Halaman

Minggu, 20 Januari 2013

[FANFIC] Love For The Arrogant Flower Boy (part 1)

Cast:
Byun Baekhyun
Lee Jieun (IU)
Song Joongki
Jung Ilwoo


Cameo:
Choi Sooyoung


Sekelompok pelayan rumah tangga tengah sibuk menyiapkan meja makan untuk sarapan majikannya pagi ini. Mereka berseragam hitam putih seperti yang terlihat di drama. Bukan meniru, mereka memang diwajibkan serapi itu oleh majikan mereka.

Rumah megah serba mewah ini adalah milik keluarga pengusaha hotel nomor satu di Korea Selatan. Perusahaan mereka disebut Daesun Group. Mereka terkenal di pelosok negeri, terutama tiga anak mereka yang terkenal melebihi aktor kawakan.

Joongki, putra tertua mereka, satu-satunya yang mempunyai watak ayah mereka, dapat diprediksi dialah yang paling pantas menjadi pewaris. Ketampanan dan keramahannya adalah ciri khasnya.

Ilwoo, putra kedua mereka. Dia yang paling tidak tertarik dengan bisnis ayahnya. Ketampanan dan keplayboyannya adalah ciri khasnya.

Baekhyun, putra bungsu mereka. Dia selalu ingin mengalahkan Joongki untuk menjadi pewaris, namun dia tak sebaik Joongki, maka dari itu banyak yang mengira mereka berdua tidak akur, namun kenyataannya adalah sebaliknya. Ketampanan dan kesombongannya adalah ciri khasnya.

Mereka bertiga turun dari tangga dengan penampilan yang sudah rapi. Mereka bersiap untuk sarapan. Joongki akan segera berangkat ke kantor, dia adalah direktur disana. Sedangkan Ilwoo hampir tiap harinya pergi ke studio musik pribadinya dengan teman-temannya untuk memproduksi lagu-lagu buatannya sendiri. Dan Baekhyun masih harus pergi ke universitas barunya, dia baru saja dipindah dari Amerika. Mereka sedang tidak sarapan bersama orang tua mereka, karena mereka masih berada di Macau sejak dua hari yang lalu.

''Semangat untuk universitas barumu!'' kata Joongki menyemangati Baekhyun.

Baekhyun hanya tersenyum tipis. Dia tak begitu antusias dengan universitas barunya. Jujur dia lebih suka universitasnya yang lama. Sebenarnya dia tak tahan harus seuniversitas dengan rakyat biasa di universitas barunya.

''Jangan terlalu dikhawatirkan. Kau akan rasakan sensasinya nanti. Disana, bukankah kau sangat populer?'' celetuk Ilwoo dengan santai sambil memakan roti selainya.

''Entahlah..'' jawab Baekhyun.
***

Di tempat lain, sangat berbanding terbalik dengan kehidupan yang barusan. Seorang gadis sedang menggeliat di ranjangnya yang sangat berantakan. Banyak barang-barang yang tak seharusnya berada di sana. Kamarnya cukup sempit dengan barang yang berjubel, membuat kamar itu terlihat tak layak huni.

Kaki gadis itu menendang jatuh beberapa buku dan suaranya membuatnya terbangun. Dia mengambil ponsel di bawah bantalnya untuk melihat jam. Tak ada jam beker disana. Sebenarnya alarm ponselnya sudah berbunyi, namun dia tertidur lagi.

Sedetik kemudian gadis itu bangkit dan menuju ke kamar mandi, dia sadar dia sudah kesiangan untuk berangkat ke universitasnya.

Begitulah kehidupan sehari-hari gadis itu, Lee Jieun namanya. Bukan berasal dari keluarga tidak mampu, namun hanya keluarga sederhana. Rumah keluarganya tidak mewah dan besar, sangat cukup untuk ditinggalinya dan ayahnya.

Jieun mengayuh sepedanya secepat mungkin ke universitasnya. Hampir semua orang selalu menertawakannya jika sudah melihatnya melakukan hal itu. Gayanya memang sangat tak memenuhi syarat untuk menjadi gadis populer. Rambutnya yang mengombak selalu digelung dan diikat sembarangan keatas. Kacamatanya cukup tebal dengan frame yang juga tebal. Untuk masalah pakaian dia juga sembarangan.

Setelah memarkir sepedanya, Jieun ingin menuju toilet terlebih dahulu sebelum ke kelas. Saat itu juga Jieun tertabrak seorang gadis yang tengah berlarian dengan teman-temannya yang lain. Gadis itu lalu pergi tanpa meminta maaf.

Jieun bisa mendengar gadis-gadis itu bicara, ''Si Bungsu Daesun pindah ke universitas ini.''
Jieun tak menghiraukannya sama sekali dan tetap menuju toilet.

Sedangkan Baekhyun yang sedari tadi bersembunyi di belakang pohon untuk menghindari fans-fans barunya, bingung melihat Jieun yang sama sekali tak menggubris berita tentangnya itu. ''Kenapa gadis itu? Apa dia punya kelainan?'' Baekhyun melihat Jieun berjalan santai ke arah sebaliknya dengan para gadis tadi.

Memang hanya Jieun yang seperti itu, semua gadis di universitas ini memang sangat antusias akan kedatangan Baekhyun.

Sesampainya di kelas, Jieun segera masuk sambil menyeka keringatnya yang mengalir deras, untung saja profesor yang mengajar juga baru datang. Anehnya dia tak sendirian, dia bersama dengan seorang lelaki.
Lelaki itu memperkenalkan diri, dia Baekhyun, dan lagi-lagi Jieun tak menggubrisnya. Baekhyun heran karena Jieun hanya sibuk menyeka keringatnya yang deras itu.

''Darimana datangnya keringat itu? Apa yang dia lakukan?'' batin Baekhyun.
***

Di perpustakaan, tempat Jieun sering menghabiskan waktunya, bukan untuk membaca, dia membuat lagu, itulah hobinya.

''Geurae, namanya Baekhyun, si bungsu dari grup Daesun itu.'' kata seorang gadis pada dua temannya.

''Baekhyun? Nama yang bagus. Apa kau sempat melihatnya tadi?'' tanya gadis yang lain.

''ani.''

''ah, bukankah dia sekelas dengan bebek jelek Jieun?'' gadis yang satu lagi menunjuk Jieun yang duduk di seberang mereka. Mereka langsung menghampiri Jieun dengan antusias.

Di balik rak buku di belakang Jieun, Baekhyun bersembunyi dari fans-fansnya lagi sambil membaca buku. Dia mendengar semua percakapan itu dan baru menyadari betapa benarnya kakaknya tadi, Baekhyun sangatlah terkenal. Apalagi di kalangan para gadis, dan tidak sedikit dari mereka merupakan gadis cantik dengan latar belakang sempurna.

''Ya, Jieun-ah, bagaimana menurutmu Baekhyun?'' tanya salah satu gadis pada Jieun yang langsung menutup foldernya yang berisi banyak catatan lagu.

''Ne?'' Jieun merespon dengan wajah tanpa rasa bersalahnya, ''Baekhyun? Apa kalian sedang membicarakan makanan? Kedengarannya enak. Dimana aku bisa mendapatkannya?''

''Mwo?'' gadis-gadis itu seperti tak terkejut. Mereka malah merasa menyesal telah bertanya pada Jieun.

''Geurae, kita membuat kesalahan, seharusnya kita tak tanyakan hal semacam ini padanya.'' gadis-gadis itu lalu pergi.

Jieun menggaruk kepalanya. Dia benar-benar tak tahu apa yang mereka bicarakan. Dan entah mengapa kata Baekhyun terdengar seperti makanan untuknya. Mungkin karena dia tak sarapan dan merasa lapar.

Dengan pasrah Jieun memegangi perutnya. Setelah membenahi kacamatanya dan merapikan barangnya, dia menuju kantin universitas.

Baekhyun keluar dari balik rak, ''Aku rasa tebakan Ilwoo hyung meleset.'' Baekhyun merasa marah, bagaimana bisa ada seorang gadis yang tak tertarik dan bahkan tahu tahu dirinya.
***

Jieun merasa risih, biasanya saat jam kuliah habis, hanya dia orang yang tinggal di kelas, dan dia bisa melanjutkan lagu-lagunya. Tapi kali ini ada beberapa gadis dan seorang lelaki di kelas itu.

Si lelaki yang sebenarnya adalah Baekhyun, sedang mengulang kembali pelajaran manajemen bisnisnya. Untuk mencapai ambisinya agar dia bisa menjadi direktur yang baik di perusahaan ayahnya. Sedangkan gadis-gadis yang lain sibuk mengamati Baekhyun dan bahkan memotretnya secara diam-diam.

Jieun merasa agak kesal meligat orang-orang ini. Dia bertanya-tanya kenapa orang-orang ini jadi sebegitu semangatnya mengulang pelajaran mereka.

''B..Bakekhyun-ssi, apa kau belum berniat pulang?'' tanya salah satu gadis dengan memberanikan diri.

Baekhyun menggeleng lalu tersenyum tipis. Dia benar-benar tak suka karena fansnya sudah mulai berani sok akrab dengannya.

Jieun langsung merasakan betapa sombongnya orang itu. Namun entah mengapa gadis-gadis tadi tetap mengaguminya dan malah membicarakan senyum tipisnya yang tidak tulus itu.

Akhirnya, Jieun menyerah, dia tahu dia takkan bisa meneruskan ini. Dia berjalan pergi. Saat itu juga Baekhyun dibuat heran lagi.
***

''Baekhyun-ssi!'' panggil seorang gadis yang sepeetinya lebih tua dari Baekhyun. Sepertinya dua senior Baekhyun.

''Ne?'' Baekhyun tersenyum malas. Dia menduga orang ini hanya salah satu fansnya yang juga mulai berani sok akrab dengannya.

Gadis itu memperkenalkan diri sebagai ketua organisasi yang menurut Baekhyun bodoh dan sama sekali tidak penting, ''Lee Sooyoung imnida.'' gadis itu mengulurkan tangannya. Namun Baekhyun sama sekali tak menghiraukannya, hingga gadis itu dengan kikuk harus menarik kembali tangannya.

''Ada perlu apa?'' tanya Baekhyun.

''Kami ada acara sabtu depan. Kami harap kau bisa bergabung dengan organisasi kami. Atau hanya sekedar mengisi acara. Ku dengar kau baik dalam bernyanyi. Pasti semua anggota menyukainya.''

Baekhyun tersenyum kecut. Dia tahu gadis ini ingin memanfaatkannya agar organisasinya populer dengan adanya si bungsu grup Daesun. Baekhyun tahu itu, semalam dia juga baru ditelepon seorang ketua dari organisasi tak penting lainnya.

Baru Baekhyun mau menolak, gadis itu mendahuluinya, ''Kami sangat berharap kau tidak menolak. Kau hanya datangpun kami sudah merasa sangat tersanjung.'' gadis itu mengulurkan sebuah undangan lalu pergi.

Baekhyun lalu membuang undangan itu begitu saja dan pulang. Hal semacam itu benar-benar membuatnya muak.
***

Jieun dengan penuh harapan memasukkan sebuah amplop ke sela-sela pintu sebuah gedung studio musik. Disana tertulis 'Il Music'' inilah yang hampir setiap bulan selama setengah tahun ini, Jieun lakukan setelah ia selesai membuat sebuah lagu dan merekam suaranya. Dia berharap ada yang bisa mengerti musiknya.

Alasan Jieun memilih studio ini adalah, Jieun menyukai semua lagu-lagu yang diproduksi disini. Meski belum begitu terkenal, tapi Jieun benar-benar menyukai studio ini.

Setelah Jieun selesai, dia berbalik berniat pulang. Tiba-tiba dia tertabrak seseorang hingga tersungkur ke tanah. Orang yang menbraknya itu tak membantunya berdiri namun malah melihaatnya dengan pandangan merendahkan.

Lalu lelaki itu, Baekhyun menyadari siapa gadis itu. Gadis super aneh yang ia tahu, ''Kau? Apa yang kau lakukan di studio hyungku?''

TO BE CONTINUED.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar