Mereka sudah sampai di pondok
kecil yang Jieun sebut rumah yang berada di pinggiran kota dan sudah dekat
dengan hutan. Dia bahkan tidak punya tetangga.
Krystal
membasuh luka di wajah Kai dengan hati-hati. “Apa sakit sekali?” tanyanya.
Kai
hanya tersenyum, dia merasa bersalah, karena Krystal jadi ikut dalam bahaya ini
karenanya.
“Kau
tak perlu merasa bersalah padaku. Karena meskipun kau memberitahuku lebih awal,
aku tak yakin akan reaksiku sendiri.” Kata Krystal seakan telah membaca pikiran
Kai. Krystal menggenggam kuat tangan Kai.
“Oppa..
neon jeongmal…” Jiyoung mehela nafas beratnya sambil terus mengobati luka di
lengan Xiumin. “Bagaimana bisa aku tak tahu apa-apa seperti ini? Kau membuatku
ingin menangis.” Kekanakan Jiyoung muncul lagi.
“Ah..
uljima… mianhae Jiyoung-ah! Uljima…” kata Xiumin sambil mengusap kepala
Jiyoung.
Sulli
dengan halus membalutkan perban di kaki Jongdae yang terluka, itu jelas membuat
Jongdae berdebar tak karuan. Dia tak menyangka Sulli akan melakukan hal ini
padanya. “Ah, kau tak perlu… aku bisa sendiri.”
“Diamlah
oppa. Ijinkan aku membantumu sekali saja.” Kata Sulli tegas. Dia tetap fokus ke
luka Jongdae. Seketika Jongdae tidak berkutik.
Setelah
selesai memplaster luka di wajahnya, Kyungsoo membantu Chanyeol membersihkan
lukanya.
“Jadi
apa yang akan kita lakukan setelah ini?” tanya Chanyeol.
“Dimana
Baekhyun hyung disaat begini ini?” tanya Kyungsoo.
“Jiyeon
juga dimana?” tanya Sulli.
Jiyeon
sedari tadi mengikuti Baekhyun yang mencari Jieun di kamarnya. Jiyeon berhenti
di samping pintu kamar Jieun mengamati
apapun yang akan terjadi setelah ini.
Jieun
sudah selesai mengurus luka di kakinya saat Baekhyun masuk.
“Jadi
disini selama ini kau melanjutkan penelitian Appamu?” tanya Baekhyun setelah melihat
betapa berantakannya kamar Jieun, penuh dengan data-data penting tentang
makhluk sepertinya. Bahkan tertempel gambar tranformasi manusia menjadi seekor
serigala di dindingnya.
“Kau?”
Jieun sedikit terkejut. Jieun lalu menyuntikkan obatnya di lengan kanannya.
Baekhyun melihatnya dengan naas. “Kenapa kau menyelamatkanku tadi?” tanya Jieun
setelah selesai dengan suntikkannya. Dia duduk di atas meja belajar, atau lebih
tepatnya meja kerjanya selama ini. “Padahal aku bisa membereskannya sendiri.
Aku tak selemah kelihatannya.”
“Ya,
aku tahu. Kau semakin kuat.” Baekhyun berjalan mendekati Jieun. “Kau sudah
lebih kuat dari dua tahun lalu.” Baekhyun berdiri di hadapan Jieun, membuat
Jieun heran bukan main.
Lalu
Baekhyun meraih lengan kanan Jieun dan melepas dekernya. Sekali lagi melihat
bekas luka gigitan itu. Luka yang ia sendiri buat dua tahun lalu. “Mianhae.”
Kata Baekhyun tiba-tiba. “Ini ulahku.”
Jieun
terkejut mendengarnya. Jawaban lain yang selama ini dia cari ternyata sudah ada
di hadapannya tanpa ia sadari. Byun Baekhyun, manusia seigala yang menggigitnya
dua tahun lalu dan menyebabkan hidupnya begitu sulit karena harus terus-menerus
melawan perubahan dirinya menjadi serigala juga seperti Baekhyun. “Mwo?” Jieun
seakan ditampar.
Baekhyun
tak berani memandang Jieun yang sekarang sudah mulai berkaca-kaca. Emosinya
sudah mendobrak pintu persembunyiannya selama ini. Emosi Jieun sudah meluap
hingga titik didih paling atas. “Mianhae.” Katanya lagi.
“Kau?”
tanya Jieun. “Jadi kau yang melakukannnya? Sejak kapan kau tahu aku gadis itu?”
“Sejak
aku melihat lukamu waktu itu. Sejak itu aku mengenalimu.” Jawab Baekhyun.
Jieun
menampar Baekhyun sekuat tenaganya, “Kenapa kau baru bilang sekarang?” Jieun
benar-benar marah hingga air matanya menetes.“Tahukah kau bagaimana aku hidup
selama ini? Aku harus menahan kesatikan itu dua tahun ini! Aku harus terus
menyuntikkan obat memuakkan itu ke tubuhku sendiri! Karena kawananmu itu!
Karena kalian semua aku jadi harus hidup sendirian seperti ini! Kau puas? Kau
puas melihatku bersikap bodoh di sekolah agar aku tak terlihat? Aku sudah
mengorbankan masa mudaku untuk mengurusi kalian para manusia serigala!” Jieun
benar-benar menangis. “Kau benar-benar bodoh!” Jieun memukul pundak Baekhyun,
terus memukulnya hingga ia kehabisan tenaga.
Baekhyun
meraih Jieun dalam pelukannya. Berusaha menenangkan hati gadis malang itu.
“Mianhae…” kata Baekhyun. “Mianhae..”
“Tahukah
kau sudah berapa kali aku hampir menyerah dengan semua ini? Tahukah kau
bagaimana aku melewati malam bulan purnama dua tahun ini? Itu sakit! Itu sangat
sakit! Aku tak mau menjadi seperti kalian! Kenapa kau membuatku seperti ini?
Kenapa kau tak membunuhku sekalian?”
Baekhyun
mempererat pelukannya. Mulutnya hanya bisa mengatakan hal yang sama, “Mianhae
Jieun-ah.. mianhae…”
Jiyeon
tak kuat lagi melihat ini. Hatinya seakan sudah hancur lebur melihatnya. Sakit
hatinya membuatnya gila. Sebelum pergi, Jiyeon merusak senajata Jieun yang disandarkan
di dinding luar kamar Jieun tepat di samping Jiyeon berdiri sejak tadi.
***
“Aku
rasa mereka sudah menemukan kita. Aku sudah bisa mencium bau mereka. Sepertinya
mereka akan sampai di sini tak lama lagi. Jadi apa kalian sudah siap?” tanya
Xiumin.
“Aku
tak menyangka kita akan melakukan perang ini. Ini perang yang tak adil.” Kata
Kyungsoo, terdengar jelas kegugupan di suaranya. “Kita jelas kalah jumlah.”
“Sudah
cukup kita terus mengindar. Ini saatnya kita melawan mereka. Menunjukkan pada
mereka, kita bisa hidup dengan jalan yang lebih baik.” Kata Kai, tangan Krystal
masih dalam genggamannya.
“Kai,
katakan padaku kau akan baik-baik saja.” Bisik Krystal.
Kai
mengangguk, “Kau juga harus berjanji akan baik-baik saja.” Kai melihat ke dalam
mata Krystal.
“Aku
berjanji.” Kata Krystal mantap. Dia tak ingin kebahagiannya bersama Kai harus berakhir
secepat ini.
“Gomawo,
karena kau tetap bersamaku meski tahu siapa aku sebenarnya.” Kata Kai lalu
memeluk Krystal tanpa mempedulikan sekitarnya. Dia tidak ingin itu jadi pelukan
terakhirnya.
“Kalian
sudah siap?” tanya Baekhyun yang baru bergabung dengan mereka. Sedangkan Jieun
tak bersuara di sedang mengecek ke luar jendela.
Xiumin
membaca situasi aneh itu, dia bahkan sempat melihat mata Jieun yang memerah.
“Apa yang baru kalian lakukan? Jieun? Kau menangis?”
“Benarkah?
Jieun kau menangis?” tanya Jiyoung.
Jieun
tak menjawabnya, “Aku yakin mereka sudah dekat. Kalian bersiaplah. Aku akan
berusaha melindungi gadis-gadis ini, sisanya aku serahkan pada kalian.” Kata
Jieun serius.
“Mwo?
Kau tak bisa melakukannya sendirian!” kata Baekhyun.
“Kalian
semua para manusia serigala harus berada di depan.” Kata Jieun tanpa menatap
Baekhyun. Jiyeon tak suka melihat ini, benar-benar tak suka.
“Dia
benar Baek, kita bisa melindungi mereka dengan begitu.” Kata Kyungsoo.
“Bagaimanapun
caranya kita harus mencegah mereka mendekati gadis-gadis ini.” Kata Kai.
Tiba-tiba
terdengar bangunan roboh di bagian belakang. “Oh tidak mereka sudah benar-benar
datang.” Kata Jongdae.
“Mereka
merusak dapurku.” Kata Jieun. “Lewat sini!” Jieun membuka pintu depan. Mereka
segera berlari keluar.
Dan
dengan cepat serigala lain sudah datang, siap mengalahkan kelompok kecil ini.
Kris yang mereka takutkan datang dengan orang lain di belakangnya. “Itu Sehun!
Aku dengar dia semakin kuat sekarang.” Kata Jongdae.
“Apa?
Dia sudah jadi semacam wakil Kris?” tanya Xiumin.
Di
belakang dua lelaki yang masih berwujud manusia itu, serigala lainnya mengaung.
Mereka siap menerima perintah dari Kris.
Suho,
Tao, Luhan dan Lay terlihat ada di bagian samping dalam wujud manusia mereka
dengan luka dimana-mana. Mereka sudah berhasil menyelamatkan keempat orang itu
dari ikatan rantai mereka di pohon sekolah.
“Ini
pertanyaan terakhir,” Kris mulai angkat bicara. Jieun mengumpulkan gadis-gadis
itu di sekitarnya, siap mengajak mereka lari kapanpun. “Kalian tetap tak mau
kembali?”
“Ini
juga jawaban terakhir kami.” Jawab Kai, “Kami takkan kembali sebelum kalian
yang berubah pikiran.”
“Kalau
begitu kalian tahu sendiri, kami takkan berpikir sulit. Apapun yang menghalangi
kawanan, harus dibersihkan.” Kata Kris tenang. Lalu dia memberi kode pada yang
lain untuk mulai menyerang. Ya, menghabisi mereka.
“Sekarang
Jieun!” teriak Xiumin lalu seketika dia dan teman-temannya berubah menjadi
serigala dan melawan serigala-serigala lain yang menyerang mereka.
“Kajja!”
kata Jieun pada Krystal dan yang lain. mereka berhasil melewati dua serigala
yang menghadang mereka untuk berlari ke arah samping, tepatnya ke samping rumah
Jieun. Ada sebuah gudang kecil disana, mereka segera bersembunyi.
Krystal
terduduk lemas di tempat gelap itu sekarang. Ia tak berani melihat ke luar
jendela kecil dan menyaksikan pertarungan mengerikan itu seperti yang dilakukan
Jieun sekarang. Krystal melihat teman-temannya, sama seperti dirinya pasti tak
pernah membayangkan akan terlibat dalam situasi seperti ini selama hidupnya.
Namun satu-satunya yang mendominasi otak dan perasaannya saat ini adalah
kekhawatirannya. Kekhawatirannya akan kekalahan teman-teman serigalanya itu,
bukan ia takut dirinya harus mati malam ini juga, tapi lebih tak segan melihat
teman-temannya mati sementara dia selamat. Apalagi melihat Kai mati untuknya.
Itu sama sekali tak bisa ia terima.
Dengan
takut ia akhirnya melihat keluar jendela, dan benar saja posisi teman-temannya
sudah dalam keadaan yang tidak baik. Mereka jelas-jelas kalah jumlah. Krystal
melihat Kai beberapa kali berubah menjadi manusia dan kembali ke wujud
serigalanya, ia tampak benar-benar kesulitan.
“Tak
adakah yangbisa kita lakukan?” tanyanya pada Jieun.
“Ne?”
Jieun menoleh pada Krystal.
“Aku
tak bisa hanya melihat semua ini. Aku tak bisa tinggal diam disini. Ini bukan
pilihan yang bagus.” Pandangan Krystal masih keluar jendela.
“Tapi
jika kita membuat pilihan yang salah, akan semakin membahayakan mereka. Kau
sendiri tahu kita tak bisa melakukan apa-apa. Mereka terlalu kuat untuk kita.”
Jelas Jieun.
“Tapi
apa kau buta? Mereka bisa mati kapan saja!” teriak Krystal.
“Krystal..”
kata Jiyoung, dia menahan tangisnya.
“Krystal,
Jieun benar. Tak ada yangbisa kita lakukan disini.” Tambah Sulli. Sedangkan
Jieyon hanya diam saja sejak tadi.
Jieun
tersenyum, dia teringat saat dimana orang tuanya dibantai, “Aku tahu bagaimana
perasaanmu sekarang. Tak bisa melakukan apa-apa sedangkan orang yang kau
sayangi sedang berusaha melawan mautnya?” Jieun lalu berdiri dan melihat sekitar
gudang itu, “Sepertinya aku pernah meninggalkan satu senjataku yang agak rusak
disini.”
“Jieun?”
tanya Sulli tak percaya. Sedangkan Krystal mengangguk mantap mengerti maksud
Jieun.
Jieun
menemukan sebuah senjata yang sama persis seperti miliknya lalu mengeceknya,
“Ya ini masih berfungsi. Entah kau bisa menggunakannya atau tidak.” Jieun
memberikannya pada Krystal, “Tapi jika datang saatnya kau harus menggunakan
ini, bidik jantung mereka.” Jieun lalu memberikan beberapa anak panah miliknya,
“Ada racun di ujung anak panah ini. Jika bidikkanmu tidak meleset aku yakin
mereka akan langsung mati.”
“Baiklah.”
Krystal bahkan tidak percaya dia memgang senjata ini. Dia juga tak pernah
membayangkan akan melakukan semua ini. Dia sama sekali tak punya kemampuan membidik,
tapi dia tak peduli. Dia harus melakukan ini.
“Kalian
jangan lupa memakai parfum-parfum itu. Kalian bisa memakainya bergantian agar
mereka semakin bingung. Jangan buat suara-suara aneh! Mengerti?” tanya Jieun
pada Sulli, Jiyoung dan Jiyeon.
Jieun
dan Krystal diam-diam keluar dari gudang itu, “Kalau kau melakukannya
diam-diam, itu lebih bermanfaat.” Kata Jieun pada Krystal lalu menyemprotkan
parfum lain pada tubuh Krystal, “Beberapa di antara mereka mungkin sudah ada
yang mengenali baumu.”
“Jieun.”
Krystal menatap Jieun. “Gomawo.”
Jieun
tersenyum singkat, “Pergilah kemanapun kau mau. Ingat kau harus selamat ok? Aku
akan cari cara membantu Sulli dan yang lain pergi tanpa meninggalkan jejak.”
Krystal
mengendap di antara pepohonan, hingga dia menemukan Kai, sedang dalam
kesulitan. Serigala Kai sedang bertarung dengan dua serigala lainnya. Krystal
berusaha membidik salah satunya, tepat di jantungnya. Sebelum sempat Krystal
menarik pelatuknya, serigala yang sedang ia bidik malah menyadari keberadaannya
dan menyerangnya. Krystal terpental agak jauh ke belakang, untung saja senjata
itu masih ditangannya. Jelas ini membuat Kai terkejut, ia segera menghampiri
Krystal berusaha melindunginya hingga berhasil membuat Krystal bersembunyi lagi
di balik pohon.
Namun
yang Krystal lihat adalah salah satu serigala tadi berhasil memojokkan Kai dan
siap menapcapkan gigi-giginya di leher berbulu Kai. Dengan cepat Krystal
membidikkan senjatanya tepat ke jantung serigala itu. Dia berharap ini tidak
meleset. Sedetik kemudian pemandangan berubah, Krystal berhasil membuat
serigala itu mati seketika, dia sendiri bahkan tidak percaya bisa melakukannya.
Kai menoleh melihat Krystal, juga tak percaya.
Seekor serigala lain yang terlihat lebih
kuat tiba-tiba berusaha menyerang Krystal, namun degan cepat Kai menyerang
serigala itu terlebih dahulu. Krystal seakan tak berani melihat itu karena
terlihat jelas bahwa kai tidak lebih kuat. Beberapa menit kemudian kaai sudah
terluka parah.
“Kai...” bisik Krystal
lemah. Dia tak tahu harus berbuat apa sekarang. Dia tahu Kai berusaha
melindunginya. Usahanya melindungi Kai sama sekali tak bisa dibandingkan.
Krystal membeku ditempatnya.
Di tempat lain, Jieun
berusaha membawa Jiyeon dan yang lain keluar dari gudangnya. Mereka sudah
berhasil keluar dari tempat itu, namun Jieun kesulitan mencari cara agar
gadis-gadis ini bisa lai dengan selamat tanpa dikejar.
“Kita mau kemana?”
bisik Jiyoung cukup keras agar teman-temaannya bisa mendengarnya di tengah
keramaian perang serigala itu.
“Sebaiknya kalian
kembali ke kota.” Jawab Jieun sambil tetap waspada melihat keadaan.
“Kalau begitu kenapa
kalian bawa kami kesini? Tahu begitu kami bisa pulang ke rumah kami tadi.”
Jawab Jiyeon putus asa. Dia yang sedari tadi diaam ahirnya bersuara. Semua
orang yang mendengarnya bisa merasakan ketakutannya.
“Tadi kita tak tahu
keberadaan serigala-serigala yang lain. Kami takkan tega menyuruh kalian pulang
ke rumah kalian masing-masing. Kalian bisa jadi target mereka.” Jelas Jieun.
Tiba-tiba Baekhyun
yang sudah menjadi wujud manusianya menghampiri gadis-gadis itu dengan wajah
khawatirnya, “Apa yang kalian lakukan disini? Kenapa kaalian tak sembunyi?”
tanyanya, saat ini pandangannya tertuju pada Jieun. Mereka semua lalu
bersembunnyi di balik pepohonan agar setidaknya tak ada yang melihat.
Jieun lalu menatap
Baekhyun serius, “Aku takkan bisa membawa mereka pergi. Tidak mungkin bisa
secepat jika kau yang melakukannya.”
Baekhyun terbelalak
saat mengerti maksud Jieun, “Mwo?”
“Jieun?” tanya Jiyoung
dan Sulli bersamaan.
“Dengar!” Jieung
mendekati Baekhyun, “Kau bisa membawa mereka semua di pungungmu. Setidaknya kau
bisa berlari secepat mungkin untuk kembali ke kota. Bawa mereka ke tempat yang
aman. Kau mengerti?”
“Lalu kau Jieun?”
tanya Jiyoung khawatir.
“Aku akan berusaha
bertahan disini.” Jieun memaksakan senyumnya, “Kalian sudah tahu kemampuan
menembakku kan?” Jieun mengangkat senjatanya, “Aku akan berusaha membantu
mereka disini. Jangn khawatir. Setidaknya aku pintar melarikan diri. Kalian
mengerti. Cepat pergi!” Jieun beranjak pergi namun Baekhyun menahan lenganya.
“Jieun?”
“Sudah cepat oppa bawa
mereka pergi.” Kata Jieun sambil melepas lengannya dari genggaman Baekhyun.
Jieun sudah masuk ke
dalam wilayah pertarungan itu. Sedangkan Baekhyun dengan berat hati mengubah
wujudnya menjadi serigala dan mempersilahkan tiga gadis itu menaikkinya lalu
berlari ke arah kota. Jiyeon terlihat gelisah sejak tadi.
Serigala Baekhyun
berlai sekuat tenaganya membawa gadis-gadis itu pergi. Jiyoung dan Sulli tak
bisa berhenti berharaap semoga mereka yang masih bertarung bisa selamat sampai
akhir, meski mereka tahu itu hal yang sulit.
Mereka sudah hampir
sampi kota saat tiba-tiba Jiyeon menjerit dan menarik bulu-bulu Baekhyun yang
sedari tadi menjadi pegangannya, “Berhenti!!”
Baekhyun seketika
berhenti.
“Oppa!” Jiyeon turun
dari punggung Baekhyun. Jiyoung dan Sulli yang tak mengerti hanya mengikutinya,
“Oppa dengar aku!” Jiyeon berusaha bicara pada serigala itu. Lalu dengaan
cepaat Baekhyun kembali ke wujud manusianya.
“Oppa! Kembalilah!”
ratap Jiyeon, air matanya dengan mudah sudah mengalir deras saat ini, membuat
temaan-temannya yang lain heran bukan main, “Kembalilah! Selamatkan Jieun.
Aku.... aku....”
“Wae Jiyeon-ah?” tanya
Baekhyun sambil mengguncang tubuh Jiyeon, dia khawatir sesuatu terjadi tanpa
sepengetahuannya.
“Aku...Mianhae...”
Jiyeon terus menangis, “Aku dibutakan rasa cemburuku melihatmu dengannya, aku..
aku merusak senjatanya.”
Tiga orang didepannya
terbelalak, “Mwo?”
“Mian..” bisik Jiyeon.
Dia benar-benar merasa bersalah. Dia takkan bisa meneruskann keegoisannya,
melihat dirinya bisa selamat karena Baekhyun, sedangkan Jieun bisa mati kapan
saja tanpa senjatanya setelah mengorbankan dirinya. Jiyeon tak bisa.
Baekhyun membeku di
tempatnya.
“Oppa!” kata Sulli
sambil menatap Baekhyun, “Kembalilah, kami akan baik-baik saja. Kota sudah
dekat. Kami bisa bersembunyi dengan baik. Jangan khawatir. Kembalilah!”
Baekhyun menatap
Sulli. Dan Sulli mengangguk meyakinkannya.
Dengan cepat Baekhyun
menjadi serigala lagi dan berlari meninggalkan tiga gadis itu. Bayangan Jieun
yang tengah berlumuran darah dan sekarat menghantuinya.
Di tempat pertarungan,
Jieun sedang berhadapan dengan serigala Tao yang siap menerkamnya. Jieun dengan
sigap mengarahkan senjatanya ke arah Tao, menekan pelatuknya dan terkejut,
karena ternyata senjatanya sama sekali tak berfungsi. Jieun membeku
ditempatnya, yang memenuhi pikirannya saat ini adalah adegan kematiannya yang
mungkin akan segera terjadi setelah ini.
Tao berhasil membuat
Jieun menjatuhkan senjatanya dengan dorongannya dan sedetik kemudian Tao
menghantam tubuh Jieun dengan tubuh serigalanya sendiri hingga Jieun terpental
hebat ke dinding kayu rumahnya. Dan adegan yang cepat itu sudah terlihat oleh
Baekhyun. Ia segera menghampiri tubuh Jieun dan berubah menjadi wujud
manusianya sambil segera meraih tubuh Jieun di tangannya. Gadis itu tak
bersuara, seakan nafasnya sudah tak ada. Jieun tak sadarkan diri, luka-luka
menghiasi tubuhnya, namun Baekhyun masih bisa merasakan detak jantungnya yang
lemah. Tubuh Baekhyun memanas, ia terbakar amarahnya sendiri, melihat keadaan
Jieun yang seperti itu. Dia menoleh ke belakang, mencari sosok Tao dan langsung
menyerangnya.
“Kai!!” jerit Krystal.
Sekali lagi Krystal melihat Kai tergigit salah satu musuh mereka yang bernama
Sehun itu karena melindunginya. Kai tergeletak lemas di tanah dengan wujud
manusianya. Darah dimana-mana.
Krystal menangis
hebat, dia bahkan semakin tertekan dengan keadaan sekitar yang mengerikan.
Teman-temannya benar-benar terlihat tak mampu lagi bertarung, mereka terlihat
kalah telak, hanya Baekhyun saat ini yang terlihat begitu marah melawan Tao.
Krystal takut semua ituu tak bertahan lama. Dia takut teman-temannya ini kalah,
dan semua tak berakhir seperti yang diinginkannya, meski sejak awal dia sudah
tahu, sangat sulit untuk memenangkan pertarungan tak seimbang ini.
Krystal berlari
menghampiri Kai namun Kai lebih cepat berlari dan berhambur ke tubuh Krystal
hingga mereka tersungkur ke tanah bersama, Kai merelakan tubuhnya sendiri untuk
terkena cakaran Sehun yang tadinnya diarahkan untuk Krystal.
Kai semakin melemah.
Krystal memeluknya, tak peduli lagi darah Kai mengotorinya, dia tak peduli
lagi. Luka-luka dia pungguh Kai terlalu sulit untuk diabaikan.
Sehun meraung, saat
ini ia sudah merobohkan sebuah pohon dan siap menghantamkannya ke mereka
berdua.
“Andwe! Jebal!” teriak
Krystal.
Kai yang sudah sangat
lemah masih berusaha berdiri dan menghalangi tubuh Krystal dari segala bahaya
yang akan menghampirinya itu. “Kai?” Krystal tak sanggup lagi melihatnya.
Kris kembali ke bentuk
manusianya, dia menghampiri Kai dan Krystal. “Sudah seperti ini kalian masih
tetap dengan pendirian kalian?”
“Andwe!” teriak
Krystal, dengan berani dia menghampiri Kris, “Aku mohon, jangan seperti ini.
Aku mohon maafkan mereka. Aku mohon biarkan mereka memilih jalan mereka
sendiri. Apa yang mereka pilih sama sekali tidak salah. Mereka hanya tidak
ingin hidup dengan membunuh. Apa itu hal yang buruk? Apa kalian memang harus
hidup dengan membunuh? Jika itu semua karena dendam kalian terhadap manusia
yang memburu kalian, lalu bagaimana dengan orang-orang yang tidak
melakukannyaa? Bagaimana dengan orang-orang yang malah berteman baik dengan
kalian? Seperti aku dan teman-temanku? Kalian malah membunuh keluarga yang
berusaha membantu kalian. Dengar, semua inni, semua pembunuhan ini, manusia
juga dendam terhadap kalian yang membunuh keluarga mereka. Kita semua sama
saja. Kita makhluk berbeda jenis yang punya otak dan hati yang sama saja. Hanya
itu.” Jelas Krystal panjang lebar. Pertarungan tiba-tiba terhenti sejenak,
semua perhatian tertuju pada Krystal yang sedang bicara di hadapan Kris dengan
beraninya. “Kalau kalian tidak suka, kenapa takk kalia gigit saja semua manusia
dan menjadikan kami sejenis dengan kalian? Kenapa tak kau gigit aku dan
teman-temanku supaya menjadi sepertimu? Kenapa? Dengan pertarungan seperti ini
kalian hanya menghabiskan spesies kalian sendiri dan tentunya kalian bisa
kehilangan teman kalian sendiri. Bukankah manusia serigala masih punya hati?”
Kris tak berkata
apa-apa. Dia benar-benar heran dengan orang-orang ini dn sekelompok
teman-temannya yang berusaha hidup dengan cara lain. Mengapa mereka harus
bersuah payah melakukan ini semua hanya untuk hidup seperti manusia normal?
Kris melirik Kai, Kai
yang keadaannya tak bisa ddigambarkan lagi saat ini, dia sekarat. Mungkin
sedikit lagi Kai bisa mati. Namun kenapa Kai melakukannya? Untuk melindungi
gadis ini? Mengorbankan nyawanya hanya demi gadis ini? Kris tak habis pikir.
“Apa kau mengerti?”
tanya Krystal. “Apa kau perlu bukti bahwa kami sungguh-sungguh memilih jalan
yang benar? Apa aku harus membuatmu benar-benar menggigitku untuk menjadi
seperti kalian juga?”
Kris tersenyum tipis,
“Kau yakin dengan perkataanmu saat ini?”
“Aku yakin. Aku tak
keberatan menjadi seperti kalian.”
“Jadi kau mau aku
menggigitmu?”
“Dengan satu syarat,”
Krystal menguatkan hatinya, “Kalian akan membiarkan Kai dan yang lain hidup
sesuai dengan pilihan mereka.”
“Kenapa? Kenapa kau
mau melakukan ini semua demi Kai dan yang lain?” tanya Kris.
“Karena kami teman.
Karena Aku mencintainya”
Pikiran Kris melayang
dimana dia diberi informasi bahwa seorang ilmuan sudah berhasil menemukan
sesuatu yang bisa membuat para manusia serigala mengontrol perubahan dan
insting binatang mereka yang buas. Kris mendengarnya, jawabannya adalah cinta.
Cinta, hal paling Konyol yang menurut Krisa terlalu lemah untuk semua itu. Dia
tak percaya dengan jawaban itu dan dia menganggap manusia hanya berusaha
mencari jalan selamat dengan pemikiran-pemikiran yang konyol. Namun saat ini
Kris melihatnya sendiri. Bagaimana Kai dan teman-temannya bisa mengontrol diri
mereka karena gadis-gadis itu. Dan melihat betapa kuatnya cinta di hadapannya
saat ini, yang membuat manusia tidak lagi takut mati, demi orang-orang yang mereka
cintai.
Sehun sudah kembali ke
wujud manusianya dan menatap heran pada Kris, “Jadi Kris?”
Kris hanya
menyeringai.
*****
Kai berjalan dengan
agak susah dengan kruknya, ia menghampiri Krystal di depan gerbang sekolahnya
dengan senyum manisnya, menyambut kedatangan Kai.
“Kau sudah sampai?”
Krystal tersenyum tenang. Dia menyusul Kai yang masih beberapa langkah di
belakangnya lalu bersama memasuki halaman sekolah. “Kau yakin aku tak perlu
menjemputmu setiap pagi ke rumahmu dan yang lain?”
“Ani. Gwenchana.”
Jawab tersenyum.
Sekolah masih sepi
karena ini masih terlalu pagi, tapi memang itu yang mereka rencanakan.
“Mereka mana? Kenapa
belum datang?” tanya Krystal sambil melihat jam tangannya.
“Itu mereka.” Kai
menolah ke belakang.
Chanyeol membantu Jongdae
yang masih jalan terpincang, sedangkan Sulli terus memperhatikan langkah
Jongdae dari belakang, seakan takut Jongdae akan mematahkan tulangnya
sewaktu-waktu. Jiyoung berjalan di samping Xiumin yang sudah lebih sehat dari
sebelumnya. Jiyeon berjalan di samping mereka.
“Kau sudah sehat Kai?
Sebenarnya kau bisa istirahat lebih lama lagi.” Kata Xiumin setelah melihat Kai
di hadapannya.
“Ne, Kai kenapa kau
memaksakan diri masuk sekolah hari ini?” tanya Chen.
“Kau yakin kau sudah
mahir menggunakan kruk itu?” tanya Chanyeol.
Kai tersenyum, “Tentu
saja. Dia sudah dengan sabar mengajariku menggunakannya.” Kai melirik Krystal
di sampingnya.
Lalu terlihat Baekhyun
memasuk gerbang sekolah dengan Jieun disampingnya. Lengan kiri Jieun dibalut
dan digantungkan di pundaknya karena retakan di tulang lengan bagian bawahnya.
Baekhyun lalu dengan cepat mengambil tas sekolah Jieun dan membawakannya lalu
berjalan mendahului Jieun. Yang lain termasuk Jieun tersenyum heran melihat
adegan itu.
“Oppa kau sebaiknya
berhenti bergerak. Cepaatlah duduk di kelasmu dan jangan berjalan kemana-mana.
Kau bisa suruh aku membelikanmu makan siang.” Kata Sulli akhirnya.
“Ne?” tanya Chen tak
percaya. “Apa kau mengkhawatirkanku? Sulli! Jangan buat aku makin menyukaimu
jebal!”
“Baiklah. Tak
masalah.” Kata Sulli, membuat yang lain heran, “Kau tak perlu berhenti.”
“Berhenti?” tanya
Chen.
“Berhenti menyukaiku.
Mungkin tak lama lagi aku bisa luluh?”
Chen terkejut
mendengarnya, “S...Sulli?”
Chanyeol berdeham
keras lalu meninggalkan mereka berdua.
“Jadi oppa? Kita sudah
disekolah sekarang. Kau bilang mau bilang sesuatu padaku?” tanya Jiyoung pada
Xiumin. “Apa tentang perasaanmu?” Xiumin seketika tercekat, dan yang lain
menertawakannya.
“Sudahlah, cepat
katakan saja. Sudah selama ini kita kenal dekat, apa sulit mengatakan kau
menyukaiku?” tanya Jiyoung tanpa beban sedikitpun.
“Jiyoung...?” Xiumin
tak tahu harus berkata apa.
“Ah.. cepatlah!” kata
Jiyoung.
“S...s..saranghae.”
bisik Xiumin.
“Haruskah seperti itu?
Aku bahkan tak bisa mendengarnya dengan jelas.” Jiyoung menekuk wajahnya.
“Saranghae!” Xiumin
berkata lebih keras, membuat yang lain tertawa lebih keras.
“Jieun..” Jiyeon
menghampiri Jieun yang sedang berusaha merebut kembali tasnya dari tangan
Baekhyun.
“Ne?” Jieun lalu
mengalihkan perhatiannya dari tasnya di tangan Baekhyun ke Jiyeon.
“Mianhae..” kata
Jiyeon sungguh-sungguh. “Karena aku, karena kebodohan dan kecemburuanku, kau
terluka separah ini.”
Jieun yang merasa
kikuk hanya tersenyum, tak sebodoh senyumnya yang biasanya, namun cukup membuat
orang yang melihatnya tertawa, “Gwenchana. Aku sudah terbiasa seperti ini.
Jangan khawatir Jiyeon-ah.”
Jiyeon tersenyum
menerima kebaikkan Jieun, “Sekarang aku tidak seperti itu lagi. Aku bisa
merelakan Baekhyun oppa kalau itu untukmu, gadis yang berhasil membuatnya
mengontrol perubahannya.”
“Ah? Ani... kau tak
perlu berpikiran seperti itu.” Jieun melirik Baekhyun, “Orang ini tidak
menyukaiku. Ya dia tak menyukaiku.”
“Ya, kau kenapa? Aku
menyukaimu.” Kata Baekhyun seketika.
“NE?” Jieun terbelalak
mendengarnya, dia menatap Baekhyun dengan mata bulatnya. Dia tak percaya dengan
apa yang baru saja ia dengar.
“Kau kira kenapa dia
marah melihat kau diserang oleh Tao malam itu?” tanya Chanyeol.
“Kau ini cerdik tapi
bodoh ya?” celetuk Chen lalu menerima pukulan pelan dari Sulli.
Jiyeon tersenyum
melihat mereka.
“Ow... Sudah dua
minggu kita tak kesini? Apa kita akan jadi anak terbodoh di sekolah setelah
ini? Sudah berapa banyak perlajaran dan tugas yang kita tinggalkan?” gerutu
Xiumin.
“Kalian tak perlu
khawatir. Aku sudah punya jalan keluarnya.” Suara Kyungsoo tiba-tiba terdengar.
Ia datang dengan dipapah seorang gadis yang belum mereka kenal, tetapi gadis
itu juga menggunakan seragam seperti milik mereka.
“Kyungsoo?” tanya
Chen.
“Eunji sudah
menyiapkan catatan untuk kita. Dia bahkan sudah menyalin catatan dari kelas
senior. Dia juga sudah mencatat tugas-tugas yang kita tinggalkan.” Jelas
Kyungsoo, sekarang dia sudah sampai di dekat Baekhyun dan Jieun berdiri.
Semua temannya hanya
menatapnya penuh tanya.
Kyungsoo tersenyum,
“Ini Jung Eunji, dia seangkatan denganku tapi dari kelas lain. Dia temanku
sejak taman kanak-kanak.”
“Anyeong haseyo!”
Eunji menyapa dengan ramah, senyum terkembang di wajahnya. “Kalian bisa
memanggilku Eunji.”
“Jangan bilang dia
alasanmu bisa mengontrol perubahanmu selama ini?” tanya Chanyeol.
Kyungsoo hanya
tersenyum, “Kalian pikir aku ini apa? Suka lelaki?”
“Sejak awal aku sudah
curiga bagaimana bisa kau dengan lancar mengotrolnya, aku pikir bagaimana bisa
konsentrasimu setinggi itu.” Kata Chen.
“Ternyata kau sama
saja, tak membuat pengecualian.” Kata Baekhyun.
“Kenapa kau
menyembunyikannya selama ini?” tanya Xiumin.
“Ani, aku hanya tak
sempat mengenalkannya pada kalian.” Kyungsoo berusaha membela diri. Namun
teman-temannya yang lain merasa diihianati, mereka berpura-pura menyerang
Kyungsoo yang sudah menyimpan rahasia di antara mereka. Mereka ternggelam dalam
tawa mereka.
Kai yang tak bisa ikut
bersenang-senang saat ini sedang menatap Krystal tak tertawa lepas melihat
mereka, “Jadi?”
Krystal menatap Kai.
“Sang gadis pahlawan
yang berhasil mendamaikan kami, Kris tidak jadi menggigitmu kan malam itu?”
tanya Kai.
Krystal tersenyum,
“Apa kau tak bisa mencari tahunya sendiri?”
“Mwo?”
Krystal masih
tersenyum lalu berjalan menuju kelasnya terlebih dahulu, membuat Kai berusaha
mengejarnya. “Ya! Jawab aku!”
Krystal tersenyum,
kilatan merah terlihat dimatanya.
THE END
selesai juga akhirnya baca sampe last part >< walau gak terlalu suka jiyeon tapi agak sedih juga kalo jadi jiyeon :" padahal udah last part. tapi kok nge gantung gitu sih?? itu akhirnya krystal jadi digigit sama kris yak? kok matanya jadi merah gitu ._________.a *mati penasaran*
BalasHapushaha makasih udah setia sampe part akhir XD kalo masalh endingnya sih emang sengaja aku buat begitu, jadi terserah reader imajinasinya kayak gimana hehe Lebih suka jiyoung ya? aku sih sebenernya juga rada sulit bikin cast utama Krystal. aslinya sih bikin ini ff ide utamanya malah couple Jieun Baekhyun. tp gegara temen banyak yg suka kaistal, jadi aku putusin mereka aja cast utamanya hehe.. skali lagi makasih bgt udah baca n komen ya ^^
BalasHapussama samaa... iya doh ampe gabisa tidur pas abis baca ff ini >< aku juga rada mikir kok kayaknya lebih menjurus konfliknya ke jieun-baekhyun, tapi kok pairing utamanya kaistal '-'a oiya bikin ff jiyoung lagi doong :(( jiyoung-kai bisa kali(?) lagi nge shipper mereka, padahal aku juga gatau nge shiper mereka datengnya darimana, moment mereka juga gapernah sama sekali '_'a *doh curhat* oke sekali lagi sama samaaaa '3')/
Hapusya ditunggu aja ff Jiyoung yg lain ya XD maklum ini mood lagi sama Baekhyun/Jieun n malah ketambahan Eunji hehe... skali lg thanks^^
Hapusjah kenapa pairing utamanya harus di ganti kaistal bkan nya BaekU?
BalasHapuskpan2 bkin ff IUxEXO donk thor
ok hehe
#maksa
haha ngerasa lebih cocok aja kalo kaistal yg jadi pairing utamanya XD
HapusIUxEXO ya? aku pikir2 lagi deh. makasih uda baca^^
KaiStal shipper weehh!! Makasih ya author udh bikin KaiStal jadi main couple haha. Love it >< suka sm jalan cerita dan lebih-lebih konflik + karakter KaiStalnya! Keep wriring author! Xoxo
BalasHapusiya sama2... sebenernya awalnya juga sulit bikin kaistal hehe tp seiring berjalannya cerita akhirnya jadi deh tuh fanfic. ^^
Hapusmakasih uda baca ya ^^
i am lovin it hahahaaa
BalasHapuskaistal tuh cocok buat crita kayak gini ga terlalu cheese hahaaa
thaks author
yaaaa sukkkaaaaa kaistal
BalasHapusmreka kataku cocok buat crita kayak gini ...<3
thanks for writting this story
you're welcome^^
Hapus