Sabtu, 12 Januari 2013
[FANFIC] Dream and Love (part 1)
Main Cast:
Lee Jieun
Kim Myungsoo
Kim Sunggyu
Support Cast:
Kang Jiyoung
Bae Suzy
written with dreams of fans all over the world
2012, Infinite In The Summer Concert
Seluruh penonton konser di sebuah stadium bersorak sorai setelah melihat grup idola mereka menampilkan lagu andalan mereka. Setelah musik berhenti pun, sorak sorai mereka tak berhenti. Mereka meneriakkan nama - nama member yang mereka favoritkan. Membuat suasana konser itu sangat meriah.
Sorak sorai semakin menjadi saat idola mereka mengumumkan bahwa ini adalah saatnya special fan service untuk mereka.
Dan makin menjadi lagi saat beberapa idola mereka itu mulai memilih penonton yang beruntung untuk naik ke panggung.
Seorang gadis menundukkan kepalanya, ia hanya berpikir dia sudah cukup beruntung bisa datang ke konser yang sangat ia impikan itu, jadi ia tak berharap lebih, apalagi naik ke panggung dan menerima special fan service.
Namun tiba tiba ia mendengar, ''Ya! Kau tuli?'' gadis di sebelahnya meneriakinya. Ada sedikit keirian di matanya. namun sorak sorai penonton menyamarkan itu semua.
Saat gadis itu mendongak dia sudah melihat salah satu member grup itu, Hoya, berdiri di hadapannya dan mengulurkan tangannya.
''Ne? Jeoyo?'' tanya gadis itu tak percaya sama sekali.
Hoya mengangguk dan langsung menarik tangan gadis itu untuk naik ke atas panggung.
Gadis itu hanya sedang berpikir, bagaimana bisa ia dipilih? Dia bahkan tidak duduk di kursi depan. Cepat sekali Hoya sudah mencapai tempat itu.
Di atas panggung sudah berdiri para member grup itu dan tiga gadis beruntung. Gadis tadi terus menundukkan kepalanya. Jelas saja para penonton tak tinggal diam dengan ini. Banyak teriakan iri atau yang menurut mereka tak adil. Namun juga terdengar teriakan senang dan mendukung. Member grup itu sampai menjelaskan agar tak ada iri di antara mereka, karena semua fans sama di hati mereka. Itu makin membuat penonton bersorak menggila.
Gadis pertama dipersilahkan memperkenalkan diri dan menyebutkan member favoritnya. Setelah menyebutkan namanya ia mulai dengan semangat menyebutkan member favoritnya , ''Sungjong oppa!!!''
Semua member tertawa melihat kesemangatannya itu. Namun Sungjong hanya tersenyum merasa tersanjung dan berjalan ke sebelah gadis itu. Sontak gadis itu tertawa senang tak wajar, membuat semua tertawa. Bahkan Sungjong sudah tak bisa menahan tawanya sambil memberikan tepuk tangan untuk gadis itu.
Mereka juga menanyainya lagu favoritnya dan menyuruhnya menyanyikannya. Gadis itu dengan semangat langsung menyanyikan lagu favoritnya meski dengan nada yang salah. Sekali lagi membuat semua orang tertawa.
Gadis tadi sudah sangat kikuk dan bingung berada di atas sini. Dia tak tahu harus berbuat apa nanti saat gilirannya datang.
Gadis ke dua mulai menyebutkan favorit membernya, ''Woohyun oppa.'' katanya dengan sedikit malu dan sesekali menutupi mulutnya dengan punggung tangannya karena ia tak bisa mengehentikan tawa senangnya.
Woohyun dengan cepat berdiri di sampingnya dan mengucapkan beberapa kali terima kasihnya. Setelah gadis itu menyanyikan lagu favoritnya, semua bertepuk tangan. Namun dia hanya bernyanyi dengan volume kecil karena dia terlalu malu berdiri di sebelah Woohyun, bahkan wajahnya sudah melebur merah.
Kini giliran gadis tadi. Walau dia bingung dan kikuk, dia sama sekali tak bisa menyangkal dia sangat bersuka cita saat ini. Bukankah ini impian semua fans di dunia?
''Lee Jieun imnida.'' gadis itu memberanikan diri memperkenalkan dirinya dengan sebiasa mungkin.
Dia mulai menjawab pertanyaan selanjutnya, ''L-ssi''
Semua member agak terpesona dengan sebutan formal itu. Begitu juga L yang tersenyum mendengarnya sambil menatap gadis bernama Lee Jieun itu.
Setelah L berdiri di sampingnya, Jieun mulai di persilahkan menyanyikan lagu favoritnya, ''Oh nan naege julsu ineunge eobseo missing you... Dadeutan maldo mothae I missing you... Gamhi baralsu ddo eobseo I missing you... Ireokhe mireonhae... Naegen gamjingeon simjangpeun mohnan nomila...''
Di luar dugaan, semua orang yang ada disana terpesona. Jieun menyanyikannya dengan sangat baik. Intinya dia berbakat dalam hal itu. L hanya memperhatikannya dengan tatapan tak percaya.
''Whooaa bagus sekali.'' para member bertepuk tangan.
''Hyung dia harus berduet dengamu!'' seru Hoya pada Sunggyu.
Jieun sendiri juga tak menyangka responnya akan seperti ini. Selama ini dia tak cukup percaya diri dengan kemampuan bernyanyinya. Tak lama kemudian, Jieun sudah berduet dengan Sunggyu sedikit lagu tadi. Itu jelas membuat semua penonton berteriak.
Jantung Jieun seakan ingin keluar dari tempatnya dan menari kegirangan di atas panggung ini. Berkali-kali dia mengehela nafas. Dia bahkan sangat kikuk, tak berani melihat L yang berdiri di sampingnya sedari tadi.
''Baiklah.. Kita mulai acara sesungguhnya.'' seru Sunggyu. ''Bagi kalian yang tidak terpilih sebagai member favorit tak usah kecewa.''
Member lain tertawa dan beberapa membuat ekspresi bersedih. ''Aku sangat memahami perasaan kalian.'' Hoya bicara pada para penonton yang duduk di kursi penonton. Mereka menanggapinya dengan senang karena diperhatikan.
Sunggyu memandu penonton untuk bersorak, ''Fan service! Fan service! Fan service! Fan service! Fan service! Fan service!'' semuanya berteriak seperti kata Sunggyu, membuat suasana menjadi sedikit menegangkan.
Akhirnya Sungjong berlutut lalu mencium tangan fansnya itu. Jelas dengan diiringi sorak menggelegar dari penonton. Gadis itu tertawa senang bahkan melompat-lompat setelahnya. Sekali lagi membuat semua orang tertawa.
Woohyun pun mengambil kamera yang sedari tadi menggantung di leher gadis tadi dan mengambil foto bersama beberapa kali dengan beragam pose. Gadis itu hanya bisa tersenyum malu.
Jieun sudah berdebar tak karuan. Sedari tadi dia sama sekali tak berani menatap L yang sekarang ada di hadapannya. Semua sudah menunggu fan service apa yang akan di berikan L. Teriakan 'fan service' masih terdengar. Jieun akhirnya memberanikan diri menatap L, namun baru sekejap, L sudah berhambur memeluknya. Sorak sorai penonton yang menggila seakan sama sekali tak terdengar oleh Jieun. Dia terbelalak, seakan waktu melambat dan dia hanya sedang khawatir L bisa mendengar degupan jantungnya yang tak biasa itu. Jieun membeku.
***
2015, SBS Strong Heart
''Aku ingin membuat sebuah pengakuan.'' kata seorang gadis berwajah manis sambil tersenyum, lebih tepatnya menahan tawa. Sebenarnya dia agak malu melakukan ini, tapi dia rasa ini sudah saatnya.
''Lee Jieun-ssi, sungguh kau ingin membuat sebuah pengakuan dalam acara ini? Malam ini juga?'' tanya mc pada gadis yang ternyata Jieun itu.
Jieun mengangguk, masih dengan senyumnya yang tadi.
seluruh bintang tamu dalam studio agak terkejut mendengarnya, mereka semua memasang wajah penasaran.
''Berarti acara malam ini cukup bersejarah ya?'' ucap mc lain.
''Bisa kau mulai sekarang?'' tanya salah satu bintang tamu, ''Kau bisa membuat kami mati penasaran.''
Jieun masih tersenyum, namun dia memberanikan diri bicara, ''Aku adalah seorang Inspirit.''
''Sudah? Itu saja? Bukankah itu sebutan untuk fans Infinite? Sonbaemu?'' tanya seorang bintang tamu.
''Ah.. Apa kau mau memperomosikan para sonbaemu itu?''
''Apa ini perintah CEOmu?'' tanya mc, membuat isi studio tertawa.
Jieun juga tertawa, ''Aniyo, ini benar-benar sebuah pengakuan. Aku adalah seorang inspirit beruntung. Dua tahun lalu, di konser Infinite sonbaenim, saat aku belum berada di bawah naungan Woollim entertaiment. Aku menjadi salah satu fans beruntung yang naik ke panggung dan mendapat special fan service dari L sonbaenim.''
Semua orang di studio mulai terpukau dengan cerita itu. Mereka berdecak kagum dan ada yang berteriak iri.
''Jeongmalo?? Bukankah itu impian semua fans di dunia ini? Bahkan sekarang kau semanajemen dengan mereka.. Aigoo kau benar-benar beruntung.'' ucap salah seorang bintang tamu.
''Geurae itu benar-benar sebuah keberuntungan.'' sahut yang lain.
''Tunggu sebentar, semua orang pasti penasaran. Seperti apa tepatnya fan service yang kau dapatkan?'' tanya si mc begitu semangat.
Jieun tertawa lagi, ''Haruskah aku menjelaskan ini juga?''
''Jelas, kau sudah menceburkan diri..'' studio terbahak.
''L sonbaenim.... Memelukku.'' jawab Jieun akhirnya. ''Pengakuan ini juga aku maksudkan, agar para inspirit mengerti, betapa baiknya idola kalian itu. Tidak hanya L sonbaenim, member Infinite lainnya juga sangat baik. Jadi, Inspirit, tetaplah setia menjadi Inspirit.'' Jieun membungkkan badannya.
Semua bertepuk tangan. ''Sepertinya dia memang disuruh CEOnya.'' celetuk si mc lagi. Studio kembali tebahak.
''Satu lagi.'' Kata Jieun. ''Ada satu hal yang sedari dulu ingin aku katakan. Gomapseumnida L-ssi.'' Jieun mengakhiri penjelasannya dengan senyum manisnya.
Infinite Dorm
''Ya!!!! Dia!!! Dia gadis yang itu!!!'' teriak Dongwoo. ''Bagaimana aku bisa lupa??''
''Dia memang Lee Jieun yang itu. Aku kira kalian sudah ingat hyung.'' kata Sungjong.
Para member Infinite sedang berdebat kecil soal Lee Jieun sambil menonton tv si sela-sela jadwal mereka yang padat. Mereka baru saja mendengar pengakuan Jieun.
''Jadi sekarang pengakuannya?'' gumam Sunggyu.
''Ya Myungsoo, kau sama sekali tidak mengingatnya? Setelah dua tahun ini?'' tanya Hoya.
Myungsoo hanya berdiri mematung di samping sofa. Dia baru saja berlari keluar dari kamarnya setelah mendengar namanya di sebut di tv. Dia malah tertawa pelan. Lebih tepatnya menertawakan dirinya sendiri.
''Aku sebenarnya sudah ingat, tapi aku takut salah orang. Karena dia terlihat sedikit lebih cantik dari waktu itu..'' jelas Woohyun.
''Kau yakin itu alasanmu?'' tanya Sunggyu, ''Apa kau benar mengingatnya? Bukankah kau hanya fokus dengan fansmu waktu itu?''
Woohyun tersenyum, ''Hehe.. Kenapa kau selalu tahu?''
''Lee Jieun?'' gumam Sungyeol, ''Kenapa dia diam saja selama ini?''
''Hyung bukankah barusan dia mengucapkan hal yang selama ini ingin dia katakan? Dia berterima kasih padamu.'' jelas Sungjong pada Myungsoo.
''Kau kira aku tak mendengarnya?'' tanya Myungsoo, seakan tak begitu tertarik pada hal itu.
''Kau sepertinya tak bersemangat?'' tanya Dongwoo. ''Bukankah itu sedikit berkesan?''
''Gerurae, dengan pengakuan macam ini? Apa ini tidak akan membuatnya memiliki anti fans?'' celetuk Hoya.
''Apa itu penting untukku?'' kata Myungsoo, ''Sudahlah aku pergi dulu.'' Myungsoo menuju pintu dan keluar.
''Ya! Mau kemana kau? Setengah jam lagi kita ada jadwal!'' teriak Sunggyu.
''Kenapa dia tak tidur saja seperti biasanya? Kalau begini bisa sulit mencarinya..'' celetuk Sungyeol.
***
2013
''Ajushi yakin sekarang tak ada audisi?'' tanya Jieun pada seorang lelaki yang berada di balik counter lantai satu gedung Woolim entertaiment. Sesekali ia mengusap peluh di dahinya. Dia baru saja berlari-lari dari stasiun untuk mencari tempat singgah paling murah dan paling dekat dengan gedung Woollim. Dia berusaha mempersingkat waktu agar tak terlalu malam sampai di gedung Woollim.
''Agashi, bukankah musim panas masih belum datang? kenapa kau berkeringat seperti itu?'' tanya lelaki tadi.
''A..aku baru saja berlari-lari. Jawab saja ajushi, memang tak ada audisi sama sekali? Dalam waktu dekat ini juga?''
Lelaki itu tersenyum ramah, ''Tidak ada. Dalam waktu dekat ini juga tak ada. Apa kau kira aku berbohong?''
Jieun tersenyum kecut, ''Begitu ya.. Baiklah.'' Jieun melangkah pergi. Dia berpikir keras, harus bagaimana dia hidup setelah ini. Haruskah dia menghentikan lagi mimpinya?
Jieun berjalan menuju pintu keluar, saat itu juga dia berpapasan dengan beberapa gadis. Gadis-gadis yang begitu cantik. Mereka tertawa riang sambil menceritakan sesuatu. Tanpa sengaja Jieun tertabrak salah satu dari mereka.
''Jwesonghamnida.'' kata Jieun cepat.
Gadis itu hanya tersenyum manis, ''Gwenchanseumnida.'' sedangkan satu gadis lain melihat Jieun dengan pandangan tak suka.
Mereka pun berlalu. Jieun menghentikan langkahnya di depan gedung dan mulai berpikir lagi. ''Aku baru saja meninggalkan rumah. Bahkan orang tuaku sudah merestui mimpiku ini. Mereka juga berharap aku bisa menggapainya. Aku tak mungkin mengecewakan mereka. Lagipula aku tak mungkin kembali ke rumah saat ini. Bukankah aku baru memulai semuanya? Tinggal mencari cara bagaimana bertahan hidup sampai ada audisi.'' Jieun berpikir mantap.
Dia kembali mengingat-ingat saat dimana dia berhasil menjadi salah satu penonton di konser Infinite dan menjadi salah satu fans paling beruntung dunia.
Jieun berbalik dan memasuki gedung itu lagi, dia kembali bicara pada lelaki di belakang counter tadi.
''Silyehamnida ajushi...'' kata Jieun seperti yang ia lakukan tadi.
''Agashi? Ada apa lagi?''
''Apa tak ada lowongan pekerjaan? Apapun itu? Disini?'' tanya Jieun hati-hati.
''Jadi sekarang kau mencari pekerjaan?'' tanya lelaki itu sambil tersenyum.
Jieun mengangguk.
***
2010
Jieun sedang bercermin di kamarnya, sekali-kali dia bernyanyi sambil melihat dirinya di cermin. Lalu memegang lehernya, agak marah dengan tenggorokkannya yang membuatnya mengeluarkan suara yang menurutnya tak enak di dengar. ''Kenapa suaraku hanya setinggi ini?'' gumamnya kesal.
Dia mendekatkan wajahnya ke cermin. ''Wajah pun hanya seperti ini.'' gumamnya lagi.
Merasa haus dia keluar dari kamarnya bermaksud mengambil minum di dapur, saat melewati ruang keluarga dia mendengar televisi menyala dan sedang ada lagu yang dimainkan. Entah kenapa lagu itu terdengar berisik. Dia tak peduli dan tetap menuju dapur.
Setelah puas minum dia berniat kembali ke kamar, saat melewati ruang keluarga dia baru sadar sama sekali tak ada orang disana, entah sedang pergi kemana orang tua dan adiknya. Akhirnya ia berniat mematikan televisi yang sedang melakukan pemborosan listrik itu.
Remote sudah di tangannya dan dia siap menekan tombol power saat dia melihat acara yang sedang ditayangkan. Terlihat beberapa lelaki menari dengan sempurnanya. Ada tujuh lelaki setelah Jieun menghitungnya. Siapa mereka? Jieun tak pernah tahu, sepertinya mereka grup baru. Jieun membaca tulisan yang tertera di layar kaca itu, ''Infinite - Dashi Dorawa''.
Sejenak Jieun terpesona dengan penampilan mereka. Dan perhatian Jieun sudah tertuju pada satu orang yang mengenakan topi saat itu, yang entah siapa namanya. Dan akhirnya Jieun tak mematikan televisinya hingga penampilan grup itu berakhir.
Semenjak itu juga Jieun mulai menyukai mereka dan memutuskan menjadi fans mereka. Bahkan mimpinya pun dimulai dari hari itu. Setelah ia menyerah dengan mimpinya kemarin, ia bangkit lagi setelah melihat penampilan mereka. Lee Jieun, gadis 17 tahun yang bermimpi menjadi penyanyi profesional, meski ia pikir itu mustahil.
***
2013
Jieun segera menuju gedung Woollim untuk melakukan pekerjaan pertamanya disana. Meski hanya ada lowongan pekerjaan sebagai cleaning service disana, Jieun tetap semangat. Dengan begini dia bisa mengikuti perkembangan Woollim, atau bahkan jika audisi lagi, ia bisa mengetahuinya. Meskipun bertemu dengan member Infinite cukup didambanya, dia tak benari muluk-muluk. Dia berharap bisa bertemu mereka lagi setelah dia berhasil.
Jieun di tugaskan membersihkan koridor lantai dua. Terdapat dua pintu lift disana, yang setiap saat terbuka dan memunculkan orang-orang yang berlalu lalang.
Jieun tak mempedulikannya. Dia agak tak nyaman dengan seragam barunya yang agak kebesaran. Jadi sedari tadi dia membernarkan posisi seragam di tubuhnya berkali-kali dan tentu saja fokus membersihkan lantai.
Terlihat keheranan orang-orang yang berlalu lalang akan cleaning service baru yang terlihat masih muda itu, tak seperti biasanya. Jieun tak menggubrisnya.
Tak lama kemudian, orang-orang yang sebenarnya Jieun tunggu, keluar dari lift. Mereka lengkap bertujuh, entah apa yang akan mereka lakukan disini. Jieun baru sadar itu member Infinite setelah mereka hanya berjarak 2 meter di dekatnya. Dengan cepat Jieun menepi dan menyembunyikan wajahnya. Dia takut mereka mengingat dan mengenali wajahnya.
Terdengar gumaman, ''Sepertinya cleaning service baru, aku tak pernah melihatnya.''
''Terlihat muda sekali?''
Jieun tak menggubrisnya dan tetap membersihkan lantai. Namun kenyataan L berada sedekat ini dengannya setelah sekian lama, membuat jantungnya berdetak cepat.
Setelah mereka berlalu, Jieun hanya bisa melihat punggung L yang berjalan di bagian paling belakang. Tapi hal itu sudah cukup membuatnya senang bukan main. Seperti halnya yang akan dirasakan fans manapun.
***
Jieun terduduk lemas di flat kecilnya. Hatinya mencelos. Matanya sudah berkaca-kaca. Ia sedang menahan untuk tak menangis. Bukan karena merindukan orang tuanya seperti biasanya, ini hal lain, hal lain yang membuatnya putus asa.
Sebelum pulang dari gedung Woollim tadi, para staf sedang sibuk memasang poster berukuran besar. Karena Jieun tak pernah menjamah internet sekarang, ataupun melihat televisi, dia kira itu ada hubungannya dengan comebacknya Infinite. Tapi setelah poster besar itu selesai di pasang, Jieun melihat lima gadis cantik di poster itu berpose dengan cantik pula. Lima gadis yang pernah ia lihat, dan akhir-akhir ini sering ia lihat. Kelima gadis yang berpapasan dengannya di pintu Woollim saat pertama kali ia kesana.
Jieun sudah menduganya, mereka pasti trainee milik Woollim. Dan nyatanya sekarang, Mereka akan debut dalam waktu beberapa hari.
Woollim girl group, menjadi member mereka, itulah posisi yang benar-benar Jieun inginkan selama ini. Setelah mengetahui ini semua, Jieun patah semangat dan benar-benar shock. Dia seakan tak tahu lagi harus berbuat apa.
Jieun mulai meneteskan air matanya, ia menangis, ia merasa semua usahanya selama ini sia sia. Lantas saja Woollim tak mengadakan audisi sama sekali saat ini. Mereka sedang sibuk mengurus debutnya grup baru itu.
Ia mengingat saat dimana dia baru saja menjadi penonton konser Infinite yang beruntung. Ia menjadi sedikit terkenal saat itu, jejaring sosial miliknya menjadi banyak teman. Dan lebih banyak dari mereka yang mencacinya. Mengatakan padanya kenapa harus dia yang seberuntung itu, masih banyak gadis yang lebih cantik dan bersuara merdu diluar sana yang lebih pantas mendapatkan keberuntungan itu. Banyak juga dari mereka mengkritik reaksi Jieun yang seperti tak menghargai semua kebruntungannya itu, keburuntungan yang diinginkan semua fans Infinite. Padahal Jieun seperti itu karena Jieun terlalu senang, dan Jieun bukan tipe gadis yang pintar mengungkapkan perasaannya, dia gadis yang tertutup. Tapi itu semua sempat membuatnya merasa tersingkirkan, dan merasa tak pantas. Jieun hanyalah satu dari sekian gadis yang masih mencari jati dirinya, tak heran dia mudah menyerah dan juga mudah bangkit lagi. Tak ada yang mengerti dirinya kecuali orang tuanya.
Seperti halnya saat ini. Dia seperti sudah kehabisan akal untuk menggapai mimpinya. Ia tak tahu lagi harus berbuat apa.
''Aku memang tak pantas memimpikan semua ini kan?'' Gumamnya dalam tangisnya. ''Tentu saja banyak yang lebih pantas dan lebih baik dariku.''
***
2012
Jieun melihat tabungannya, masih kurang beberapa lagi untuk membeli tiket konser Infinite di Seoul. Mungkin kali ini dia juga tak bisa menuruti keinginannya. Dia rasa lebih baik dia tak berharap lagi. Dia hanya merasa kesal kenapa dia harus tinggal jauh dari Seoul.
''Jieun-ah bibi meneleponmu.'' Ibu Jieun masuk ke kamar Jieun dengan senyumnya.
Ini agak aneh dan tak biasa, ''Wae? Tak biasanya bibi meneleponku. Bibi yang tinggal di Seoul kan?''
''Geurae, Sudahlah cepat!'' Ibu Jieun tetap tersenyum.
''Kenapa eomma mencurigakan seperti itu?'' gumam Jieun lalu menuju ke tempat telepom rumahnya berada.
''Yeoboseyo?'' jawab Jieun.
''Jieun-ah, Bibi sedang berbaik hati. Karena kau lulus dengan nilai baik, bibi ingin memberi hadiah.'' suara di seberang sana menjawab Jieun.
''Hadiah??'' Jieun tersenyum senang. ''Apa itu?''
''Tiket konser Infinite. Kau bisa menginap di rumah bibi nanti. Dan jangan Khawatir bibi akan mengantar dan menjemputmu saat konser nanti. Ok?''
Jieun tercekat.
''Jieun-ah? Kau masih disana?''
''N..ne. Bibi tak sedang bercanda kan?''
''Untuk apa bibi bercanda? apa kau tak suka? Bukankah kau sangat menginginkannya?''
Jieun heran, darimana bibinya tahu dia sangat menyukai Infinite? Bahkan ibunya pun tak pernah tahu. Jieun tak pernah memasang poster atau semacamnya di kamarnya. Apa ibu Jieun tahu lagu yang biasa ia dengar di mp3 playernya? Jieun benar-benar heran.
''Go..gomawo..'' kata Jieun akhirnya.
''Hanya seperti itu?'' tanya bibinya.
Jieun tertawa senang bukan main, ''GOMAWO!!!''
Bibinya ikut tertawa, ''Berterima kasihlah juga pada Eommamu, dia yang memberitahuku tentang ini. Tapi sayangnya dia sedang tak bisa menyenangkanmu. Jadi biar aku yang melakukannya dulu.''
''Jeongmal gomawoyo!!'' kata Jieun. Lalu mereka mengakhiri telepon itu.
Ibu Jieun sedari tadi memperhatikan ini dan memandang Jieun sambil tersenyum.
''Eomma? Bagaimana kau tahu aku menyukai Infinite?''
''Bagaimana eomma tak tahu? Bukankah kau selalu menyanyikan lagu mereka?'' ibunya tertawa.
''Darimana eomma tahu itu lagu mereka?''
''Kau kira eomma tak pernah melihat televisi atau mendengar radio? Eomma juga surfing internet sesekali.'' Ibunya tak terima.
Jieun tertawa. Dia merasa sangat berterima kasih. Ibunya yang selama ini tak terlihat begitu tahu, malah membuat ini semua terjadi. ''Gomapta'' Jieun tersenyum senang.
***
2013
Tak sesemangat seperti biasanya, Jieun pergi bekerja di gedung Woollim. Dia menghindari pandang poster-poster besar yang sudah tertempel disana. Jieun langsung menuju ruang loker pegawai dan berganti seragam. Dia hanya pasrah. Jika dalam waktu dekat ini tak ada audisi, Jieun berniat pulang kembali ke rumahnya dan menutup mimpinya. Mungkin dia akan mencari hal lain.
Setelah berganti seragam, Jieun bertugas membersihkan koridor di dekat toilet. Jieun hanya fokus membersihkan lantainya sambil bersenandung kecil, mengusir kepenatan.
Tanpa Jieun sadari, Sunggyu masuk ke dalam toilet dan mendengar semua suara yang dibuat Jieun, nyanyiannya.
Jieun tanpa sadar bernyanyi dengan volume yang makin keras, karena masih pagi, Jieun percaya diri sekali takkan ada orang berlalu-lalang.
Lalu Jieun menghela nafasnya setelah puas bernyanyi. Dia teringat poster-poster itu lagi. Pikiran tentang L yang akan membintangi video klip merek terus berputar di otaknya.
Sunggyu keluar dari toilet yang menatap kagum Jieun yang membelakanginya dan sibuk membersihkan lantai. ''Silyehamnida.'' katanya membuyarkan lamunan Jieun.
Spontan Jieun terkejut karena mendengar suara seseorang yang ia prediksi takkan ada. Jieun berbalik dan makin terkejut lagi melihat wajah orang itu. Jieun berusaha menundukkan wajahnya.
''Oh?'' Sunggyu juga terkejut. ''Kau?'' sial sekali bagi Jieun karena ternyata Sunggyu mengenalinya. ''Pantas saja aku seperti pernah mendengar suaramu.''
Sunggyu mencoba mengingat-ingat nama Jieun sambil memicingkan matanya. Itu jelas membuat Jieun berdebar dan beku di tempat. Menurut rencananya, dia ingin bertemu lagi dengan mereka setelah dia sukses.
''Lee Jieun-ssi? Benarkan? Itu namamu kan?'' tanya Sunggyu.
Dengan sangat menyesal sudah membuat kegaduhan, Jieun mengangguk pelan dan tersenyum kecut.
''Bagaimana kau bisa ada disini? Kenapa dunia ini sempit sekali!'' Sunggyu tersenyum.
''Ne, bangapseumnida.'' Kata Jieun sambil tersenyum.
Tiba-tiba Sunggyu memotret ekspresi Jieun barusan, ''Sudah lama aku mau melakukan ini.'' katanya sambil tertawa, ''Mian.''
Jieun bingung dan terkejut, ''W..waeyo?''
Lalu Sunggyu memutar sebuah rekaman di ponselnya, terdengar suara Jieun yang menyanyi barusan. Jelas Jieun sangat heran apa maksud Sunggyu.
''Aku akan menunjukkannya ke Sajjangnim.''
''NE?'' Jieun terbelalak.
Sunggyu malah tertawa melihat reaksi Jieun. ''Geurae, aku sungguh-sungguh ingin menunjukkannya. Sebenarnya sejak dulu namun karena tak bisa menghubungimu lagi, jelas sangat sulit melakukannya. Jadi kau kerja disini? Sejak kapan? Kenapa kau tak menyapa kami?'' Sunggyu mencercanya dengan pertanyaan-pertanyaan yang sama sekali tak ingin ia jawab.
''Aku tak begitu lama kerja disini. Dan aku punya alasan sendiri untuk tak menyapa kalian.'' jawab Jieun akhirnya, dia agak menundukkan kepalanya.
Sunggyu tersenyum, ''Ne, arassoyo. Gwenchanayo, Jieun-ssi.''
Jieun mengangguk.
''Kalau begitu beri aku nomor ponselmu, aku akan menghubungimu jika ada sesuatu.'' kata Sunggyu.
Jieun terbelalak lagi, ''Ne?''
Sunggyu tertawa lagi, ''Bukankah ini impian semua fans?''
Dengan perasaan yang bercampur antara senang, sedih dan takut, Jieun memberikan nomor ponselnya.
''Gomapseumnida. Sampai jumpa lagi kalau begitu, aku harus segera menunjukkan ini.'' Sunggyu menunjuk ponselnya lalu pergi.
Jieun membeku, dia sudah lupa dia harus membersihkan lantai. Dia terlalu sibuk mengatasi kejadian barusan dan memikirkannya. Dia jadi trauma menerima keberuntungan seperti ini lagi, jelas orang-orang yang tak suka akan menyebutnya fans paling egois sedunia.
***
Ponselnya berdering, Jieun gugup. Dia hampir tak sanggup menjawab telepon itu. Layarnya menunjukkan nama yang paling ia segani, Kim Sunggyu.
Agak lama namun berusaha tak membuat Sunggyu tak memutusnya, akhirnya Jieun menjawabnya dengan hati-hati. ''Yeoboseyo?''
''Jieun-ssi, bisa kita bertemu? Kita harus membicarakan ini dengan serius?''
Jieun terbelalak, ''NE?''
terdengar tawa Sunggyu seperti biasa setelah mendengar reaksi Jieun barusan. ''Aku akan kirimkan pesan dimana kita bisa bertemu, berangkatlah satu jam lagi.''
Setelah selesai, mereka memutusnya. Dan sekarang tinggal Jieun yang sedang sangat bingung. Ia tak tahu harus bagaimana. Bukankah ini akan menyenangkan fans manapun? Tapi Jieun sangat takut, meski kenyataannya takkan ada yang tahu.
Satu jam kemudian, Jieun sudah berada di tempat yang ditentukan Sunggyu, sebuah restourant yang tak terlalu besar, namun cukup menjaga privasi pengunjungnya karena tak begitu terbuka.
Tak lama kemudian, Sunggyu datang dengan jaket dan kacamatanya, bermaksud menyamarkan identitasnya, Namun Jieun akan tetap mengenalinya bagaimanapun juga.
''Apa kau menunggu lama?'' tanya Sunggyu.
Jieun menggeleng. Dia punya satu pertanyaan yang sangat ingin ia tanyakan saat ini.
''Waegeurae? Apa ada sesuatu yang ingin kau katakan?'' tanya Sunggyu menyadari atmosfir itu.
''Em.. Itu.. Sunggyu-ssi benar-benar tak membicarakan ini dengan orang lain selain Sajjangnimmu?'' tanya Jieun.
''Geurae, seperti pesan yang kau kirimkan padaku, aku tak memberitahu yang lain. Aku hanya sedang berdikusi dengan Sajjangnim saja. Meskipun member yang lain agak curiga aku sedang melakukan sesuatu, tapi mereka takkan tahu aku sedang melakukan ini.'' Sunggyu tertawa kecil.
''Go..gomapseumnida.'' kata Jieun.
''Tak perlu gugup seperti itu. Bukankah harusnya fans senang bertemu idolanya?'' tanya Sunggyu. ''Ah ya.. Benar, kau hanya menyukai Myungsoo, benar begitu?''
''Aniyo.'' Jieun tersenyum kikuk, ''Bukan begitu.''
''Jadi kita bicarakan masalah darimu dulu, atau masalah dariku?'' tanya Sunggyu setelah memesan makanan untuknya dan Jieun. ''Atau kau ingin menghabiskan makanannya dulu baru bicara?''
''Aniyo, itu akan memakan banyak waktu Sunggyu-ssi.'' jawab Jieun.
''Ah, kau pengertian sekali.'' Sunggyu tertawa. ''Jadi, kau jelaskan saja dulu semuanya padaku baru aku memberitahumu hasilnya.''
Dengan kikuk Jieun akhirnya menceritakan semuanya pada Sunggyu, karena merasa hanya Sunggyu yang bisa membantunya menggapai mimpinya, Dia menceritakan semua mimpinya, dan alasan kenapa dia bermimpi seperti itu. Bahkan memberitahu Sunggyu Infinitelah yang membuatnya mantap bermimpi seperti itu.
''Wow, aku cukup terkesima mendengar ceritamu. Jadi itu yang membuatmu melarangku memberitahu yang lain? Kau akan bicara sendiri suatu saat nanti?''
Jieun mengangguk.
''Dan sekarang aku harus memberitahumu bahwa sajjangnim...'' Sunggyu menunda perkataannya.
''Ne?'' tanya Jieun penasaran.
''Dia tertarik denganmu dan suaramu.'' jawab Sunggyu cepat.
''NE?''
Sunggyu tertawa seperti biasa, ''Ya kau bisa datang ke sana besok, dia ingin bertemu denganmu langsung. Chukahaeyo!!''
Jieun terdiam, dia tak percaya keberuntungan terus datang padanya, dia takut jika suatu saat nanti semua diambil darinya, dia tak ingin terlalu senang, dia hanya berusaha mensyukurinya.
''Gomapseumnida Sunggyu-ssi!'' Jieun membungkukkan badannya. ''Jeongmal gomapseumnida!''
''Ne..ne.. Cheonmaneyo.'' Sunggyu bicara dengan gaya orang tua.
Beberapa waktu kemudian, mereka sudah di luar restourant berjalan pulang menuju halte bus.
''Benarkah aku seperti malaikat penolongmu?'' Tanya Sunggyu.
''Geuraeyo, kau datang saat aku sudah putus asa karena sudah terlalu lama aku hidup Seoul tanpa ada audisi Woollim.'' jelas Jieun. Dia mulai tak kikuk lagi berhadapan dengan Sunggyu.
''Wah aku tak menyangka bisa semulia itu. Ok mulai sekarang aku akan terus seperti itu. Akan kurahasiakan identitasmu dari member lain sampai mereka tahu sendiri. Tapi..''
''Waeyo?''
''Apa mereka tidak bisa ingat saat melihatmu? Aku saja mengenalimu dari suaramu. Memang penampilanmu sedikit berubah, kau terlihat lebih dewasa sekarang daripada tahun lalu.''
''Semoga saja mereka tak ingat.'' jawab Jieun.
''Sebenarnya aku agak tidak suka dengan sikap mudah menyerahmu itu. Kenapa kau seperti itu Jieun?'' tanya Sunggyu.
''Na ddo molla.'' jawab Jieun.
''Tapi untung saja semangatmu juga gampang kembali. Ah.. Kau benar-benar tak mudah mengerti. Harusnya, saat kau sudah bermimpi seperti itu, kau harus mempertahankannya bagaimanapun juga. Apa kau kira aku jadi seperti ini tanpa mimpi yang seperti itu?''
''Arayo. Kurasa sekarang aku mengerti. Yang tidak aku mengerti hanya satu hal.''
''Apa itu?'' tanya Sunggyu heran.
''Kenapa Sunggyu-ssi melakukan ini semua? Melakukan semua kebaikan ini? Padaku, orang yang bukan siapa-siapa dan baru kau kenal?''
Sunggyu tersenyum, ''Bagaimana bisa kau bukan siapa-siapa? Kau fans kami. Setidaknya kau mewakili fans kami. Dan kau salah satu fans yang mungkin paling beruntung.''
''Itulah yang membuatku takut dan merasa bersalah. Aku merasa tak pantas menerima semua keberuntungan ini. Aku merasa masih banyak fans lain yang lebih pantas menerimanya.'' Jieun menundukkan wajahnya, memikirkan semuanya. Bahkan cacian yang mungkin akan diterimanya seperti dulu.
''Wae? Kau merasa tak pantas? Lalu harus fans yang seperti apa lagi? Asal kau tahu, aku membantumu masuk ke Woollim bukan karena kau fans kami, bukan hanya karena keberuntungan saja. Sejak mendengarmu bernyanyi di konser kami tahun lalu, aku sudah ingin menunjukkan itu pada sajjangnim. Dan kalaupun aku salah soal itu, sajjangnim takkan mau menemuimu besok. Geurae?'' jelas Sunggyu panjang lebar.
Jieun memperhatikannya.
''Dengar, sekarang kita jangan menyebutnya keberuntungan lagi. Kau pikirkan saja, Kau sengaja datang ke Seoul dan berkerja di Woollim untuk mengikuti audisi kan? Dan kau mendapatkan semua ini atas usahamu. Dan kau berbakat. Kau tak perlu merasa tak pantas, karena tak semua fans kami berbakat, kau mengerti itu kan?''
Jieun mengangguk, ''Gomawo.''
Sunggyu tersenyum.
''Baiklah kita sudah sampai di halte.''
''Jeongmal gomawoyo Sunggyu-ssi.'' Jieun membungkukkan badannya beberapa kali. ''Jeongmal gomawoyo.''
Sunggyu tersenyum lagi melihatnya.
***
Ini adalah hari pertama Jieun menjadi trainee di Woollim entertaiment. Hari yang sangat ia tunggu-tunggu. Dia merasa sangat senang dan bersemangat. Sampai saat ini dia berusaha untuk tidak mengirim kata terima kasih setiap menit pada Sunggyu.
Hari ini juga bertepatan dengan 10 hari debutnya grup perempuan baru milik Woollim. Jadi mereka tengah merayakannya bersama, sekaligus perkenalan untuk Jieun. Mereka mengadakan acara makan siang bersama. Disana juga ada beberapa trainee lain dan beberapa staf Woollim.
''Kau Lee Jieun trainee baru itu kan?'' Seorang gadis member grup baru yang waktu itu tersenyum pada Jieun bicara pada Jieun.
''Ah, ne. Lee Jieun imnida. Mohon bantuannya.''
''Kang Jiyoung imnida.'' Gadis itu memperkenalkan dirinya. ''Mari kita berteman mulai sekarang.''
''Ne.'' Jieun membungkukkan badannya.
''Tak perlu terlalu formal denganku.'' kata Jiyoung sambil tersenyum, ''Panggil saja aku Jiyoung.''
''Ne, Jiyoung.'' jawab Jieun kikuk.
''Bagaimana kau bisa masuk ke sini? Bukankah tak ada audisi sama sekali akhir-akhir ini?'' tanya member lain dengan pandangan tak enaknya. Pertanyaan yang membuat Jieun bingung harus Bagaimana.
''Aku dengar dia sudah berkali-kali mengirim demo. Dia bukan orang Seoul. Bukan begitu Lee Jieun-ssi?'' Sunggyu tiba-tiba menghampiri merek. Bersamaan dengan itu semua member Infinite datang.
''Ah ne. Geureoseumnida.'' jawab Jieun, Ia merasa tertolong.
''Darimana oppa mengetahuinya?'' tanya gadis tadi.
''Aku mendengar saat sajjangnim bicara dengan staf, Suzy-ya.'' jawab Sunggyu.
Gadis bernama Suzy itu tak bisa bertanya lagi, dan hanya melempar pandang curiga pada Jieun.
Mereka mulai duduk mengitari sebuah meja besar. Makanan sudah mulai dihidangkan.
Jieun duduk di antara Jiyoung dan Hoya. Jieun takut kalau Hoya mengenalinya, mengingat yang menariknya ke atas panggung setahun lalu adalah Hoya sendiri. Jieun jadi tak bebas bergerak dan sedikit kikuk. Apalagi sebentar lagi dia akan secara resmi dikenalkan sebagai trainee baru bernama Lee Jieun.
''Kurasa beberapa dari kalian sudah mengetahuinya, mari kita beri sambutan untuk trainee baru kita disini. Lee Jieun-ssi, silahkan perkenalkan dirimu.'' jelas Sajjangnim.
Jieun berdiri dari duduknya, semua mata tertuju padanya, tak terkecuali L, Jieun sama sekali tak berani melihat ke arah kiri tempat L dan yang lain duduk.
''Lee Jieun imnida. Mohon bantuannya.'' Jieun membungkukkan badannya.
Yang lain membalas salamnya dan terdengar bebrapa gumaman. Sunggyu juga ikut khawatir jika ada yang mengingat Jieun.
''Oh Lee Jieun.'' gumam Sungjong. Tak ada yang tahu apa artinya.
Setelah Jieun duduk kembali, ternyata tak ada reaksi yang berarti dari yang lain. L sudah fokus pada makanannya saat Jieun mencuri pandang. Dia merasa lega.
***
''Pasti kau merasa kecewa melihat kedekatan Myungsoo dengan Jiyoung kemarin. Atau kau berpikiran gosip yang beredar benar?'' tanya Sunggyu saat bertemu di tempat latihan Woollim.
Jieun langsung mengingat kejadian saat makan bersama kemarin. Dia juga mengingat gosip-gosip yang sedang beredar tentang L dan Jiyoung yang punya hubungan spesial. Tapi dia merasa heran dengan pertanyaan Sunggyu, ''Kecewa?''
''Bukankah kau menyukai Myungsoo?''
''Bukankah aku hanya fansnya?''
''Kau yakin hanya sebatas itu?''
Jieun mengangguk.
''Tapi bukankah itu yang dirasakan fans saat melihat idolanya bersama idola lawan jenis lain?'' tanya Sunggyu.
''Tapi tidak bagiku. Bukankah hanya sebatas fans? Tak perlu seperti itu aku rasa.'' jawab Jieun.
Sunggyu mengangguk, ''Tapi mereka memang dekat. Dan banyak yang mengira mereka akan benar-benar jadian tak lama lagi.''
''Jadi?''
''Kau yakin kau baik-baik saja?'' tanya Sunggyu menggoda.
''Tak ada apa-apa.'' jawab Jieun mantap lalu pergi. ''Aku harus segera latihan. Anyeong Sunggyu seonbaenim.''
''Ya, sudah kubilang paggil oppa saja, seperti trainee yang lain.''
''Ne, Sunggyu oppa.''
Jieun berbelok ke kanan menuju koridor tempat pintu lift berada, saat itu juga dia hampir tertabrak seseorang dan cepat-cepat minta maaf, ''Jwesonghamnida.''
Tiba-tiba Jieun tercekat saat ternyata orang dihadapannya adalah Kim Myungsoo. Mengabaikan perasaan aneh itu, Jieun hanya tersenyum simpul lalu melanjutkan perjalanannya. Senyumnya juga dibalas singkat oleh L. Terlihat begitu tak memperhatikan kejadian barusan.
TO BE CONTINUED....
Label:
Bae Suzy,
Infinite,
Iu,
Kang Jiyoung,
Kara,
Kim Sunggyu,
L,
Miss A
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar