini jawaban dari semua teka-teki itu? Krystal tak bisa mempercayainya. Inilah semua alasan mengapa para lelaki itu bersikap aneh. Bahkan mereka menghindari gadis-gadis ini. Pertemanan mereka yang tak biasa. Bahkan jelas ini ada hubungannya dengan Jieun.
                “Krystal gwenchana?” tanya Sulli.
                Krystal tak menjawab, ia pucat pasi. Membuat teman-temannya khawatir. “Apa ada sesuatu?” tanya Jiyoung.
                Krystal melihat ke arah Jieun yang sedang tertidur di bangkunya, seperti biasa.
                “Sebenarnya ada apa?” tanya Jiyeon.
                “Aku harap aku salah dengar.” Bisik Krystal. Seluruh badannya bergetar hebat.
                “Apa? Apa yang kau dengar?” Sulli menarik kursi untuk duduk di sebelah Krystal.
                “Mereka… mereka manusia serigala.”
***

                Jieun dengan tesengal-sengal sampai di klinik, “Sudah kuduga kalian masih disini.”
                “Jieun?” Kyungsoo terkejut. “Kau belum pulang?”
                “Sayangnya gadis-gadis itu juga belum pulang.” Kata Jieun. “Mereka ada dengan musuh kalian.”
                “Mwo?” Jongdae terkejut. “Pantas saja aku mencium bau aneh.”
                “Dimana?” tanya Kai.
                Jieun memberi tahu mereka. Mereka mengikuti Jieun ke kelas. “Untung penjaga sekolah tadi tak melihat kita semua. Gerbang sekolah sudah dikunci, jika kita mau keluar dari sini satu-satunya cara adalah memanjatnya, kecuali kalian yang bisa melompatinya.” Kata Jieun sambil berlari. Sekolah sudah benar-benar sepi.
                “Krystal!” panggil Kai. Kelas yang mereka datangi sudah kosong, hanya terlihat beberapa bangku yang bergesar dari tempatnya. Entah apa yang telah terjadi disini.
                “Kemana mereka?” tanya Kyungsoo panik.
                “Jadi, mereka sudah tahu kan soal kalian?” tanya Jieun ditengah kepanikan ini. Mereka semua waspada pada apapun yang sepertinya akan datang.
                “Sepertinya begitu.” Kata Xiumin.
“Aku harap Kris tidak datang sekarang.” Kata Jongdae.
                “Wae?” tanya Jieun.
                “Dia yang terkuat di antara mereka.” Jawab Jongdae segan.
                “Apa kalian mencari kami?” Suho muncul dari kegelapan.
                “Suho hyung!” sapa Jongdae. “Lama tak bertemu.”
                Lalu Tao datang dengan Sulli dan Jiyoung di kedua tangannya. Setelah itu satu lagi juga muncul dengan Jiyeon dan Krystal di tangannya. Keempat gadis itu terlihat benar-benar ketakutan. Mereka masih berusaha mempercayai kejadian tak masuk di akal ini.
                “Tao! Lay!” kata Jongdae.
                “Anyeong! Aku juga datang.” Seseorang lagi bernama Luhan tersenyum pada mereka.
                “Kenapa reuni ini harus semenjengkelkan dan seberbahaya ini?” tanya Xiumin.
                “Bukankah itu salah kalian sendiri?” tanya Suho. “Siapa yang menyuruh kalian memisahkan diri dari kawanan dan malah menjadi musuh?”
                Kai tersenyum pahit, “Lepaskan mereka! Bukankah mereka tak ada hubungannya dengan ini semua?”
                “Tak ada hubungannya?” tanya Suho, “Gadis-gadis manis ini? Bagaimana kalu kami menyayat kulitnya sedikit saja?” ejek Suho. “Kalian masih bilang seperti itu?” Suho tertawa. “Aku salut dengan selera kalian.”
                “Lagipula sudah ada manusia di antara kalian kan?” Luhan melihat ke arah Jieun yang melihatnya balik tanpa ada rasa takut sedikitpun dan malah dengan wajah cerianya. “Harusnya tak ada yang boleh tahu siapa kalian kan? Terutama manusia!”
                Baekhyun tiba-tiba sudah berdiri di depan Jieun ,”Berapa kali kami harus mengatakan kepada kalian? Kita bisa hidup dengan cara yang lain? Tidak dengan membunuh manusia lagi.”
                Kecuali Tao, mereka bertiga tertawa, “Kalian lucu sekali?” tanya Suho. “Bukankah hidup seperti itu merepotkan? Kenapa kalian mengambil jalan yang susah?”
                “Jadi apa yang harus kami lakukan agar kalian melepaskan mereka?’ tanya Kyungsoo mencoba bernegosiasi.
                “Bukankah kalian yang membuat semuanya sulit?” tanya Suho, “Kalian hanya perlu kembali pada kami dan menyerah. Sadarkah kalian dengan begini kalian bisa membuat spesies kita punah?”
                “Jwesonghaeyo, kami tak bisa melakukan yang satu itu.” Kai. “Jieun kau bawa mereka sembunyi.” Kai lalu segera berhambur pada Lay dan Tao saat mereka tak siap dan menarik Krystal dan Jiyeon. Sedangkan Xiumin menarik Jiyoung dan Sulli.
                Seketika Suho berubah menjadi serigala setelah berteriak pada Tao dan Lay, “Dasar bodoh!”
                Akhirnya mereka bertiga juga merubah wujud mereka. Kai dan teman-temannya mengikuti mereka dan menggiring mereka keluar kelas.
                Krystal dan yang lain tentunya membeku di tempat melihat itu semua. Mereka masih berada di koridor saat para serigala itu bertarung di halaman sekolah.
                “Pali!” teriak Jieun lalu dengan cepat berusaha menarik mereka berempat dan membawa mereka ke klinik.
                Sesampainya di klinik, mereka terengah. “Bisakah seseorang menjelaskan apa yang terjadi?” tanya Sulli.
                “Apa itu? Apa yang baru saja aku lihat?” teriak Jiyeon frustasi. “Apa yang baru saja memegang lenganku hingga sesakit ini?”
                Setelah merapikan rambutnya dan mengikat ulang dengan benar rambutnya, Jieun memberi gadis-gadis itu masing-masing satu parfum. Mereka agak terkejut melihat gaya baru Jieun, Jieun tak lagi terlihat bodoh dengan rambutnya sekarang.
                “Tak bisakah kau terus mengikat rambutmu seperti itu mulai sekarang? Agar kau tak terlihat bodoh?” tanya Jiyoung.
                “Untuk apa ini?” tanya Sulli mempertanyakan parfum itu.
                Jieun menyemprotkan sembarangan parfum ke tubuhnya, “Itu untuk mengelabuhi mereka. Supaya penciuman mereka terkaburkan.” Jieun lalu mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya yang besar itu. Sebuah senapan yang terdapat panah di ujungnya.
                “Whooaaa! Jadi selama ini isi tasmu yang besar itu benda ini?” tanya Jiyoung.
                “Jadi itu alasannya kau memakai parfum saat Kai mengejarmu hari itu?” tanya Krystal.
                “Oh kau melihatnya?” Jieun tersenyum.
                “Jadi bisa kau ceritakan semuanya?” pinta Krystal.
                “Ya! Katakan semuanya sekarang!” teriak Jiyeon. “Bagaimana kau bisa terlibat dalam hal ini?”
                Jieun tertawa tipis, “Aku jadi bingung harus mulai dari mana.”
                “Cepatlah!” kata Sulli.
                “Jadi, kalian sudah tahu kan mereka manusia serigala? Sekumpulan manusia serigala yang kalian kenal itu sama sekali tidak berbahaya seperti yang lain. Mereka dalam upaya pemberontakan dalam kalangan mereka. Mereka percaya bahwa manusia serigala tak harus hidup seperti serigala. Mereka bisa hidup seperti manusia biasa. Anggap saja mereka bisa hidup walau tak memakan daging manusia.”
                Jiyoung mengernyit mendengarnya.
                “Teruskan.” Kata Krystal.
                “Mendiang Appaku sudah pernah menyelidikinya, bahwa mereka memang bisa hidup seperti itu. Mereka bisa mengontrol perubahan mereka, tidak hanya tergantung bulan purnama. Karena tadinya saat mereka berubah menjadi serigala saat bulan purnama mereka tidak terkontrol, mereka akan melakukan apapun sesuai naluri serigala mereka. Mereka akan sangat sangat berbahaya. Hingga mereka menjadi musuh manusia. Lima tahun lalu, sekelompok manusia, termasuk Appaku, yang mengetahui keberadaan spesies mereka di dunia ini berusaha membasmi mereka, itu karena banyak ditemukan kasus kematian akibat mereka setiap setelah bulan purnama.” Jieun menjelaskan semuanya seakan tanpa menarik nafasnya, “Tapi Appaku sadar, tak adil bagi mereka jika kita memusnahkan mereka seperti itu. Mereka tidak minta kan dilahirkan menjadi manusia serigala seperti itu? Appaku bersama adiknya di keluarkan dari kelompok pembasmi manusia serigala itu karena gagasannya. Hingga Appaku mengadakan penelitian sendiri. Kabar bahwa kelompok pembasmi itu semakin menipis membuat keluargaku harus selalu hidup berpindah berusaha tak meninggalkan jejak. Hingga dua tahun lalu, saat Appaku akhirnya sudah berhasil menemukan jawaban dari penelitiannya, beberapa serigala itu datang, menghabisi sisa dari anggota pembasmi mereka, tanpa tahu Appaku sudah berusaha membantu mereka.Malam itu juga aku menjadi yatim piatu dan mendapatkan luka ini.” Jieun melihat ke arah deker di lengan kanannya. Yang lain juga melakukan hal yang sama. “Semenjak itu juga aku meneruskan penelitian Appaku. Dan aku sudah membuktikan bahwa itu memang benar. Dan inilah alasannya aku pindah ke kota ini dan bersekolah di sekolah ini.”
                “Apa jawaban dari penelitian itu?” tanya Krystal.
                “Cinta.” Jawab Jieun sambil tersenyum, “Hanya cinta yang bisa. Saat mereka sudah jatuh cinta dan mempunyai seseorang yang dicintai di hati mereka, mereka bisa mengontrol perubahan mereka. Seperti yang terjadi pada Kai kemarin. Karena kau dia akhirnya berhasil mengontrolnya.”
                “Ne?” tanya Krystal tak percaya.
                “Ya, kalianlah senjata sekaligus kelemahan mereka.” Jieun. “Dari yang aku tahu, Chanyeol oppa karena Suzy, Xiumin oppa adalah berkat Jiyoung tentunya, Jongdae oppa karena Sulli dan Baekhyun oppa..” Jieun berikir sejenak lalu melanjutkan perkataannya, “Siapa lagi kalau bukan Jiyeon?”
                Jiyeon hanya melihatnya, dia tak percaya dengan perkataan Jieun barusan.
                “Bukankah ini aneh?” tanya Sulli, “Mengetahui temanmu ternyata manusia serigala?”
                “Lalu bagaimana denganku? Lelaki yang aku kenal sejak SMP, yang selama ini dekat denganku, ternyata seorang manusia serigala?” kata Jiyoung, ekspresinya seperti orang yang habis ditampar.
                Tiba-tiba terdengar suara raungan dari luar sana.”Kalian bersembunyi disini. Jangan buat suara lagi, pendengaran mereka juga kuat. Jangan lupa menyemprotkan parfumnya.” Kata Jieun lalu keluar dengan senjatanya.
                Jieun menemukan keenam temannya, yang dua masih menjadi serigala, sedangkan, Xiumin, Jongdae, Baekhyun dan Kyungsoo sudah kembali ke wujud manusia mereka dengan beberapa luka. “Perlu bantuan?” tanya Jieun.
                “Ya! siapa gadis ini?” tanya Jongdae terkejut.
                Yang lain melihatnya dengan heran. Jieun hanya memutar bola matanya lalu membantu Chanyeol dan Kai. Jieun menembakkan anak panahnya ke serigala Tao. Jieun terlihat hebat dan karakter bodohnya benar-benar hilang. Jieun, Kai dan Chanyeol berusaha, setidaknya melumpuhkan ke empat musuh mereka itu.
                “Aku akui dia terlihat cantik sekarang Baek!” teriak Jongdae. Lalu keempat orang itu kembali menjadi serigala dan membantu Kai dan yang lain.
                Mereka berusaha memojokkan keempat serigala itu. Mereka berniat mengikat mereka di salah satu pohon dengan rantai yang sejak dulu berada di halaman sekolah sebagai pembatas itu.
                Jieun berusaha menembak Suho namun Luhan melempar tubuhnya hingga dia berpisah dengan senjatanya. Luhan sudah siap menerkam Jieun dan Jieun sudah hampir menjangkau senjatanya, tapi Baekhyun sudah datang melindunginya. Mencegah serangan Luhan. Dia mengaung ganas.
                Kai dan Chanyeol berhasil melumpuhkan Tao hingga kembali ke wujud manusianya. Jongdae berhasil melawan Lay Sedangkan Xiumin dan Kyungsoo berhasil juga melumpuhkan Suho. Terakhir mereka tinggal menunggu Baekhyun melumpuhkan Luhan. Tembakan Jieun akhirnya berhasil melumpuhkan Luhan seketika. Mereka semua kembali ke wujud manusia mereka. Dengan cepat Kai dan yang lain mengikat mereka di pohon dengan rantai itu.
                Mereka segera kembali ke wujud manusia mereka dan berlari kembali ke klinik tempat gadis-gadis itu bersembunyi.
                “Ini takkan bertahan lama. Kita harus segera pergi dari tempat ini.” Kata Kai.
                “Ya mereka pasti akan mengirim lebih banyak. Setidaknya kita harus mempersiapkan diri.” Kata Kyungsoo.
                “Lalu kita harus kemana?” tanya Jongdae.
                “Kita kerumahku.” Kata Jieun.
                “Ayo Jiyoung! Kajja!” kata Xiumin setelah mereka sampai di klinik, merasa lega gadis-gadis ini baik-baik saja. Lalu mereka menarik pergi gadis-gadis itu.
                “Mobil kami dititipkan tidak jauh dari sini.” Kata Jongdae. Dia bahkan menarik Sulli dengan menggenggam tanganya.
                Mereka dengan susah payah membantu gadis-gadis itu memanjat pagar sekolah. Mereka segera menuju mobil mereka. Mereka bersebelas berjejalan masuk ke dalam mobil itu.

1 komentar:

  1. waaaaah konfliknya udah mulai keliatan banget, jadi penasaran sama last part nya ><

    BalasHapus