Cast:
Byun Baekhyun
Lee Jieun (IU)
Song Joongki
Jung Ilwoo
Cameo:
Choi Sooyoung
Sekelompok pelayan rumah tangga tengah sibuk menyiapkan meja makan
untuk sarapan majikannya pagi ini. Mereka berseragam hitam putih seperti
yang terlihat di drama. Bukan meniru, mereka memang diwajibkan serapi
itu oleh majikan mereka.
Rumah megah serba mewah ini adalah milik keluarga pengusaha hotel
nomor satu di Korea Selatan. Perusahaan mereka disebut Daesun Group.
Mereka terkenal di pelosok negeri, terutama tiga anak mereka yang
terkenal melebihi aktor kawakan.
Joongki, putra tertua mereka, satu-satunya yang mempunyai watak ayah
mereka, dapat diprediksi dialah yang paling pantas menjadi pewaris.
Ketampanan dan keramahannya adalah ciri khasnya.
Ilwoo, putra kedua mereka. Dia yang paling tidak tertarik dengan
bisnis ayahnya. Ketampanan dan keplayboyannya adalah ciri khasnya.
Baekhyun, putra bungsu mereka. Dia selalu ingin mengalahkan Joongki
untuk menjadi pewaris, namun dia tak sebaik Joongki, maka dari itu
banyak yang mengira mereka berdua tidak akur, namun kenyataannya adalah
sebaliknya. Ketampanan dan kesombongannya adalah ciri khasnya.
Mereka bertiga turun dari tangga dengan penampilan yang sudah rapi.
Mereka bersiap untuk sarapan. Joongki akan segera berangkat ke kantor,
dia adalah direktur disana. Sedangkan Ilwoo hampir tiap harinya pergi ke
studio musik pribadinya dengan teman-temannya untuk memproduksi
lagu-lagu buatannya sendiri. Dan Baekhyun masih harus pergi ke
universitas barunya, dia baru saja dipindah dari Amerika. Mereka sedang
tidak sarapan bersama orang tua mereka, karena mereka masih berada di
Macau sejak dua hari yang lalu.
''Semangat untuk universitas barumu!'' kata Joongki menyemangati Baekhyun.
Baekhyun hanya tersenyum tipis. Dia tak begitu antusias dengan
universitas barunya. Jujur dia lebih suka universitasnya yang lama.
Sebenarnya dia tak tahan harus seuniversitas dengan rakyat biasa di
universitas barunya.
''Jangan terlalu dikhawatirkan. Kau akan rasakan sensasinya nanti.
Disana, bukankah kau sangat populer?'' celetuk Ilwoo dengan santai
sambil memakan roti selainya.
''Entahlah..'' jawab Baekhyun.
***
Di tempat lain, sangat berbanding terbalik dengan kehidupan yang
barusan. Seorang gadis sedang menggeliat di ranjangnya yang sangat
berantakan. Banyak barang-barang yang tak seharusnya berada di sana.
Kamarnya cukup sempit dengan barang yang berjubel, membuat kamar itu
terlihat tak layak huni.
Kaki gadis itu menendang jatuh beberapa buku dan suaranya membuatnya
terbangun. Dia mengambil ponsel di bawah bantalnya untuk melihat jam.
Tak ada jam beker disana. Sebenarnya alarm ponselnya sudah berbunyi,
namun dia tertidur lagi.
Sedetik kemudian gadis itu bangkit dan menuju ke kamar mandi, dia sadar dia sudah kesiangan untuk berangkat ke universitasnya.
Begitulah kehidupan sehari-hari gadis itu, Lee Jieun namanya. Bukan
berasal dari keluarga tidak mampu, namun hanya keluarga sederhana. Rumah
keluarganya tidak mewah dan besar, sangat cukup untuk ditinggalinya dan
ayahnya.
Jieun mengayuh sepedanya secepat mungkin ke universitasnya. Hampir
semua orang selalu menertawakannya jika sudah melihatnya melakukan hal
itu. Gayanya memang sangat tak memenuhi syarat untuk menjadi gadis
populer. Rambutnya yang mengombak selalu digelung dan diikat sembarangan
keatas. Kacamatanya cukup tebal dengan frame yang juga tebal. Untuk
masalah pakaian dia juga sembarangan.
Setelah memarkir sepedanya, Jieun ingin menuju toilet terlebih
dahulu sebelum ke kelas. Saat itu juga Jieun tertabrak seorang gadis
yang tengah berlarian dengan teman-temannya yang lain. Gadis itu lalu
pergi tanpa meminta maaf.
Jieun bisa mendengar gadis-gadis itu bicara, ''Si Bungsu Daesun pindah ke universitas ini.''
Jieun tak menghiraukannya sama sekali dan tetap menuju toilet.
Sedangkan Baekhyun yang sedari tadi bersembunyi di belakang pohon
untuk menghindari fans-fans barunya, bingung melihat Jieun yang sama
sekali tak menggubris berita tentangnya itu. ''Kenapa gadis itu? Apa dia
punya kelainan?'' Baekhyun melihat Jieun berjalan santai ke arah
sebaliknya dengan para gadis tadi.
Memang hanya Jieun yang seperti itu, semua gadis di universitas ini memang sangat antusias akan kedatangan Baekhyun.
Sesampainya di kelas, Jieun segera masuk sambil menyeka keringatnya
yang mengalir deras, untung saja profesor yang mengajar juga baru
datang. Anehnya dia tak sendirian, dia bersama dengan seorang lelaki.
Lelaki itu memperkenalkan diri, dia Baekhyun, dan lagi-lagi Jieun
tak menggubrisnya. Baekhyun heran karena Jieun hanya sibuk menyeka
keringatnya yang deras itu.
''Darimana datangnya keringat itu? Apa yang dia lakukan?'' batin Baekhyun.
***
Di perpustakaan, tempat Jieun sering menghabiskan waktunya, bukan untuk membaca, dia membuat lagu, itulah hobinya.
''Geurae, namanya Baekhyun, si bungsu dari grup Daesun itu.'' kata seorang gadis pada dua temannya.
''Baekhyun? Nama yang bagus. Apa kau sempat melihatnya tadi?'' tanya gadis yang lain.
''ani.''
''ah, bukankah dia sekelas dengan bebek jelek Jieun?'' gadis yang
satu lagi menunjuk Jieun yang duduk di seberang mereka. Mereka langsung
menghampiri Jieun dengan antusias.
Di balik rak buku di belakang Jieun, Baekhyun bersembunyi dari
fans-fansnya lagi sambil membaca buku. Dia mendengar semua percakapan
itu dan baru menyadari betapa benarnya kakaknya tadi, Baekhyun sangatlah
terkenal. Apalagi di kalangan para gadis, dan tidak sedikit dari mereka
merupakan gadis cantik dengan latar belakang sempurna.
''Ya, Jieun-ah, bagaimana menurutmu Baekhyun?'' tanya salah satu
gadis pada Jieun yang langsung menutup foldernya yang berisi banyak
catatan lagu.
''Ne?'' Jieun merespon dengan wajah tanpa rasa bersalahnya,
''Baekhyun? Apa kalian sedang membicarakan makanan? Kedengarannya enak.
Dimana aku bisa mendapatkannya?''
''Mwo?'' gadis-gadis itu seperti tak terkejut. Mereka malah merasa menyesal telah bertanya pada Jieun.
''Geurae, kita membuat kesalahan, seharusnya kita tak tanyakan hal semacam ini padanya.'' gadis-gadis itu lalu pergi.
Jieun menggaruk kepalanya. Dia benar-benar tak tahu apa yang mereka
bicarakan. Dan entah mengapa kata Baekhyun terdengar seperti makanan
untuknya. Mungkin karena dia tak sarapan dan merasa lapar.
Dengan pasrah Jieun memegangi perutnya. Setelah membenahi kacamatanya dan merapikan barangnya, dia menuju kantin universitas.
Baekhyun keluar dari balik rak, ''Aku rasa tebakan Ilwoo hyung
meleset.'' Baekhyun merasa marah, bagaimana bisa ada seorang gadis yang
tak tertarik dan bahkan tahu tahu dirinya.
***
Jieun merasa risih, biasanya saat jam kuliah habis, hanya dia orang
yang tinggal di kelas, dan dia bisa melanjutkan lagu-lagunya. Tapi kali
ini ada beberapa gadis dan seorang lelaki di kelas itu.
Si lelaki yang sebenarnya adalah Baekhyun, sedang mengulang kembali
pelajaran manajemen bisnisnya. Untuk mencapai ambisinya agar dia bisa
menjadi direktur yang baik di perusahaan ayahnya. Sedangkan gadis-gadis
yang lain sibuk mengamati Baekhyun dan bahkan memotretnya secara
diam-diam.
Jieun merasa agak kesal meligat orang-orang ini. Dia bertanya-tanya
kenapa orang-orang ini jadi sebegitu semangatnya mengulang pelajaran
mereka.
''B..Bakekhyun-ssi, apa kau belum berniat pulang?'' tanya salah satu gadis dengan memberanikan diri.
Baekhyun menggeleng lalu tersenyum tipis. Dia benar-benar tak suka karena fansnya sudah mulai berani sok akrab dengannya.
Jieun langsung merasakan betapa sombongnya orang itu. Namun entah
mengapa gadis-gadis tadi tetap mengaguminya dan malah membicarakan
senyum tipisnya yang tidak tulus itu.
Akhirnya, Jieun menyerah, dia tahu dia takkan bisa meneruskan ini. Dia berjalan pergi. Saat itu juga Baekhyun dibuat heran lagi.
***
''Baekhyun-ssi!'' panggil seorang gadis yang sepeetinya lebih tua dari Baekhyun. Sepertinya dua senior Baekhyun.
''Ne?'' Baekhyun tersenyum malas. Dia menduga orang ini hanya salah satu fansnya yang juga mulai berani sok akrab dengannya.
Gadis itu memperkenalkan diri sebagai ketua organisasi yang menurut
Baekhyun bodoh dan sama sekali tidak penting, ''Lee Sooyoung imnida.''
gadis itu mengulurkan tangannya. Namun Baekhyun sama sekali tak
menghiraukannya, hingga gadis itu dengan kikuk harus menarik kembali
tangannya.
''Ada perlu apa?'' tanya Baekhyun.
''Kami ada acara sabtu depan. Kami harap kau bisa bergabung dengan
organisasi kami. Atau hanya sekedar mengisi acara. Ku dengar kau baik
dalam bernyanyi. Pasti semua anggota menyukainya.''
Baekhyun tersenyum kecut. Dia tahu gadis ini ingin memanfaatkannya
agar organisasinya populer dengan adanya si bungsu grup Daesun. Baekhyun
tahu itu, semalam dia juga baru ditelepon seorang ketua dari organisasi
tak penting lainnya.
Baru Baekhyun mau menolak, gadis itu mendahuluinya, ''Kami sangat
berharap kau tidak menolak. Kau hanya datangpun kami sudah merasa sangat
tersanjung.'' gadis itu mengulurkan sebuah undangan lalu pergi.
Baekhyun lalu membuang undangan itu begitu saja dan pulang. Hal semacam itu benar-benar membuatnya muak.
***
Jieun dengan penuh harapan memasukkan sebuah amplop ke sela-sela
pintu sebuah gedung studio musik. Disana tertulis 'Il Music'' inilah
yang hampir setiap bulan selama setengah tahun ini, Jieun lakukan
setelah ia selesai membuat sebuah lagu dan merekam suaranya. Dia
berharap ada yang bisa mengerti musiknya.
Alasan Jieun memilih studio ini adalah, Jieun menyukai semua
lagu-lagu yang diproduksi disini. Meski belum begitu terkenal, tapi
Jieun benar-benar menyukai studio ini.
Setelah Jieun selesai, dia berbalik berniat pulang. Tiba-tiba dia
tertabrak seseorang hingga tersungkur ke tanah. Orang yang menbraknya
itu tak membantunya berdiri namun malah melihaatnya dengan pandangan
merendahkan.
Lalu lelaki itu, Baekhyun menyadari siapa gadis itu. Gadis super
aneh yang ia tahu, ''Kau? Apa yang kau lakukan di studio hyungku?''
TO BE CONTINUED.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar