Halaman

Rabu, 14 Maret 2012

[FANFIC] Teach Me Love (part 2)



Main Cast:
Kang Jiyoung
Bae Suzy
Kim Myungsoo
Kim Sunggyu
Kevin Woo

Support Cast:
Sulli
Baro
Sandeul

Cameo:
Kim Namjoo
Eungyo

Semakin banyak tatapan-tatapan aneh pada Jiyoung sejak Namjoo dan Eungyo menangis. Jiyoung berusaha keras untuk tak menghiraukan itu semua, tapi mereka terlalu bannyak.
            Sampai seperti saat ini. Jiyoung sedang sangat sibuk mengerjakan tugas bahasa Inggris dari gurunya.
            “Ingat untuk mengerjakannya dengan partnermu.” Kata Kim seongsaenim.
            Karena Tak ada yang mau mengerjakannya dengan Jiyoung, akhirnya L yang bersedia menjadi partner Jiyoung.
            “Apa yang harus aku lakukan?” tanya L.
            “Baca saja itu.” Jiyoung menunjuk sebuah buku.
            L pun membacanya.
            “Jika kau tak mau, kau tak perlu melakukannya.” Kata Jiyoung.
            L malah tersenyum, namun Jiyoung tak mengetahuinya. “Kau tak perlu memberitahuku atau menyembunyikannya, aku sudah benar-benar tahu.”
            Merasa tak bisa mengerti dengan apa yang dikatakan L, Jiyoung mendongak dan menatap L dengan penuh tanya, membuatnya melihat senyum L yang ternyata benar-benar manis itu.
            “Karena sepertinya kau terlalu menyukaiku, aku takkan mengecewakannmu. Ya… aku akan mengikuti permainanmu. Aku bersedia melakukannya.”
            Jiyoung terkejut setengah mati apa yang ditakutkannya selama ini benar. “Dan Tuhan… dia benar-benar salah paham…. Apa yang harus aku katakana pada Suzy dan padanya kalau sudah seperti ini?”
            Jiyoung tersenyum tak habis pikir. Dia benar-benar merasa L itu konyol. “Kami jelas tidak mirip! Bagaimana dia pikir gadis sepertiku menyukainya?”
            “Kau senang?” tanya L masih tersenyum.
            Jiyoung menggeleng.
            L tersenyum kecut lagi, “Apa kau ingin aku benar-benar jadi kekasihmu?”
            Jiyoung menggeleng lagi.
            “Lalu apa maumu? Apa kau tak punya harga diri?”
            Jiyoung sudah ingin memberitahunya soal perasaan Zusy, tapi dia teringat pada Suzy yang tak mengizinkannya memberitahu L. “Aku hanya membantu temanku!!!! Aku tak mungkin menyukaimu!!! Bae Suzy!! Lihat aku! Apa yang bisa dilakukan gadis sepertiku di saat seperti ini?” Jiyoung hanya membatin.
            “Sudahlah, ikuti permainanku saja. Yang penting kau senang kan?” tanya L dengan percaya dirinya.
            Jiyoung tak bisa melawan. Dia tak bisa menjelaskan semuanya. Dia hanya bisa bilang, “Bagaimana kau bisa berpikir seperti itu? Aku sama sekali tak menyukaimu.”
            L hanya tersenyum mendengarnya.
***

            Jiyoung benar-benar makin merasa terpuruk. Hari-harinya makin aneh. Seperti yang di tebaknya, dia berhasil membuat L salah paham, meski itu bukan tujuannya.
            Jiyoung terkejut saat tiba-tiba L menaruh lengannya untuk alas kepala Jiyoung di meja saat Jiyoung tertidur di kelas. Jiyoung terbangun seketika dan menoleh menatap L dengan tak habis pikir. “Kenapa tak kau sediakan ranjang sekalian?” tanyanya pelan lalu keluar kelas izin ke toilet.
***

            Di lain kesempatan, tiba-tiba L menaruh segelas jus buah di samping Jiyoung yang sedang duduk di bangku taman sekolah sambil membaca novel. Sekali lagi Jiyoung terperangah melihat sikap L. setelah itu L pergi begitu saja seperti tak terjadi apa-apa. Jiyoung berusaha tak mempedulikan L dan akhirnya sama sekali tak menyentuh segelas jus itu.
***
            Kali ini, Jiyoung lupa sama sekali tak membawa alat tulisnya, padahal gurunya sedang mengadakan ulangan, akhirnya L tanpa ekspresi apa-apa mengulurkan sebuah pena. Padahal Jiyoung tak memberi tahu siapa-siapa, seakan L mengamatinya sendiri.
            “Sebenarnya apa yang kau lakukan?” tanya Jiyoung  pelan, dia sudah tak sabar lagi.
            “Kau senang kan? Ini seperti fan service. Tapi mian, aku tak bisa melakukannya di depan teman-teman.” Jawabnya datar.
            Jiyoung yang tak suka mendengar pertanyaan itu, langsung memfokuskan diri ke ulangannya dan mengabaikan L yang akhirnya menatapnya sendiri.
***

            Suzy terlihat senang melihat L berjalan di belakang Jiyoung ke arahnya. “Jiyoung-ah!” panggilnya pada Jiyoung yang sama sekali tak terlihat bersemangat.
            “Kalian tahu?” tanya Sunggyu saat Jiyoung dan L sudah duduk di hadapannya. “Jam tambahan kita akan di perpadat lagi.”
            L dan Jiyoung mengangguk.
            “Sepertinya kalian yang paling tak menyukainya.” Kata Kevin.
            “Jiyoung-ah! Kami berencana untuk jalan-jalan akhir pekan ini. Kau mau ikut kan?” Tanya Suzy, dia melirik L sekilas, membuat Jiyoung mengerti maksudnya.
            Walaupun malas setengah mati, Jiyoung terpaksa mengangguk.
            “Geurae, kita butuh hiburan sedikit. Bagaimana denganmu L? kau ikut?” tanya Sunggyu.
            Jiyoung mengira L takkan ikut dalam kegiatan seperti itu. Tapi ternyata L mengangguk tanda ia setuju. Suzy sangat senang melihatnya.
            “Tapi…. Apa kalian yakin, fans kalian tak akan marah?” tanya Suzy, ekspresinya berubah.
            Kevin tertawa, “Fans? Kau kira kami anggota boyband?”
            “Karena kami bukan, jadi tenanglah.” Sunggyu menenangkan Suzy.
            Ada satu hal yang disyukuri Jiyoung saat mereka berkumpul bersama. Jiyoung tak lagi harus menerima perlakuan aneh dari L.
***

            Suzy keluar rumahnya dengan senang hati, dia menutup pintu dengan tersenyum senang. “Tak kusangka aku bisa melewatkan akhir pekan ini dengan L.”
            “Sesenang itukah kau? Kau yakin dia bukan orang yang aneh?” Tanya Jiyoung jujur.
            “Semua yang kau ceritakan padaku, walau kau sebut aneh, aku menyukainya. Kenapa begitu aku tak tahu, tapi yang jelas, aku sudah benar-benar jatuh hati padanya.”
            “Bisakah mulai sekarang kau bicara padanya. Kau mulai usahamu sendiri?”
            Baiklah aku akan mencobanya. Bisa kau bantu aku untuk itu?” tanya Suzy.
            Jiyoung mengangguk lalu Suzy menariknya cepat menuju taksi yang sudah di pesannya.
            Mereka berdua bertemu dengan L dan yang lain di sebuah pusat perbelanjaan. Dengan semangatnya Suzy turun dari taksi setelah sampai, dan segera mencari sosok L.
            “Bukankah itu dia?” Jiyoung menunjuk seorang lelaki yang sedang berdiri membelakangi mereka jauh di depan mereka.
            “Geurae!” Suzy terdengar senang dan segera menghampiri L, “Anyeong L! dimana yang lain?”
            L tersenyum singkat dan menjawab, “Disana.” L menunjuk Sunggyu dan Kevin yang berdiri di depan sebuah toko ice cream.
            “Lalu kenapa kau disini?” tanya Suzy.
            “Aku tak suka itu.”
            Suzy mengangguk tanda ia mengerti, dan ia mengerti satu lagi hal tentang L.
            L melihat Jiyoung yang juga menghampirinya. Jiyoung berusaha menghindari pandangan L agar dia tak merasa mual dengan salah paham L.
            Akhirnya Jiyoung meninggalkan L dan Suzy di situ dan mengahampiri Sunggyu dan Kevin. Berniat membeli satu cup ice cream meski ia sedang tak menginginkannya.
            “Beri aku satu cup.” Kata Jiyoung.
            “Rasa apa?” tanya si penjual.
            “Apa saja.” Jawab Jiyoung.
            Kevin bertanya pada Jiyoung sambil menikmati ice creamnya, “Kau sudah datang? Mana Suzy?”
            Jiyoung menunjuk Suzy yang sedang berusaha bicara pada L.
            Mengetahui itu Sunggyu langsung menghampiri Suzy, “Suzy-ah! Kau sudah datang? Menurutmu kita harus kemana terlebih dahulu?”
            “Terserah kau.” Jawab Suzy, dia gugup karena harus berada di sisi L selama itu. “Aku akan ikut kemana saja.”
            “Bagaimana kita ke taman bermain di dekat sini?” tanya Kevin yang sudah selesai dengan ice creamnya.
            “Baiklah.” Jawab Suzy.
            “Taman hiburan! Kami datang!” kata Kevin seperti anak kecil, menunjukkan karakter aslinya.
            Mereka berempat berjalan dan hampir lupa dengan Jiyoung, namun L menarik Lengan Jiyoung agar Jiyoung tak tertinggal. Hal itu membuat Jiyoung menjatuhkan ice creamnya yang sama sekali belum ia makan. Jiyoung berusaha bersabar dengan situasi yang paling ia benci ini.
            Dengan malas, Jiyoung mengikuti teman-temannya menaikki hampir semua wahana yang ada. Jiyoung bahkan tak ikut berteriak saat menaikki jet coaster, dia malah memejamkan matanya, hanya berusaha menikmati sejuknya angina yang menerpa wajahnya.
            Sedangkan L yang duduk sendiri di belakang mereka, terus mengamati tingkah laku aneh Jiyoung. Dia juga tak ikut berteriak seperti yang lain. Tapi setidaknya dia masih membuka matanya.
            Setelah mereka puas kesana-kemari mereka berhenti ke sebuah toko oleh-oleh. Sunggyu tertawa lepas melihat Kevin mencoba aksesoris-aksesoris perempuan lalu meminta L memotretnya. Sedangkan Suzy berusaha mendandani Kevin dengan berlebihan agar terlihat lebih aneh.
            Jiyoung hanya tersenyum simpul melihat tingkah aneh itu. Lalu, Jiyoung mulai malas saat Kevin memsangkan sebuah bandana berbentuk telinga kelinci.
            “L ambil fotonya! Kapan lagi kita melihat Jiyoung seperempuan ini?” teriak Kevin membuat Sunggyu dan Suzy larut dalam tawa mereka.
            Akhirnya Jiyoung segera melepas benda di kepalanya dengan sedikit kesal.
            “Tenang saja. Aku tak akan mengambil fotomu.” Kata L lalu kembali memotret Kevin.
            Jiyoung tak menghiraukannya. Dia melangkah ke tempat album-album penyanyi favoritnya. Jiyoung melihat sebuah album yang dia inginkan selama ini. Tak ia sangka masuh ada satu di tempat ini. Jiyoung segera mengambilnya dan membawanya ke kasir. L melihatnya dan agak terkejut dengan album yang dibelinya.
            Akhir dari jalan-jalan mereka adalah di sebuah tempat makan sederhana di pinggir jalan. Sebuah kafe hangat dan terlihat nyaman.
            “Aku sering kesini bersama kekasihku.” Celetuk Kevin.
            “Apa ada yang bertanya?” celetuk Jiyoung.
            Sunggyu dan Kevin saling berpandangan. Lalu terbahak.
            “Ternyata dia bisa bercanda.” Kata Kevin.
            Suzy tertawa, “Tentu saja. Dia sangat gampang membuat orang lain tertawa. Tapi itu kejadian langka.”
            Jiyoung kembali malas di jadikan topic pembicaraan, akhirnya dia memesan terlebih dahulu.
            Sambil menikmati kue yang ia pesan, Jiyoung mengamati Suzy yang juga terus mengamati L yang duduk di depan Jiyoung. Tapi mereka tak tahu bahwa L justru sedang mengamati tingkah laku Jiyoung yang aneh itu.
            “Eotae? Makanan disini lezat kan?” tanya Kevin dengan cerianya. Hari ini dia terlihat begitu senang. Mungkin dia memang sedang stress akibat pelajaran sekolah.
            “Ne, aku percaya.” Jawab Sunggyu.
            Kevin tertawa, “Ara. Kapan kau tak percaya padaku. Kalian?” Kevin bicara pada Suzy, Jiyoung dan L.
            “Ya! Gwenchana? Kelihatannya kalian larut dalam imajinasi kalian sendiri ya?” tanya Kevin setelah menanggapi keadaannya.
            “Weyo?” Sunggyu menanyai Suzy.
            Suzy segera menggeleng, takut L menyadari yang sebenarnya terjadi. “Aninde. Ini memang lezat. Joahae.”
            Sunggyu tersenyum sambil memikirkan sesuatu.
***

            “Jiyoung-ah!!! Aku benar-benar senang bisa memandanginya selama itu…!!!” teri`k Suzy sambil masuk ke kamar Jiyoung.
            “Kau tidak takut Appamu mendengarnya?” tanya Jiyoung.
            “Molla!! Aku hanya terlalu senang.” Suzy bicara sambil terus tersenyum.
            “Jadi benar ya? Cinta bisa membuat orang bahagia, buta dan…”
            “Mwo?”
            “Gila.”
            Suzy terbahak, “Geurae, mungkin aku sudah gila!!!”
            Jiyoung tertawa mendengarnya.
***

            “Sekarang kau terlihat aneh.” Bisik L pada Jiyoung saat mereka berada di perpustakaan.
            Jiyoung tak mempedulikannya.
            “Apa karena kau merasa terlalu beruntung dari fansku yang lain?”
            “Kau tahu itu, aku bahkan sama sekali bukan fansmu, bagaimana bisa aku menyukaimu? Apa kau tidak sadar kau sedang melakukan hal bodoh?” Jiyoung sudah tak bisa tinggal diam, dia meletakkan novel yang ia baca.
            L tersenyum kecut, “Kau mau terlihat berbeda dari yang lain? Sepertinya kau berhasil.”
            “Dengar! Aku benar-benar tak sedang menyukaimu, jatuh hati padamu atau mencintaimu. Sebaiknya kau hentikan ini. Ini konyol. Apa kau tak takut kehilangan aura keren yang kau banggakan itu?”
            L kembali pada bukunya, dan tak mempedulikan Jiyoung.
            “Dengar! Jika bukan karena Suzy menyukaimu, dan meminta bantuanku agar dia bisa mengenalmu lebih dekat, aku takkan melakukan sesuatu padamu atau denganmu.” Jelas Jiyoung.
            “Itu alasanmu? Aku rasa kau berhasil menciptakan alasan yang tepat.”
            “Apa aku terlihat seperti sedang memberi alasan palsu?” tanya Jiyoung lalu pergi meninggalkan L yang tak habis pikir lalu menertawakan dirinya sendiri karena sudah terlibat dalam seperti ini.
***

            “Kenapa harus ada acara seperti ini?” keluh Jiyoung setelah ia turun dari taksi.
            “Bukankah ini menyenangkan Jiyoung-ah?” tanya Suzy dengan semangat membawa tas ranselnya yang begitu berat, berbanding terbalik dengan ransel Jiyoung.
            Mereka berdua berjalan memasuki gerbang sekolah.
            “Tidur di rumah masing-masing, bukankah itu lebih nyaman? Kenapa harus menginap disekolah tiga hari?”
            “Kau lupa? Mereka bilang ini agar kita lebih fokus belajar. Ponsel pun dilarang.”
            “Itulah mengapa acara ini jadi terasa sangat aneh dan berat. Mereka kira aku akan jadi semangat dan fokus belajar?”
            Suzy tersenyum.
            “Kau bahagia sekali ya? Pasti karena Kim Myungsoo.” Jiyoung tak terkejut melihat tingkah Suzy.
            Suzy meletakkan terlunjuknya di bibirnya, “Sst.. nanti ada yang mendengar.”
            Jiyoung teringat dengan perbuatannya beberapa hari lalu. “Bagaimana jika Myungsoo sudah tahu?”
            “Mwo? L sudah tahu?” Suzy terkejut.
            “Aku tak yakin. Tapi itu bisa saja terjadi.”
            “Jebal… jangan sampai dia tahu. Aku belum siap.”
            Jiyoung tiba-tiba merasa bersalah. “Apa akt harus terus membuatnya salah paham agar dia tak mempercayai yang sebenarnya?” batinnya. Jiyoung memutar bola matanya.
            “Ne?” tanya Suzy.
            Jiyoung mengangguk.
            “Suzy-ah! Pasti ini berat sekali.” Kata Sunggyu yang tiba-tiba menghampiri Suzy dan membantu Suzy membawa ranselnya.
            “Ah… gomawo.” Suzy tersenyum manis.
            “Kenapa tak suka pada Sunggyu saja? Bukankah dia terlihat lebih wajar?” batin Jiyoung.
            Kevin bergabung dengan mereka, “Senang sekali ini acara khusus untuk murid kelas 3.”
            “Weyo?” tanya Suzy.
            “Tak ada lagi fans adik kelas yang fanatik itu.” Jawab Kevin dengan senang hati.
            “Chincharo?” Suzy terheran-heran.
            “Chincha.” Kevin menjawab dengan cepat, “Mereka lebih mengerikan dari murid kelas 3.”
            “Seperti gadis bernama Namjoo dan Eungyo itu. Mereka fans L.” celetuk Sunggyu. “Apa mereka kira kami ini member boyband ya?”
            “Gosip beredar bahwa Jiyoung sudah membuat mereka berdua menangis. Apa itu benar Jiyoung-ah?” tanya Kevin.
            Jiyoung hanya tersenyum kecut. “Memang apa yang sudah kulakukan sampai mereka menangis seperti itu? Itu gila.”
            “Suzy-ah! Kau beruntung tidak sebangku dengan Sunggyu. Kalau tidak, fans Sunggyu juga akan melakukan hal yang sama.” Jelas Kevin.
            “Mwo? Aku?” Suzy terkejut. Ia terlihat takut.
            “Gwenchana. Tak perlu takut. Bukankah kau tak melakukan apa-apa?” Bukankah kita hanya teman?” kata Sunggyu menenangkan.
            Suzy mengangguk lega.
***
            Malam ini Jiyoung tak bisa tidur, teman-teman perempuan di kelasnya masih sibuk mengobrol dan tak juga pergi tidur. Jiyoung pun keluar dari kelasnya dan duduk di kursi taman belakang sekolahnya.
            Suasana disana sangatlah nyaman dan sunyi. Bisa-bisa dia tertidur disini. Dan benar saja, sesaat dia tertidur. Namun baru saja matanya terpejam, seseorang duduk di sampingnya dan mengejutkannya.
            “Kau mau tidur bersama hantu disini?” tanya L.
            Jiyoung merasa tempat ini berubah menjadi lebih buruk daripada di kelasnya. Jiyoung mengurungkan niatnya untuk menjelaskan pada L sekali lagi tentang niatnya yang sesungguhnya setelah ia ingat perkataan Suzy. Akhirnya Jiyoung diam saja dan tetap memejamkan matanya seakan dia tak menyadari L ada di sampingnya.
            Tapi tiba-tiba L melepas jaket yang dipakainya dan menyelimuti tubuh Jiyoung.
            “Apa yang sebenarnya kau lakukan?” Jiyoung akhirnya bertanya dan mengembalikan jaket L.
            “Apa kau benar-benar akan tidur disini?”
            “Apa ada hubungannya denganmu jika aku benar-benar tidur disini?” tanya Jiyoung kesal.
            “Aku juga akan tidur di sini. Anggap ini bonus untukmu.” Jawab L. lalu meletakkan kepalanya atas di paha Jiyoung.
            Jiyoung terkejut, lalu segera berdiri dan membuat L jatuh ke tanah.
            Jiyoung berusaha tak memperdulikannya lalu berjalan pergi.
            “Kau yakin tak mau membantuku berdiri?” tanya L.
            Jiyoung tetap berjalan.
            “Bantu aku, atau hidupmu makin sengsara!” teriak L.
            Jiyoung menoleh kali ini dengan kekesalan yang lebih hebat dari sebelumnya.
            L mengulurkan tangannya ke udara seakan Jiyoung akan membantunya berdiri.
            Ingin segera mengakhiri kekonyolan ini, dengan tergesa-gesa Jiyoung kembali dan meraih tangan L dan membantunya berdiri. Namun tak disangkan L lebih kuat dan membuat Jiyoung tejatuh tepat di atasnya.
            “Apa yang kau lakukan?” tanya Jiyoung sambil berusaha berdiri.
            Namun sebuah tangan menahan punggungnya agar dia tak bisa berdiri. Tangan itu terlalu kuat hingga membuat Jiyoung terjatuh lagi. Dan L berhasil membuat Jiyoung menciumnya. Setiap orang yang melihatnya bisa salah paham, Jiyoung lah yang memang sedang mencium L.
            Seperti Halnya Suzy yang berbalik arah seketika saat tak sengaja melihat adegan itu. Ia menutup mulutnya rapat-rapat agar tak berteriak. Tadinya ia ingin menghampiri Jiyoung. Namun sekarang ia mengurungkan niatnya dan segera pergi dari tempat itu.
            Sedangkan Jiyoung terbelalak. Ini adalah pertama kalinya ia berciuman dengan seorang lelaki. Ini hal tergila yang pernah ia lakukan.
            Dengan sekuat tenaga Jiyoung melepaskan diri. “Kim Myungsoo, kau benar-benar gila!” Kata Jiyoung lalu segera berdiri dan pergi kembali ke kelasnya.
            Sedangkan L hanya tersenyum melihat tingkah Jiyoung. Entah apa maksudnya.
***
           
            Jiyoung tak bisa mengatasi salah tingkahnya setiap bertemu L. Dia hanya berusaha menganggap L sama sekali tak ada di dunia ini. Jiyoung berusaha menghindari L, tatapannya, bicara dengannya ataupun bersentuhan dengannya.
            Namun Jiyoung menyadari ada sesuatu yang aneh dengan Suzy.”Jangan bilang dia melihatnya semuanya!”batinnya saat semua siswa makan pagi ini.
            Suzx masih bicara pada Jiyoung. Namun dia tak tersenyum sedikitpun hari ini.
            “Suzy-ah, apa kau sakit?” tanya Sunggyu.
            Suzy menggeleng dan tersenyum kecut.
            Setelah makan, Jiyoung berniat mengikuti Suzy, namun Sunggyu sudah ada di depannya juga mengikuti Suzy.
            Jiyoung melihat Sunggyu hendak menyentuh pundak Suzy namun mengurungkan niatnya dan membiarkan Suzy pergi. Ekspresi wajah Sunggyu tak seramah biasanya.
            Akhirnya Sunggyu berbalik dan malihat Jiyoung yang sedang mengamatinya. Dengan salah tingkah Sunggyu bertanya, “Apa kau tahu apa yang terjadi pada Suzy?”
            “Ah?” Jiyoung tak bisa menjawab karena ia memang tak tahu pasti.
            “Apa aku terlihat aneh? Apa semuanya terlihat jelas?” tanyanya.
            “Mworagoyo?”
            “Sikapku pada Suzy, apa kau tak menyadarinya?”
            Jiyoung mengangkat bahunya dan menggelengkan kepalanya.
            “Aku menyukainya.”
            “Mwo?” Jiyoung terkejut seketika. Masalahnya semakin rumit jika Jiyoung harus mengetahui hal ini juga.
            Sunggyu tersenyum, “Terlihat konyol kan? Dan Suzy jadi seperti itu. Aku mengerti alasannya.”
            Jiyoung tak mengeluarkan suara apapun, dia hanya memperhatikan setiap kata yang diucapkan Sunggyu.
            “Pasti karena L. L bilang padaku dan Kevin dia sudah punya kekasih, meski sama sekali tak menceritakan gadis itu pada kami. Suzy pasti menyadari itu.” Jelas Sunggyu.
            “Menyadari?”
            “Menyadari bahwa L punya kekasih. Intinya dia sedang patah hati. Bukankah dia minta bantuanmu karena dia menyukai L?”
            Jiyoung terkejut. Dia sama sekali tak bisa mengerti masalah yang aneh ini. Dia mulai muak karena terlibat dalam masalah seperti ini terlalu dalam. Dan lagi dia bingung mendengar L sudah mempunyai kekasih. Siapa maksudnya? Kenapa ia tak tahu? Suzy pasti benar-benar patah hati.
***

            Hari ini L semakin membuat Jiyoung bingung, ia mengahampiri Jiyoung yang sedang duduk di bawah pohon belakang sekolah sambil membelai rambut Jiyoung. Yang lebih dianggap sebagai mengacak rambutnya oleh Jiyoung.
            Jiyoung sudah kesal, “Kau benar memiliki seorang kekasih saat ini? Kau tahu Suzy sudah seharian kemarin dia tak bicara padaku. Dia benar-benar sedih.”
            L hanya tersenyum.
            “Bukankah sudah kubilang dia menyukaimu? Setidaknya beritahu aku bahwa kau memiliki kekasih biar aku yang menjelaskannya pada Suzy, agar dia tak sesedih ini.”
            “Kau itu naif atau terlalu bodoh?” tanya L masih tersenyum.
            “Apa maksudmu?”
            “Kau tak sadar kau dibalik semua ini?”
            “Aku?”
            “Kau perempuan itu. Kau perempuan yang mambuat Suzy sedih.”
            “Mwo?” Jiyoung terkejut setengah mati. Dia benar-benar tak mengerti. “Apa benar Suzy melihat kejadian kemarin?”
            Kali ini L menatap Jiyoung, “Yang menurut mereka kekasihku itu kau. Kau pikir tak ada yang melihat kejadian kemarin?”
            Jiyoung tak habis pikir. “Kekasihmu? Sejak kapan?”
            L tersenyum lagi melihat tingkah Jiyoung, “Percuma kau bilang Suzy menyukaiku. Atau kau hanya bertugas membantu Suzy agar membuatnya lebih mengenalku. Bagaimana kalau kau yang aku sukai?”
            “Mwo?” Jiyoung tersenyum kecut.
            “Kau sudah mulai tak waras?”
            “Bukankah kau juga menyukaiku?”
            “Andwe! Kim Myungsoo, aku tak menyukaimu sama sekali.” Kata Jiyoung sambil beranjak pergi.
            Namun L meraih lengannya menahannya pergi. “Kau tega meninggalkan aku sendirian di sini? Setelah menciumku kemarin?” L tersenyum begitu manis.
            “Aku tidak melakukannya! Ternyata seperti ini karaktermu? Orang sudah gila bilang kita punya karakter yang sama!” Lalu Jiyoung pergi.
***

            Setelah acara di sekolahnya berakhir, Jiyoung dan Suzy pulang ke rumah. Suzy masih terlihat berbeda. Jiyoung merasa aneh. Karena dia tak merasa bersalah dan terus menyalahkan L.
            “Suzy-ah! Bicaralah. Kau sudah salah paham kan?” kata Jiyoung pada Suzy.
            “Apa maksudmu?”
            “Dengar, aku benar-benar kesulitan membantumu lebih mengenal L. dan lagi, sekarang ada lelaki yang sedang sangat menyukaimu.”
            “Siapa?”
            “Sunggyu, dia bilang padaku dia menyukaimu. Bahkan dia tahu kalau Aku dalam misi membantumu karena kau menyukai L. Dia mengira kau sedih karena L. dan itu benar kan?”
            Suzy tak menjawab dan membuka pintu kamarnya.
            “Suzy-ah.” Jiyoung menahan Suzy masuk. “Beritahu aku jika kau tak salah paham. Atau kau mengerti apa yang terjadi.”
            Suzy tetap tak bicara dan masuk ke kamarnya dan segera menguncinya.
            Jiyoung merasa terpojok sekarang. Dia tak tahu apa yang harus ia lakukan. Ia terus merasa kesal dan menyalahkan L yang begitu aneh menurutnya.
            Jiyoung merabahkan tubuhnya yang lelah ke atas ranjangnya dan berusaha sepat tidur. Namun Wajah L dan perkataannya yang menyukainya tetap ada di otaknya dan tak mau hilang.
            “Apa itu yang disebut menyatakan perasaan? Dia benar-benar sudah gila.”  Jiyoung sama sekali tak mempercayai perkataan L dan menganggap L sedang melakukan sesuatu yang licik hingga membuat dia dan Suzy bertengkar atau sejenisnya.
***

            Jiyoung heran pagi ini dia sampai di kelasnya dan melihat L sudah lebih dulu sampai. L terus memperhatikan Jiyoung hingga Jiyoung duduk di sebelahnya. Jiyoung tak menyadari bahwa L terus menatapnya mengamati setiap tingkahnya.
            “Dari tingkahmu sepertinya kau tak percaya.” Celetuk L.
            Akhirnya Jiyoung menoleh, “Tingkah bodohmu masih belum berakhir?”
            L tersenyum. “Kau merasa bersalah pada Suzy?”
            “Aku? Bukankah semua itu salahmu?”
            “Terserah padamu, tapi beginilah aku.” Kata L sambil membelai rambut Jiyoung lalu pergi.
            Jiyoung tertegun melihat tingkah itu lagi. Dia benar-benar tak habis pikir. Lalu setelah ini apa yang harus ia lakukan?
            Saat ini Jiyoung tak berada di kelasnya melainkan duduk di kursi taman dan mengamati Sunggyu yang mengamati Suzy dari kejauhan. Sedangkan Jiyoung bisa melihat L Juga melihat Sunggyu dari kejauhan.
            “Apa-apaan sebenarnya orang-orang ini?” batinnya.
            Tak lama Kevin duduk disampingnya. “Sepertinya pertemanan kita sudah mulai aneh.”
            Jiyoung tak menjawab dan hanya menoleh sekilas ke Kevin.
            “Aku sudah menduganya. Kalian beruda terlalu indah untuk dilewatkan.”
            “Maksudmu?” kali ini Jiyoung tertarik untuk bertanya.
            “Kau pasti mengerti maksudku. Dan kau tak usah ceritakan padaku apa yang sedang terjadi pada kalian berempat. Semua sudah terlihat jelas. Tapi untung saja fans mereka berdua masih belum menyadarinya. Tapi…”
            Jiyoung menatap Kevin dengan penuh tanya.
            “Bagaimana kau tak menyukai L?”
            “Aku?”
            “Siapa lagi?”
            “Bagimana bisa aku menyukainya?”
            Kevin tersenyum. “Jadi benar kata Suzy, kau tak mengenal apa itu cinta?”
            “Aku tak ingin tahu.” Jawab Jiyoung singkat.
            “Sebentar lagi kau pasti akan mengerti.” Kata Kevin. “Jangan lewatkan hal indah itu. Hwaiting!” kata Kevin sambil menepuk pundak Jiyoung lalu pergi.
            Jiyoung makin bingung dengan keadaan ini. Hidupnya serasa mulai berubah drastis. Yang semula tenang –tenang saja, jadi terlalu rumit.
TO BE CONTINUED.........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar