Halaman

Rabu, 23 Oktober 2013

[FANFIC] Between Truth and Lies (last part)



Kali ini Baekhyun menemukan Eunji yang tidur di tangga gedung flat mereka saat Baekhyun pulang dari toko untuk membeli ramen karena ia lapar di tengah malam, untung saja ia masih menemukan toko yang masih buka di jam ini.

            Baekhyun sudah hampir meninggalkan Eunji jika ia tak melihat Eunji sama sekali tak memakai selimutnya dan dia bahkan sedang tak memakai jaket atau pakaian hangat apapun, dia hanya memakai baju tidurnya.
            Baekhyun mengguncang tubuh Eunji pelan seperti yang ia lakukan saat pertama kali bertemu Eunji. Namun Eunji hanya mengerang, terdengar kesakitan dan Baekhyun bisa melihat alis Eunji mengerut.
            "Ya! Jung Eunji! Bangun! Kau kenapa?" Baekhyun mengguncangnya lagi namun kali ini ia tak sengaja menyentuh tangan Eunji yang dengan mengejutkan sangat panas. Baekhyun segera menyentuh dahi gadis itu, dan panasnya memang cukup tinggi. Baekhyun mencoba membangunkannya lagi tapi Eunji hanya merintih kesakitan. Baekhyun tak membuang waktu lagi dan langsung membawa tubuh itu ke dalam flatnya yang terbuka lebar.
            Baekhyun merebahkan Eunji di atas tempat tidurnya. Ia segera memakaikan Eunji jaket dan apapun yang bisa membuatnya hangat. Jelas gadis itu sangat kedinginan. Entah sudah berapa lama dia tidur di luar.
            Setengah jam kemudian Eunji terbangun. Baekhyun sudah mengompresnya dan memberinya obat yang untungnya Eunji punya.
            Baekhyun tahu Eunji merasa serba salah sekarang, tapi Baekhyun sama sekali tak mempedulikan itu.
            "Mian aku merepotkan." kata Eunji akhirnya.
            "Ya, kebiasaanmu jalan dalam tidur sudah sangat merepotkan. Tak bisakah itu diobati?"
            "Harusnya kau biarkan saja tadi aku."
            "Lalu membiarkanmu mati kedinginan di luar?" Baekhyun tersenyum kecut.
            Eunji menunduk, "Mian, aku menyuruhmu menjauhiku, tapi selalu saja ada hal seperti ini."
            "Jadi, kau menyerah?" tanya Baekhyun santai. "Kau sudah siap menceritakan semuanya?"
            Eunji menatapnya lalu menghela nafas berat, Baekhyun hampir yakin gadis ini sudah menyerah, "Dokter bilang gangguan tidurku ini bukan bawaan lahir, ini terjadi sejak aku kehilangan orang tuaku."
            "Bagaimana bisa seperti itu?" tanya Baekhyun tanpa pikir panjang, dia menyesal melihat senyum pahit di wajah Eunji.
            "Aku hampir selalu mimpi buruk. Sepertinya aku berusaha bangun dari mimpi buruk itu tetapi tubuhku terlalu lelah, jadi aku tak sepenuhnya bangun dan berjalan dengan alam bawah sadarku." jelas Eunji.
            Sepertinya Baekhyun semakin yakin, kabar yang ia dengar tentang Eunji sebelumnya tidaklah benar.
            "Tidurlah, atau kau tak bisa bekerja besok." kata Baekhyun akhirnya, "Dan berhentilah menyuruhku menjauhimu."
            "Tidak Baekhyun, lanjutkan apa yang sudah kau lakukan. Bukankah itu lebih baik? Itu akan membantu hubunganmu dengan Jieun lebih lancar." Sekilas Baekhyun melihat kepanikan di mata Eunji. "Apa yang terjadi hari ini lupakan. Jika kau menemukanku tidur dimanapun, abaikan saja."
            "Jung Eunji.." Baekhyun yang sudah beranjak saat ini duduk di samping Eunji lagi, "Aku tak bisa. Sesombong apapun aku, aku tak bisa mengabaikanmu. Siapa tahu aku bisa membantumu? membantu kalian?"
            Akhirnya Eunji diam, Baekhyun yakin dia memang dan Eunji menyerah. Gamenya sudah berakhir.
***
            Mereka hidup seperti biasa, jika tidak butuh, mereka tidak bicara satu sama lain, jika mereka butuh, mereka akan bicara semau mereka. Baekhyun lebih senang seperti ini dan kenyataan yang Baekhyun terima adalah, Eunji adalah gadis yang menyenangkan. Dia lebih menyenangkan saat bebas tertawa di hadapan Baekhyun atau tertawa karena Baekhyun. Lagipula mereka punya banyak kesamaan. Mereka sering bekerja sama beragumen dengan Kyungsoo dan menertawakan Kyungsoo bersama. Entah Eunji sudah menganggap Baekhyun sebagai teman atau belum.
            Tapi Baekhyun tahu, masih ada keseganan dalam diri Eunji dan Baekhyun yakin Eunji masih memikirkan tentang dirinya yang harus menjauhi Baekhyun.
            "Hei Baek, kau dengar kami?" Baekhyun tenggelam dalam pemikirannya sendiri hingga dia hampir lupa Tao dan Kris sedang mengunjunginya lagi. Baekhyun langsung mengangkat alisnya dan membuka matanya lebar, menunjukkan ia masih sadar dan siap mendengar pertanyaan mereka lagi.
            "Apa Appamu tak mengijinkanmu pulang liburan musim dingin ini?" tanya Tao.
            "Selain Appa takkan mengijinkanku pulang, aku juga memang tak ingin pulang, dalam waktu dekat ini  terutama. Lihatlah, aku bukan pengangguran." jelas Baekhyun santai.
            Kris dan Tao saling menatap lalu tertawa, Baekhyun tak menangkap maksud mereka.
            "Sungguh Baek, kau sudah berubah sekarang. Kurasa Appamu berhasil." jelas Kris.
            "Ya?" Baekhyun takut salah dengar. Dia berubah? Itu hal yang paling sulit kan? Dia bahkan tak pernah membayangkan ia bisa berubah seperti yang ayahnya inginkan. Baekhyun segera berpikir apa yang berubah darinya.
            "Kau tak bersikap sesombong dulu. Dan hei lihat! Kau bahkan menikmati pekerjaanmu di sini. Kau bahkan tak ingin pulang." Kris meneruskan. "Dan dari cerita yang kau bicarakan tadi, aku benar-benar heran."
            "Wae?" Baekhyun berpikir apa maksud Kris. Dia hanya menceritakan tentang Jieun dan Eunji yang akhir-akhir ini memenuhi hidupnya.
            "Sejak kapan seorang Byun Baekhyun mempedulikan seorang gadis sedalam itu. Dan aku curiga Baek, gadis yang kau sukai itu Eunji, bukan Jieun." Kris mengakhiri penjelasannya dengan senyumnya.
            Baekhyun tertawa, pernyataan temannya barusan benar-benar konyol.
            "Ya aku juga berpikir seperti itu." tambah Tao. "Kau bilang kau menyukai gadis yang bernama Jieun itu, tetapi kenapa kau terlihat lebih semangat saat menceritakan Eunji?" Tao melirik Eunji yang sedang melayani pengunjung lain, Baekhyun harap tak ada yang mendengar pembicaraannya ini.
            "Kalian sudah gila. Kalian bahkan tahu seperti apa tipeku, Lee Jieun lebih masuk kriteriaku sejak awal. Mereka bahkan tidak bisa dibandingkan." jelas Baekhyun. Tao dan Kris malah bertukar tawa lagi.
            "Baek, sudah berapa lama kita berteman? Kami benar-benar mengenalmu."
            Perkataan mereka terus terngiang di otak Baekhyun setelah mereka pergi. Dan Baekhyun masih tak habis pikir, bagaimana mereka bisa berpikirkan sekonyol itu, lagipula sejak kapan Baekhyun percaya 100% dengan mereka berdua? Jadi sebaiknya saat ini dia juga mengabaikannya, seperti yang biasa terjadi dulu.
***
            "Oh! Baekhyun?" Jongdae terkejut melihat Baekhyun yang sedang mencatat pesanannya. Baekhyun menyesal, benar-benar menyesal mengapa dia tidak melihat dulu siapa pengunjung yang akan dilayaninya.
            Mata Chanyeol melebar senang, "Jadi di sini kau kerja paruh waktu?" Chanyeol dan Jongdae bertukar pandang senang. Dan Baekhyun lebih menyesal lagi saat Eunji keluar untuk membersihkan meja yang baru saja ditinggalkan pelanggan.
            Chanyeol dan Jongdae bertukar pandang lagi, kali ini mereka terkejut dan Baekhyun tak tahu harus berkata apa.
            Eunji melihat mereka berdua lalu melihat Baekhyun. Eunji memang tak terlalu kenal dengan mereka berdua, jadi dia hanya melakukan hal itu dan pergi begitu saja.
            "Sejak kapan kau satu tempat kerja dengannya?" bisik Jongdae. "Lalu apa hubunganmu dengan Jieun baik-baik saja?"
            "Baek ini masalah serius kenapa kau diam saja dan tak cerita pada kami?" tanya Chanyeol dengan wajahnya yang serius, tapi entah kenapa itu tetap tak terlihat seperti wajah yang bahkan sedang berpikir.
            Baekhyun hanya bisa berharap mereka juga tidak akan tahu soal dia dan Eunji bertetangga. Tapi itu semua kandas saat mereka berdua tak kunjung pulang hingga restoran tutup dan Kyungsoo bicara dengan kerasnya, "Apa kau mau pulang bersama Eunji lagi malam ini?"
            Baekhyun membeku jelas dia takkan menjawabnya. Eunji tak begitu merespon ia sedang sibuk menali tali sepatunya yang lepas. Chanyeol dan Jongdae langsung bertukar pandang kaget. Sedangkan Kyungsoo malah menanyainya lagi, "Kenapa ada yang salah dengan hal itu? Kalian tidak lupa kalian bertetangga kan?"
            Baekhyun tahu Chanyeol dan Jongdae sedang berusaha untuk tidak menjerit histeris. Lalu Kyungsoo menjelaskan, "Aku hanya ingin tahu, kalau kalian tidak pulang bersama, berarti hari ini aku bisa mengajak Eunji pergi."
            Baekhyun tersenyum, kali ini dia yakin Kyungsoo menyukai Eunji, dan dia bukan lelaki pengecut.
            "Kau mau mengajakku pergi?" tanya Eunji.
            Kyungsoo mengangguk santai, "Bukankah kau bilang kau butuh buku yang aku bilang waktu itu?" lalu ia melihat jam tangannya, "Selagi tokonya belum tutup, kau bisa membelinya disana. Aku akan mengantarmu."
            Baekhyun berpikir apa dia salah paham soal perasaan Kyungsoo? Kyungsoo terlihat santai dan lebih terlihat seperti kakak Eunji. Dan Baekhyun hampir lupa dengan dua idiot tadi. Mereka sekarang saling berbisik satu sama lain.
            "Jadi?" tanya Baekhyun, dia memutuskan untuk mengabaikan Chanyeol dan Jongdae.
            "Baiklah, kita ke toko buku itu sekarang." kata Eunji.
            Entah kenapa ada sesuatu yang mengganjal hati Baekhyun.
            "A..kami... Pulang dulu Baek." kata Jongdae akhirnya.
            "Seringlah berkunjung, sepertinya Baekhyun tidak kesepian lagi saat ada kalian." kata Kyungsoo dengan ramahnya. "Sepertinya saat ini dia sedang dalam keadaan buruk."
            "Ya?" Chanyeol dan Jongdae kompak bertanya.
            "Benarkan Baekhyun?" Kyungsoo tersenyum penuh arti. "Akhir-akhir ini aku lihat kau sudah tidak sibuk dengan ponselmu?"
            Chanyeol dan Jongdae jelas bertanya-tanya karena mereka tak mengerti sama sekali. Namun satu hal yang Baekhyun juga baru sadari, Jieun memang sudah beberapa hari ini tak berhubungan denganya, entah itu mengirim pesan atau menelepon Baekhyun sebelum tidur seperti sebelumnya, Jieun memang tak melakukannya. Dan Baekhyun tak merasa kecewa seperti yang seharusnya ia lakukan jika ia benar-benar sedang menyukai Jieun. Ia malah baru sadar tentang hal itu. Jieun menghindarinya, entah karena alasan apa, tapi Baekhyun malah tak begitu memikirkannya. Lagi-lagi perkataan Kris dan Tao waktu itu menamparnya.
***
            Suho datang bersama Jieun ke restoran tempat Baekhyun bekerja. Itu sangat mengejutkan tentunya. Baekhyun tak bisa mengalihkan perhatiannya pada Eunji yang jelas terganggu kerjanya sekarang. Jieun dan Suho tersenyum pada Eunji saat mereka bertemu, seperti tak ada apa-apa. Situasi macam apa ini sebenarnya? Jika kabar itu benar, jelas tidak akan seperti ini situasinya.
            "A..anyeong Baekhyun." ada sesuatu di senyum Jieun, itu bukan senyum yang biasanya. "Aku.. Aku ingin bicara pada Eunji. Kau bisa berkenalan dengan Suho oppa kalau kau mau." lalu Jieun menemui Eunji dibelakang setelah meminta izin.
            Baekhyun tak tahu harus merespon seperti apa, ia hanya diam lalu melihat Suho yang melemparkan senyumnya. Dan akhirnya mereka berbincang.
            "Jieun sudah banyak menceritakanmu." katanya. Lelaki ini, bagaimanapun memberi rasa nyaman dan tenang untuk sekitarnya. Pantas jika lelaki ini menjadi penyebab putusnya persahabatan dua gadis itu. Tapi Baekhyun tetap menyayangkannya.
            "Aku juga sudah dengar tentang sunbae, walau aku belum tahu itu benar atau tidak."
            "Kenapa begitu?"
            "Awalnya aku mempercayai semua itu. Tapi sampai hari ini semua itu rasanya tak pantas untuk dipercaya." jelas Baekhyun.
            Suho tersenyum lagi. "Apa yang kau maksud antara aku, Jieun dan Eunji?"
            Baekhyun mengangguk.
            "Itu hakmu mau percaya atau tidak, tapi sepertinya kau sudah mulai menganggantikan posisiku, kau harus tahu yang sebenarnya.
            Baekhyun berusaha menyerap semuanya, semua yang dikatakan Suho padanya. Pada Awalnya aku sudah menyukai Eunji terlebih dulu. Sebelum dua gadis itu bahkan mengenalku, aku sudah meperhatikan Eunji, aku sudah menyukainya sejak pertama ia melangkahkan kakinya di sekolah. Dan saat itu aku tak tahu apa yang terjadi, aku tak mengerti Jieun juga menyukaiku meskipun ternyata Eunji lebih dulu menyukaiku daripada dia. Dan semuanya mulai rumit. Awalnya aku heran kenapa Eunji selalu mendorongku pada Jieun, menggantikan semua waktu yang harusnya aku habiskan bersamanya menjadi bersama Jieun. Aku terlalu bodoh untuk menyadari, bahwa Jieun juga menyukaiku tetapi Eunji menyembunyikan perasaannya untukku. Semua orang menganggap kedekatanku dengan Jieun itu hubungan yang spesial, mereka kira kami sudah jadian atau sejenisnya. Dan Jieun menyukai hal itu, aku bisa sangat mengerti, dia pasti merasa sangat bahagia waktu itu, hingga di hari Jieun benar-benar mengungkapkan perasaannya padaku, aku menolaknya, dengan kasar, mungkin itu tidak, aku yakin itu sangat melukainya. Aku bilang padanya dia jahat memanfaat semua waktu yang seharusnya Eunji lalui denganku jadi ia rebut untuk keperluannya sendiri. Aku yang menuduhnya mengkhianati sahabatnya sendiri. Aku bilang padanya dengan keras, bahwa aku menyukai Eunji, bukan dia.
            Baekhyun seakan menahan nafasnya mendengar ini semua.
            Tak aku sangka reaksi Jieun saat itu malah balik menyerang Eunji, dia bilang Eunji yang mengkhianatinya karena tak mengatakan apa-apa padanya. Jieun marah kenapa semuanya harus sekejam itu padanya, kenapa semua yang Jieun inginkan harus direbut Eunji? Di situ aku terkejut, jujur saja saat itu aku belum terlalu mengenal mereka dan latar belakang mereka. Alasan kenapa Jieun semarah itu pada Eunji aku sama sekali tak tahu. Lalu yang Eunji lakukan hanya diam, dia selalu diam di saat seperti itu. Aku ingat aku hampir menampar Jieun waktu itu karena aku merasa kesal dia melakukan itu semua pada gadis yang aku sukai. Saat itu lalu aku pergi meninggalkan Jieun dengan membawa Eunji pergi. Saat itulah semua orang menganggap Eunji yang merebutku dari Jieun. Karena sejak dulu Jieun selalu yang lebih menonjol dari mereka berdua, Jieun terkenal lebih cantik, pintar dan punya latar belakang keluarga yang lebih baik. Itu yang mereka tahu, hingga aku tahu sendiri bagaimana kematian orang tua Eunji yang sebenarnya. Kecelakaan mereka direkayasa. Oleh orang kepercayaan mereka sendiri demi merebut perusahaan sukses mereka.Dan orang yang melakukan itu adalah orang tua Jieun sendiri. Ya itulah bagaimana mereka berdua bisa bersahabat sejak kecil dan bagaimana Jieun selalu merasa iri pada Eunji. Sejak aku tahu semuanya, sejak itu aku sempat membenci Jieun sepenuh hatiku, saat itulah persahabatan mereka benar-benar putus karena Jieun semakin marah pada Eunji dan hasilnya Eunji malah menghindariku. Dan sekarang aku berbalik menjadi seseorang yang ingin selalu mendampingi Jieun, gadis yang begitu rapuh itu, semua rasa benciku padanya menjadi rasa kasihan yang teramat sangat, hingga saat ini aku menjadi teman yang selalu mendengarkannya, menerima semua keluhannya. Entah kenapa aku jadi ingin menjadi seseorang yang merubah Lee Jieun menjadi gadis yang lebih baik dan keluar dari kebiasaan hidupnya itu.
            Baekhyun tak bisa bicara. Dia tak bisa percaya dengan apa yang dia dengar. Lee Jieun, gadis itu, Baekhyun tak bisa percaya dia hidup dengan cara seperti itu.
            Aku harap kau tak melakukan kesalahan yang sama sepertiku dan membenci Jieun dan membuat hubungan mereka yang sudah hancur menjadi lebih parah. Suho mengakhiri perkataannya.
***

            Wae? Saat Baekhyun menghampiri mereka Jieun sudah menangis dan meminta jawaban dari Eunji di hadapannya. Kenapa harus selalu seperti ini? Kenapa kau rebut semua yang aku inginkan?
            Ani. Di luar dugaan Baekhyun, Eunji menjawab, Bukan aku yang merebut semuanya tapi sebaliknya. Dan semua itu sudah cukup aku tak bisa mengalah kali ini. Jadi berhentilah, berhentilah! Eunji menahan tangisnya. Dan Baekhyun tak tahu apa yang sedang mereka bicarakan saat ini. Baekhyun dan Suho mendengarkan mereka dalam diam, tapi mereka tetap khawatir hubungan dua gadis di hadapan mereka akan semakin buruk.
            Aku mencintainya. Aku terlalu menyukainya untuk membiarkanmu memilikinya. Bukankah aku dulu yang menyukainya? Jieun terus menangis.
            Eunji tersenyum pahit, Jadi anggap saja kali ini aku yang merebutnya darimu. Apa kau suka?
            Kau! Aku Aku…” Lalu Jieun berteriak frustasi.
            Suho segera meraihnya, berusaha menenangkannya.
            Baekhyun meminta izin pada bos mereka agar ia bisa mengantarkan Eunji pulang terlebih dahulu. Dia mengarang tentang Eunji yang tiba-tiba sakit, meninggalkan restoran dengan tergesa-gesa dan meninggalkan Kyungsoo dengan wajah bingungnya. Dia mengikuti Eunji yang masih dengan seragamnya berhenti di taman favoritnya.
            Eunji masih menahan tangisnya. Dia berusaha mengabaikan keberadaan Baekhyun yang berdiri dahapannya. Ia terduduk di kursi taman itu dengan pandangan kosong, namun Baekhyun tahu otaknya sedang memikirkan berbagai hal rumit.
            Baekhyun memang hanya diam, tapi dia agak terkejut saat Eunji bicara, Jika kau kesini hanya untuk menasehatiku, merasa kasihan padaku atau ingin memarahiku, pergilah.
            Tadinya Baekhyun jelas ingin melakukan salah satu dari itu, tapi sekarang tidak lagi, dia mengerti apa yang dirasakan Eunji. Ani, aku hanya ingin menemanimu disini.
            Eunji mendongak menatapnya, Baekhyun bisa melihat matanya berkaca-kaca, Tak apa jika kau menangis.
            Eunji segera menunduk lagi, Aku Aku merasa gagal. Sebagai sahabat aku merasa gagal. Aku tahu bagaimana Jieun dibesarkan. Aku tahu bagaimana hingga Jieun bisa tumbuh menjadi gadis yang seperti itu, dan aku gagal menyelamatkan sahabatku dari semua keburukan itu. Ya semua orang akan tetap menyalahkanku kan pada akhirnya? Semua orang tetap akan melakukan itu. Aku yakin.
            Baekhyun meletakkan tangan kanannya di pundak Eunji.
            Lalu bagaimana denganku? Apa mereka pikir hidup seperti ini itu menyenangkan? Mereka talk tahu berapa kali sudah aku berniat membalas dendam atas kematian orang tuaku? Mereka tak tahu aku belum cukup kuat untuk hidup sendiri seperti ini! Mereka tak tahu yang sebenarnya tapi mereka semua memojokkanku! Lalu bagaimana denganku? Air mata Eunji tak bisa di bendung lagi, tubuhnya bergetar hebat. Baekhyun memeluknya. Dia tahu dia tak mempunyai kata yang bisa ia ucapkan, dia hanya diam disana dengan posisi yang sama. Aku hanya menginginkan satu hal saja. Hanya ini saja? Tak bisakah aku mendapatkan lelaki yang aku sukai sekali saja?
            Baekhyun mempererat pelukannya.
***

            Jieun berakhir di tempat rehabilitasinya, Baekhyun dengar dari Suho bahwa seharusnya Jieun sudah lama harusnya berhubungan dengan psikiater, dan sejak malam itu kondisi psikis Jieun sudah sampai pada puncaknya dan memang sudah harus ditolong. Suho terus menjaga Jieun karena orang tuanya pun terlalu sibuk mempertahankan perusahaan mereka saat ini.
            Psikiaternya bilang lebih baik dia tidak bertemu dengan orang-orang yang mempengaruhi keadaan psikisnya dulu. Jadi untuk sekarang ini kalian belum bisa bertemu Jieun. Suho menjelaskan pada Eunji dan Baekhyun saat pertama kali mereka ingin menjenguk Jieun. Itu akan membuatnya tidak tenang lagi. Terutama jika dia bertemu kalian berdua bersama, dia pasti akan marah dan sedih di waktu bersamaan. Aku harap kalian mengerti keadaanya yang sekarang makin rapuh itu.
            Baekhyun mengajak Eunji yang sejak mereka berangkat selalu diam ke taman favorit mereka. Apa kau merasa bersalah?
            Sangat. Setelah mengetahui isi hatimu, aku lebih merasa bersalah. Aku kira aku akan merasa puas membuatnya merasakan hal yang lebih buruk dariku, tapi aku malah berakhir seperti ini. Jelas Eunji yang akhirnya bicara.
            Begitulah manusia. Jawab Baekhyun. Kau kira aku juga tak merasa bersalah karena hatiku ini?
            Siapa yang menyuruhmu merubah haluan hatimu secepat itu? Bagaimana kau melakukan itu? Aku sudah pernah bilang padamu, jika kau menyukai Jieun maka cintai dia sepenuh hatimu. Dan seharusnya kau menurut saat kusuruh menjauhiku. Eunji sama sekali tak menatap Baekhyun namun hanya menatap salju-salju yang menumpuk di bawah pohon-pohon di taman itu.
            Hati manusia bukan mesin yang bisa diatur sesuai keinginan penggunanya. Baekhyun tersenyum, Tapi, kau menyuruhku menjauhimu, apa saat itu kau mulai menyukaiku? Karena itu kau berusaha menghindar dan melupakan perasaan itu? goda Baekhyun.
            Diamlah! Eunji mengacak rambutnya kesal.
            Tiba-tiba Eunji merasakan baekhyun memeluknya dari belakang membuatnya terkejut, Mian. Aku pernah menganggapmu gadis yang tidak baik. Kau gadis yang baik, lihatlah betapa khawatirnya ia melihat sahabatnya seperti itu. Baekhyun menyandarkan dagunya di bahu Eunji. Eunji masih membeku.Tenanglah, aku yakin Jieun akan baik-baik saja. Itu hanya perlu waktu. Suho hyung, aku dan terutama kau takkan tinggal diam kan?
            Sejak kapan kau sedewasa ini? tanya Eunji tiba-tiba ia melepaskan diri dari pelukan Baekhyun. Kemana Byun Baekhyun yang kesal karena tak bisa memasak nasi?
            Baekhyun tertawa, Aku sudah tumbuh. Kau tahu, pengalaman hidup benar-benar guru yang baik.
            Bagaimana aku bisa menyukai orang sepertimu? tanya Eunji tak habis pikir.
            Kau kira mudah mendapatkanku? Asal kau tahu banyak adik kelas kita yang mengantri untukku.
            Eunji mendengus mengejek. Lalu yang ia terima malah ciuman dari Baekhyun.
            Kau tahu? tanya Baekhyun, Eunji masih membeku. Aku rasa setelah bertetangga denganmu, aku bisa mengerti jalan pikiran Appaku. Baekhyun lalu tertawa sambil mengacak rambut Eunji yang masih terbelalak karena keterkejutannya barusan.
THE END

7 komentar:

  1. oooohh begitu akhirnya.... HAHAHAHAHA
    sayang sekali,, aku berharap ending e karo Jieun.. huhhuhuhu...
    rumit ceritoe JiEunji iku,, saaken jieun yo...

    BalasHapus
  2. Aku suka banget baca ff yang pairing baekhyun eunji thanks thor

    BalasHapus
  3. my baekU feels
    hancur T_T

    waeyo?

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe sekali2 IU yg punya karakter gitu gapapakan? XD

      Hapus
  4. hello~ new reader here~
    yeaaaaay nemu ff baekji lainnya~ makasih thor udah buat ff baekji :)))))
    serius ini rame bangettt. jarang jarang eunji pendiem dan baekhyun ga ngetroll/?
    dan ceritanya rada gak ketebak kereen kereen :)))
    sering sering buat ff baekji ya thor ^^v

    BalasHapus
  5. Keren thor,, keen bingit.. hahaha
    awal"nya takut baek ama ji eun,, untung ama eunji,, terdoronglah jiwa baekji shipper ku,, hehe suka ama baek eunji.. kekeke
    saya tunggu baekji nya lagi thor,, fighting!!

    BalasHapus