Halaman

Sabtu, 12 Januari 2013

[FANFIC] Dream and Love (last part)


Cast:
Lee Jieun
Kim Myungsoo
Kim Sunggyu



Saat para trainee tinggal menerima kuliah dari pelatih koreo mereka setelah latihan, Member infinite masuk sambil mengucapkan salam ke dalam studio latihan. Mereka duduk sembarangan menunggu kuliah itu selesai, karena setelah ini mereka yang akan memakai studio tarinya.


Entah kebetulan yang datang darimana, L duduk santai begitu saja di samping Jieun yang tengah mengikat rambutnya. Itu jelas membuat Jieun tercekat dan kikuk. Lagi-lagi dia mengabaikan perasaan aneh itu dan fokus pada kuliah dari pelatihnya.

Saat sudah selesai, para trainee sempat berbincang dengan pelatih ataupun member Infinite yang mereka kenal. L diam saja di tempatnya tadi tak melakukan apa-apa. Sesekali dia hanya melihat sekeliling. Sedangkan Jieun meninggalkan tempat itu dengan hati yang berdebar, dia perlahan melangkah menuju pintu saat tiba-tiba Myungsoo memanggilnya, ''Lee Jieun?''

Jieun berhenti dan berbalik dalam keadaan berbedar lebih parah.

''Ini punyamu?'' tanya L.

Jieun mengangguk lalu mengambilnya, ''Kamsa hamnida.'' lalu cepat-cepat pergi.

Ternyata sedari tadi Sunggyu melihat semua kejadian itu.
***

Hari ini adalah hari untuk merayakan suksesnya album baru Infinite di Jepang. Mereka mengadakan makan bersama lagi. Para trainee juga diikut sertakan.

Jieun sedang berbincang dengan Sunggyu, sedangkan L berbincang dengan Jiyoung dan Sungjong.

''Jangan cemburu, mereka tidak hanya berdua.'' kata Sunggyu.

''Bisakah oppa berhenti mengatakan semua itu? Sudah kubilang tak ada kaitannya dengan hal semacam itu.'' jelas Jieun.

Sunggyu hanya tertawa. ''Kalau aku bilang Myungsoo suka padamu bagaimana?''

''NE?''

Sunggyu tertawa lagi semakin keras melihat reaksi Jieun. ''Aku bercanda.''

Jieun mengambil minumnya dan agak mengabaikan Sunggyu.

''Jieun-ssi bagaimana hari-hari latihanmu? Sebagai trainee paling baru, apa kau merasa berat?'' tanya Sulli member grup baru itu. Dia bersama Luna dan Krystal.

''Ani, aku menikmati semuanya. Walaupun lelah, bukankah ini kesenanganku.'' jawab Jieun.

''Geurae, lelah itu akan terlupakan karena kita melakukan yang kita sukai.'' sahut Luna.

''Selamat berkerja keras kalau begitu.'' tambah Krystal.

''Ne.'' Jieun membungkuknya badannya.

''Ah.. Kau sopan sekali, bukankah kami lebih muda darimu?'' Sulli tertawa kikuk.

''Ya, dia seumuran denganku.'' kata Luna.

''Sudahlah dia memang begitu. Abaikan saja..'' kata Sunggyu.

''Kalian benar-benar dekat ya..'' kata Krystal.

''Ani, tak sedekat itu.'' kata Jieun.

Sunggyu tertawa, ''Apa kalian berharap lebih?''

Ketiga gadis itu tertawa lalu berlalu, sedangkan tak lama kemudian Sunggyu pergi ke toilet.

Jieun memutuskan pergi ke beranda gedung itu untuk menghirup udara segar. Malam itu mulai terasa dingin dari sebelumnya.

''Kenapa kau suka sekali menyendiri?'' tanya Myungsoo yang tiba-tiba muncul di belakangnya.

''NE?'' Jieun terkejut sekaligus tercekat. Entah kebetulan apalagi mereka bisa bersama di suatu tempat seperti ini.

Myungsoo mendengus pelan dan tertawa tipis melihat reaksi Jieun.

''A..ani, aku hanya mencari udara segar.'' jawab Jieun kikuk.

''Apa memang segar?'' Myungsoo menghirup nafas panjang.

''Lebih baik dari di dalam kan?'' Jieun sibuk mengatasi perasaannya. Dia hanya heran kenapa harus selalu ada momen-momen medebarkan seperti ini? Dia terlalu lelah mengatasi hatinya yang tak karuan itu.

''Geurae.'' jawab Myungsoo. ''Em.. Lee Jieun, bisa kau tolong aku?''

''Ne?''

''Tarikkan lenganku ini kuat-kuat.'' Myungsoo mengulurkan lengan kanannya. ''Entah kenapa tiba-tiba kram. Benar-benar sakit.''

''NE?'' Jieun terkejut lgai, membuat Myungsoo mendengus pelan lagi.

''Ini benar-benar sakit.''

''L seonbaenim, seharusnya tidak ditarik saat kram.'' jawab Jieun heran sambil sesekali mengamati lengan Myungsoo.

''Lakukan apa saja.'' Kata Myungsoo tak tahan lagi.

Jieun dengan perasaan berkecamuk mulai memijat pelan lengan Myungsoo dengan sungkan.

Entah apa yang Jieun lakukan, tak lama kemudian, lengan Myungsoo sudah baik-baik saja. ''Apa yang kau lakukan? Apa ini pekerjaanmu yang sesungguhnya?''

''A..aku sering melakukannya untuk Eommaku. Kakinya sering kram.'' jawab Jieun kikuk.

''Gomawoyo.'' Myungsoo melangkah pergi lalu terhenti dan berbalik lagi, ''Ohya, panggil saja aku oppa seperti yang lain.''

''Ne.'' Jieun melemas saat Myungsoo sudah benar-benar pergi.

Diakhir acara, ada foto bersama. Dan semua orang disitu diperintahkan untuk saling mengalungkan lengan agar terlihat akrab. Spontan Jieun mengalungkan lengan kanannya ke pundak Jiyoung yang ada disebelahnya. Jiyoung mengalungkan lengan kirinya di pinggang Jieun sambil tersenyum.

Jieun sontak menoleh ke kiri saat sebuah lengan tiba-tiba mengalung di pundaknya. Jieun tercekat seperti biasa saat tahu orang itu adalah Myungsoo. Jieun langsung tak berani menoleh ke kiri lagi. Entah kebetulan apa lagi yang terjadi.
***

2014

Sudah setahun Jieun menjadi trainee di Woollim entertaiment. Berita mengejutkan datang saat Jieun tiba-tiba diharuskan datang ke latihan Grup Jiyoung yang sering disebut Soul itu. Manajemen memutuskan Jieun akan menjadi member baru mereka yang akan debut bersama dengan lagu baru mereka.

Jelas terdapat pro-kontra saat berita itu menyebar. Jieun makin merasa bersalah, ia teringat kembali akan masa-masaa dimana dia dicaci maki akibat keberuntungannya.

''Mwo? Lee Jieun akan debut bersama kita?'' Tanya Suzy tak percaya pada teman membernya yang lain. Ia jelas tak suka. ''Jangan bilang aku keterlaluan lagi padanya, tapi pasti kali ini bukan hanya aku yang menolak, fans juga akan mengucilkannya. Daripada terjadi hal yang tidak kalian inginkan, batalkan itu sekarang juga sebelum semua fans tahu.''

''Suzy-ya, ini keputusan sajjangnim. Apa yang bisa kita lakukan? lagipula dia memang pantas kan? Kau tahu bakatnya kan?'' sambar Luna.

''Tapi ini akan membawa dampak buruk pada Soul.'' jawab Suzy masih tak terima.

''Suzy-ya.. Cukup.'' kata Jiyoung. ''Apapun yang terjadi itu diluar kuasa kita. Tapi jika memang yang kau katakan terjadi, maka kita bantu Jieun eonni agar tak mengalami semua itu.''

''Mwo? Kau bahkan sekarang sudah memanggilnya eonni?'' Suzy makin tak percaya, dia tertawa pahit.

''Suzy-ya! Ada apa sebenarnya denganmu?'' suara Krystal meninggi.

''Geumanhae! Kita tak bisa bertengkar disini. Jika ada yang mendengar bisa terjadi salah paham.'' kara Sulli lalu mengajak keluar mereka semua dari ruang latihan yang tengah sepi itu.

Jieun cepat-cepat bersembunyi. Dia baru saja mendengar semuanya itu. Dan jelas itu semua membuatnya semakin terpojok. Di lain sisi, ini memang mimpinya, tapi dia tak mungkin melakukan hal yang membuat orang lain tak suka.

Jieun mulai berkaca-kaca, dia berlari menuju toilet bermaksud menyembunyikan diri walau hanya sebentar. Dan tanpa sengaja Jieun menabrak rombongan member Infinite yang tengah lewat, tepatnya ia menabrak L yang agak terkejut melihatnya yang hampir menangis. Sunggyu mengetahui itu dan mulai khawatir pada Jieun, dia sepertinya tahu apa yang benar-benar terjadi.

Ada pesan masuk ke ponselnya saat Jieun sudah berada di toilet, ''Apapun yang terjadi, jangan menyerah lagi!'' itu dari Sunggyu. Jieun tak tahu lagi harus berbuat apa.
***

Hari Debut Jieun, tak ada yang bisa mengubah lagi, setelah tiga bulan ketegangan itu terjadi, Jieun tetap debut sebagai member grup Soul yang baru. Dan benar saja, sebagian besar para fans Soul, sama sekali tak menyukai penambahan member itu. Bahkan terdapat beberapa fans yang membawa spanduk yang menyatakan penolakan mereka terhadap Jieun saat penampilan pertama Soul bersama Jieun. Tapi jujur, banyak juga di antara pemirsa yang sedikit terkejut dengan kemampuan Jieun yang tak biasa.

''Chukahae!'' Sunggyu berkata dengan semangat saat bertemu dengan member Soul di belakang panggung.

''Gomawoyo Oppa.'' jawab Jieun tersenyum.

''Aku menyesal tak datang saat pengambilan gambar pertama untuk video musikmu. Ternyata kau secantik ini.'' goda Sunggyu.

''NE?''

Sunggyu tertawa seperti biasa dengan reaksi itu, ''Ani, aku bercanda. Kau tak secantik itu, jangan terlalu bahagia.''

Jieun tertawa, dia sengaja melakukannya untuk melepas kegelisahannya.

Member Infinite lain yang sengaja datang untuk menyemangati Soul juga bicara pada Jieun dan menyemangatinya.

Member Soul dan Infinite akhirnya mengambil foto bersama untuk menunjukkan keakraban mereka. Dan lagi-lagi entah kebetulan macam apa yang membuat Myungsoo tiba-tiba sudah berdiri begitu saja di samping Jieun sambil berkata, ''Kerjamu bagus hari ini.''

''Go..gomawo.'' Jieun hanya berani memandang Myungsoo sekilas saat bicara.

''Bisakah kau berhenti segugup itu denganku? Apa aku menakutkan?''

Jieun memaksakan tawanya, ''Aniyo.''

''Baiklah kalau begitu, bersikaplah biasa saja.'' kata Myungsoo lalu mereka mulai berpose dan foto pun diambil.
***

Sejak hari debutnya itu, Jieun menjadi lebih akrab dengan Myungsoo, ia mulai bisa mengatasi kegugupannya pada Myungsoo. Semua orang juga mengetahui hal ini, bahkan banyak berita dan foto yang menunjukkan kedekatan mereka dan membuat keadaan sedikit memanas. Jieun kembali takut.

''Kau terlihat begitu takut?'' Tanya Myungsoo menghampiri Jieun saat bertemu di ruang latihan.

''Ne?'' Jieun agak terkejut dengan kedatangan Myungsoo yang tiba-tiba.

''Berita yang beredar itu, Kau takut kan?''

''Sedikit.'' Jieun berbohong, dia bahkan tak bisa menggambarkan ketakutakannya saat ini.

''Itu sudah pasti, dan sudah biasa terjadi saat kau menjadi seorang bintang. Kau harus kuat mulai dari sekarang.''

''Ne, aku sedang berusaha seperti itu.''

''Jadi, apa yang sedang kau pikirkan saat ini selain hal itu? Aku?''

''Apa oppa masih menganggap aku ini fans oppa?'' Tanya Jieun sambil tertawa.

''Bukan begitu?''

Jieun tertawa lagi.

''Ya.. Tertawa saja terus. Aku punya banyak fans diluar sana, tak ada pengaruhnya kau fansku atau bukan.''

''Bagaimana kalau aku memang fansmu?'' tanya Jieun.

Myungsoo baru mau menjawabnya namun ada yang menghampiri mereka, ''Mianhae aku menganggu kalian!!!'' Jiyoung datang dengan keceriannya yang seperti biasa. ''Tapi oppa, bukankah kau berjanji untuk mengajariku bermain gitar hari ini? Pelatih masih tak mau mengajarkannya padaku, dia bilang aku masih tak perlu. Dia menyuruhku belajar sendiri saja kalau bisa.''

''Baiklah. Kajja!'' Myungsoo bangkit dan keluar dari ruang latihan bersama Jiyoung.

''Anyeong eonni!'' kata Jiyoung.

Jieun sendirian sekarang, entah kenapa dia merasa sangat sedih sekarang, dia memperhatikan dirinya di cermin, benar-benar berbeda dengan dirinya yang dulu, tapi mengapa malah seperti ini? Dia merasa ini semua tak sesuai bayangannya. Dia hanya berharap dia bisa kuat menjalani ini semua, karena ini adalah mimpinya.
***

Di internet sedang meluas berita ketidaksukaan fans Soul pada Jieun, mereka menyebut Jieun sebagai perusak hubungan L dan Jiyoung. Para menyatakan mereka sudah terlanjut setuju dan menyukai kedekatan L dan Jiyoung. Semua hambatan tak berhenti datang bertubi-tubi untuk Jieun, menekannya dari berbagai sudut seakan memaksanya menutup semua mimpinya.

Jiyoung tengah membicarakan hal itu dengan Myungsoo, ''Oppa bukankah ini tak adil untuk Jieun? Semua ini.. Aku rasa ini lebih berat dari yang aku alami dulu.''

''Geurae, padahal aku sudah merasa apa yang kau alami, saat mereka mengira kita sepasang kekasih, sudah sangat berat.'' tambah Myungsoo.

''Bukankah Jieun berbeda? Dia bukan gadis yang memiliki sifat seperti gadis kebanyakan? Oppa menyukainya kan?''

''Ne?'' Myungsoo tertawa merasa itu konyol. ''Siapa yang membolehkanmu bertanya hal semacam itu padaku? Apa kau juga termakan gosip yang beredar?''

Jiyoung tersenyum, ''Aku jadi bernostalgia saat kita digosipkan dulu.''

''Sepertinya kau sangat menyukai saat-saat itu.''

''Ya, kau sudah tahu.'' jawab Jiyoung.

Tak lama setelah itu, mereka berdua yang berada di lantai dua melihat Jieun di lantai satu menuju pintu keluar, sepertinya mau ke tempat parkir. Mereka tahu akhir-akhir ini Jieun harus sering bertemu sajjangnim mereka karena skandal-skandal yang terjadi. Mereka merasa iba terhadap Jieun.

Jieun juga melihat Myungsoo dan Jiyoung yang tengah bersama di lantai dua. Dia makin merasa di memang terlihat dan terasa seperti perusak hubungan mereka berdua. Jieun langsung menghindari pandang mereka dan menuju tempat parkir, dia harus segera kembali ke dormnya.

Sebelum sampai ke mobil yang harus ia naiki, ia ingat ia belum menghubungi sopir yang harus mengantarnya. Jieun berhenti dan mengambil ponselnya.

Tak lama kemudian beberapa gadis yang menggunakan masker hitam menghampiri Jieun. Awalnya Jieun tak menghiraukan mereka dan fokus pada ponselnya, namun mereka malah berusaha menyita perhatian Jieun dengan mendorongnya.

''Berhentilah menjadi member Soul! sejak awal tak ada yang setuju. Dan kenapa kau juga harus menjadi perusak hubungan Myungsoo oppa dan Kang Jiyoung?'' bentak salah satu gadis.

Jieun sadar, mereka adalah anti fansnya. Jieun diam saja, dia sudah terlalu lelah menghadapi ini semua.

''Kenapa kau diam? Haruskah Soul punya member sebodoh ini?'' bentak yang lain lagi. Salah satu dari mereka mendorong Jieun lagi, kali ini sampai tersungkur.

Jieun bangkit dan berniat meninggalkan mereka.

''Ya! Siapa yang menyuruhmu pergi?'' bentak gadis tadi.

''Sebaiknya kalian tak melakukan ini. Sebenci apapun kalian padaku. Kalian akan rugi sendiri jika meneruskan ini.'' jelas Jieun.

''Lihatlah!'' salah satu gadis bicara pada teman-temannya. ''Dia memang gadis jahat! pantas saja dia menjadi perusak hubungan Myungsoo oppa dan Kang Jiyoung.''

Mereka mengepung Jieun dan mendorongnya ke dinding. Tepat di saat itu sebuah mobil lewat di kejauhan, di dalam mobil itu adalah Suzy, dia harus segera berangkat ke tempat pemotretan untuk memenuhi jadwalnya hari ini. Dia dengan matanya yang mengantuk hanya melihat sekilas gadis-gadis tadi. ''Oppa apa kau melihat mereka tadi?'' tanya Suzy pada manajernya yang sedang menyetir.

''Nuguya?'' Manajernya tak mengerti, ''Aku sibuk menyetir.''

''Sepertinya aku mengenal salah satunya. Tapi kenapa mereka seperti mengenakan masker? Dan apa yang gadis-gadis itu lakukan di lapangan parkir Woollim?'' gumam Suzy.

Suzy jadi berpikir keras, dan baru menyadari itu Jieun yang sedang dalam keadaan bahaya semenit kemudian. ''Aku rasa aku tahu apa yang terjadi.'' dia cepat-cepat menelepon Jiyoung.

''Yeoboseyo? Suzy-ya? Bukankah kau ada pemotretan? Kenapa masih bisa meneleponku? Kerjalah yang baik.'' Jiyoung menjawab ponselnya. Dia masih bersama Myungsoo di tempat yang tadi. Myungsoo memperhatikan Jiyoung.

''Jiyoung-ah!'' Suzy panik, ''Jieun, Lee Jieun.''

''Wae? Kenapa kau membicarakannya lagi? Kau mau bicara bahwa kau tak menyukainya lagi? Sudahlah jangan keterlaluan.. Kita satu tim sekarang.''

''Ya! Dengarkan aku! Cepat ke lapangan parkir! Aku melihat Jieun dalam bahaya tadi! Sepertinya dia diserang anti fans!''

''Mwo? Jieun diserang anti fans di lapangan parkir??'' Jiyoung terkejut bukan main. ''Kenapa kau baru bilang sekarang??''

Myungsoo juga terkejut, tanpa berkata apapun, Myungsoo berlari ke lapangan parkir. Jiyoung mengikutinya.

Gadis-gadis itu berhambur keluar. Mereka sudah puas menyiksa Jieun dan segera lari sebelum ada yang mengetahui mereka.

Myungsoo masih melihat mereka berlari. Dia tak peduli dan mencari Jieun. Sedangkan Jiyoung menyempatkan memotret gadis-gadis itu apapun hasilnya.

Myungsoo sampai di tempat Jieun tadi, tapi dia tak melihat siapa-siapa. ''Jieun-ah!! Lee Jieun!!'' panggil Myungsoo, dia berteiak keras dengan kepanikannya yang luar biasa.

Jieun masih di tempat itu, namun ia bersusah payah bersembunyi di balik sebuah mobil sambil menahan tangis dan sakitnya. Dahinya terluka dan berdarah, entah apa yang mereka lakukan terhadapnya. Tepi bibirnya juga berdarah dan pipi kanannya sangat merah, sepertinya mereka telah menamparnya sekuat mungkin.

Jieun tak mau menemui Myungsoo dan Jiyoung yang mencarinya. Dia merasa dia pantas mendapatkannya. Dia teringat ucapan Sunggyu padanya, ''Kau hanya sedang tak sadar. Kau menyukai Myungsoo, bukan hanya menjadi fansnya. Kau menyukainya lebih. Kau hanya tak sadar dan sedang sangat bingung. Benarkan?''

Jieun masih berusaha menahan tangisnya, itu juga agar ia tak mengeluarkan suara, walaupun matanya sudah memerah dan berkaca-kaca.

Dia merasa pantas mendapatkan ini semua, karena dia memang menjadi perusak hubungan Jiyoung dan Myungsoo, dia memang menyukai Myungsoo dan menaruh harapan lebih. Dia merasa tak pantas mendapatkan posisinya sekarang. Dia bukan hanya ingin menggapai mimpinya, dia merasa dia hanya ingin bersama Myungsoo, itu yang membuatnya merasa tak pantas. Dia tidak jujur, dia tidak tulus. Itu menurutnya.

Tak lama kemudian, seseorang berdiri di hadapannya, Myungsoo menemukannya. Jieun memandanga Myungsoo yang memasang wajah khawatirnya.

''Bagaimana kau bisa mendapatkan semua ini? Kenapa kau diam saja?'' tanya Myungsoo lirih, seakan dia sudah kehabisan nafas. Myungsoo berlutut dan melihat wajah Jieun lebih dekat. Jieun menunduk.

''Apa yang mereka lakukan padamu?'' Hati Myungsoo mencelos setelah melihat luka-luka Jieun.

''Eonni??'' Jiyoung terkejut melihat keadaan Jieun.

''Mian.'' kata Jieun lirih lalu ia merasa sangat pusing, dan jatuh pingsan. Myungsoo menahannya.
***

''Dia sudah sadar.'' Kata Sunggyu.

Myungsoo, Jiyoung, Suzy, dan manajer Soul ada di sana, di rumah sakit tempat Jieun dirawat.

Jieun melihat mereka, dan merasakan sakit di kepalanya. Dahinya diperban. Jieun merasa berat. ''Mian.'' katanya lagi.

''Sudahlah jangan berkata apa-apa. Istirahatlah.'' kata Sunggyu.

 ''Perusahaan sudah mengurus semua.'' kata manajer Soul. ''Polisi sudah mulai mengusut kasus ini. Menurut dugaan, kepala Jieun di hantam sebuah kamera pocket. Kamera itu ditemukan di TKP. Sekarang sedang banyak wartawan di luar rumah sakit ini.''

Yang lain tampak terkejut mendengar semua itu.

''Semoga gambar mereka yang aku ambil tadi bisa membantu.'' kata Jiyoung. Dia menghampiri Jieun, ''Jangan khawatir lagi eonni.''

Jieun diam saja.

''Apa yang sebenarnya mereka pikirkan? Apa yang mereka dapatkan dari melakukan semua ini?'' Sunggyu kesal.

''Sepertinya sidik jari mereka bisa didapat dari kamera itu.'' jelas manajer sekali lagi.

''Aku lihat sekilas mereka bringas sekali. Aku hanya agak terlambat menyadari kalau yang aku lihat Lee Jieun.'' Jelas Suzy.

''Tapi kalau bukan karena kau, takkan ada yang tahu Suzy.'' kata Jiyoung.

''Baiklah. Aku ada jadwal. Kami harus pergi.'' kata Sunggyu tergesa-gesa.

''Jangan katakan apa-apa dulu jika ada yang bertanya pada kalian tentang ini.'' kata manajer Soul.

Myungsoo juga menuju pintu setelah melihat Jieun, dia baru akan mengatakan sesuatu saat Sunggyu juga berkata, ''Jiyoung-ah, hubungi aku nanti perkembangan keadaannya.'' Keadaan Jieunlah yang dimaksud Sunggyu. Dan Sunggyu telah mengatakan apa yang ingin Myungsoo katakan.

''Ne, arayo oppa.'' jawab Jiyoung.

Jiyoung melihat mereka berdua pergi. Lalu dia melihat Jieun yang sepertinya mencoba tidur. Lalu ia tersenyum. Tersenyum mengingat kejadian tadi, saat Myungsoo segera berlari bergitu cepat dengan kelhawatirannya saat ia menerima telepon dari Suzy tentang Jiyoung. Padahal Jiyoung belum sempat menjelaskan hal itu pada Myungsoo, namun Myungsoo sudah mencerna dengan secepat itu hanya dengan mendengar percakapan Jiyoung.

Jiyoung berlari sekuat tenaga dan hampir kehilangan nafasnya. Itu yang ia rasakan saat mengejar Myungsoo tadi. Tapi karena ketinggalannya itu, ia berhasil memotret para anti fans itu. Jiyoung bisa mengerti hanya dengan melihatnya saja, Myungsoo menyukai Lee Jieun. Bukan dia lagi.
***

Sebulan kemudian, para anti fans itu berhasil ditangkap. Walau begitu, trauma itu masih berbekas di hati Jieun. Jieun sama sekali tak bisa membuangnya. Dia menjadi seseorang yang akan merasa takut saat akan melakukan sesuatu. sampai hari ini pun, dia masih tak bisa mengikuti kegiatan Soul bersama member yang lain. Namun sisi baiknya adalah, dengan sikap dan reaksi Jieun setelah mendapat hal seperti itu, orang-orang mulai simpati padanya, fansnya bertambah, bahkan Suzy mulai menyukainya dan berusaha melindunginya, membantunya bangun dari traumanya.

''Bilang padaku jika kau ingin sesuatu, ara? Aku akan membelikannya.'' kata Suzy pada Jieun di hari pertama Jieun keluar dari apartemen mereka, tepatnya sedang berada di gedung Woolim. Sajjangnim ingin bertemu Jieun.

Member Soul yang lain hanya tersenyum melihat kemajuan ini, sedangkan Dongwoo dan Sungyeol yang melihat, merasa takjub.

''Ya! Sejak kapan kau sedekat itu dengannya? Kau mau memutar balikkan gosip?'' tanya Sungyeol pada Suzy menggodanya.

''Oppa, diamlah!'' kata Suzy datar.

Dongwoo tertawa, ''Ini kemajuan besar. Ada kebaikan di balik semua kejadian ini.''

''Oppa, kau diamlah juga. Jangan ungkit masalah itu lagi.'' Suzy bicara pada Dongwoo sedatar tadi.

Jieun tersenyum, ''Ani Suzy-ya, tak apa membicarakan itu. Aku sudah benar-benar baik-baik saja.''

''Ne..ne..ne..'' jawab Suzy sambil lalu, dan pergi ke arah toilet.

''Apa kau mau makan siang bersama kami?'' tanya Sungyeol mengajak Jieun.

''Kami mau!'' Luna yang menjawab.

''Kajja!'' jawab Dongwoo.

''bagaimana denganmu?'' Tanya Sungyeol pada Jieun.

''Ani, aku ada sesuatu yang harus kulakukan. Kalian pergilah.'' kata Jieun.

''Baiklah kalau begitu.'' jawab Sungyeol.

Akhirnya, Dongwoo, Sungyeol, Luna, Jiyoung dan Sulli pergi bersama. Sekejap Jiyoung melihat Jieun pergi lalu tersenyum, seakan mengerti apa yang akan dilakukan Jieun.

Dan Jieun menemui Myungsoo yang sedang bersama member yang lain di ruang latihan, minus, Dongwoo dan Sungyeol yang sepertinya lari dari latihan.

''Jieun-ah? Bagaimana kabarmu?'' sapa Woohyun.

''Gwenchanayo.'' jawab Jieun sambil tersenyum.

''Jieun, kau melihat Dongwoo dan Sungyeol?'' tanya Sunggyu.

''Mereka pergi makan siang dengan member Soul yang lain.'' jawab Jieun.

''Ya! Dasar mereka itu!'' Umpat Sunggyu.

''Enak saja!'' Kata Woohyun. ''Sungjong-ah, kau tidak lapar? Kajja!'' Woohyun mengajak Sungjong pergi menyusul Dongwoo dan yang lain.

''Ne, kajja Hyung.'' jawab Sungjong. ''Sunggyu hyung! Kita sudahi saja latihan hari ini.''

''Ya! Kalian mau pergi juga?'' tanya Sunggyu.

''Tentu.'' teriak Woohyun dan Sungjong bersama.

''Kalian tak pergi juga?'' tanya Sunggyu pada Myungsoo dan Hoya.

''Ani.'' jawab Hoya dan Myungsoo menggeleng sambil menegak minumannya.

''Kau tak pergi makan juga?'' tanya Sunggyu kali ini pada Jieun.

''Ani, aku belum lapar.'' jawab Jieun.

''Jangan tunggu lapar.'' kata Sunggyu. ''Aku harus menyusul mereka. Kau pasti mau bicara dengan Myungsoo kan? Bicaralah.''

''Ne?'' Jieun agak terkejut.

''Sudahlah..'' Kata Sunggyu lalu tersenyum. ''Hoya! Jangan ganggu mereka.'' lalu ia pergi.

''Ya! Hyung! Tega sekali kau meninggalkanku?'' Hoya terpaksa menyusulnya keluar. ''Puas-puaskanlah kalian bicara.'' katanya sebelum keluar.

Jieun diam saja, agak kikuk.

''Benar, kau mau bicara padaku?'' tanya Myungsoo.

''N..ne.''

''Mworago?''

''Gomawoyo oppa.'' jawab Jieun. ''Itu yang ingin kusampaikan.''

''Karena aku yang membawamu ke rumah sakit?''

''Semua, bukankah kau yang mencariku?''

''Kau kira ada orang lain lagi? kebetulan hanya aku dan Jiyoung yang mengetahuinya pertama kali.''

''Aku tak peduli kebetulan macam apa. Gomawo. Jeongmal gomawo. Asal oppa tahu, aku berusaha besembunyi saat itu. Dan ternyata kau tetap menemukanku.''

''Mwo? Kau bersembunyi?'' tanya Myungsoo heran.

''Geurae, aku besmbunyi. Aku merasa aku tak pantas di tolong, saat itu aku tahu ada yang datang mencariku, tapi aku sengaja bersembunyi karena aku pikir aku pantas mendapatkan semua itu. Semua yang mereka katakan padaku, aku merasa itu benar, karena itu aku tak melawan sama sekali.''

''Kau bodoh?'' tanya Myungsoo tak percaya. ''Yang mana yang mereka katakan benar? Apa yang mereka katakan padamu?''

''Semua, semuanya benar. Aku tak perlu menjelaskan satu persatu, tapi intinya semua benar.''

''Kau merusak hubunganku dengan Jiyoung? Apa itu?''

''Bukankah itu salah satunya?'' tanya Jieun santai sedari tadi dia tak menatap Myungsoo, tak berani melakukannya.

''Michyeoseo?'' Myungsoo tertawa kecut. ''Kau kira apa yang kau katakan? Kau kira aku punya hubungan khusus dengan Jiyoung? Yang bisa rusak seseorang? Apa kau menyukaiku dan ingin memilikiku? Menjauhkanku dari Jiyoung?''

''Karena oppa dan member yang lain akan melakukan tour dan pergi lama, maka dari itu aku mengatakan ini.'' kali ini Jieun memberanikan diri menatap Myungsoo yang memang sedari tadi menatapnya, ''Semua yang oppa katakan barusan, benar. Aku memang sempat berpikiran seperti itu. Jadi, aku pantas menerima semua itu.''

Myungsoo membeku dia sulit mencerna perkataan Jieun, dia tak berani mengambil kesimpulan. Dia hanya bisa menatap Jieun sambil berpikir keras.

''Tapi jangan khawatir, mulai sekarang aku akan berusaha membuat semua itu tak benar lagi. Aku akan menghilangkan semua itu. Aku akan membuat diriku memang pantas mendapat posisi ini, bukan seperti kata mereka. Aku akan membuat diriku memang pantas mendapat mimpi ini.'' jelas Jieun lalu tersenyum dan pergi dari tempat itu. Meninggalkan Myungsoo yang masih kebingungan.
***

2015

Jieun sampai di gedung apartemennya, Dia baru saja menyelesaikan shootingnya. Dia tersenyum tak habis pikir. Walau dia sudah merasa puas membuat pengakuan seperti tadi, tapi dia merasa konyol. Akhirnya identias yang selama ini dia tutupi, terbuka.

Jieun baru mau masuk ke apartemennya, sekarang dia tinggal sendiri di apartemen barunya, karena dia sudah Menjadi penyanyi solo. Woollim mengambil keputusan itu, beberapa bulan setelah kejadian penyerangan anti fans itu. Dan, hasilnya, Fans Jieun sekarang sangat banyak. Mereka mengagumi perjuangan Jieun. Dan Jieun berhasil menjalankan rencananya untuk tidak lagi merasa tidak pantas. Dia sudah bisa mengatasi perasaannya yang membingungkan itu.

Jieun melihat Myungsoo di depan pintu apartemennya. Bisa dipastikan sedang menunggunya. Jieun tersenyum geli melihatnya. Jieun mengira Myungsoo pasti sudah melihat acara itu, dan pergi kesini.

Sekarang mereka berdua sudah ada di atap gedung apartemen. Mereka sengaja menikmati udara malam ini yang mulai terasa hangat.

''Kau sengaja ingin membuatnya kelihatan keren?'' tanya Myungsoo.

''Ne?'' Reaksi Jieun saat terkejut masih sama.

Myungsoo tersenyum, ''Apa pengakuan itu harus di tayangkan secara langsung seperti itu? Ingin membuatku terkejut?''

''Ani, aku hanya memang ingin melakukannya saja. Aku rasa ini sudah waktu yang tepat.'' jawab Jieun.

''Dan aku memang sama sekali tak terkejut. Aku sudah tahu.''

''Ne?'' Jieun heran. ''Oppa sudah tahu? Aku fans beruntung itu? Lalu kenapa oppa diam saja selama ini?''

''Bukankah kau menutupinya? Bagaimana aku sanggup membukanya begitu saja?'' tanya Myungsoo tak habis pikir. ''Lagipula apa kau bodoh mengira aku tak mengenal atau mengingatmu sedikit pun?''

''Aku memang sedikit kecewa saat mengetahui oppa sama sekali tak ada respon oppa mengenaliku. Tapi aku memang menginginkan itu.'' jelas Jieun sambil tersenyum mengingat kejadian-kejadian yang telah lalu.

Tiba-tiba Myungsoo memeluk Jieun, posisi yang sama seperti saat pertama kali Myungsoo memeluk Jieun di konser tiga tahun lalu.

Jieun terkejut bukan main dan langsung menjadi kikuk. Dia tak memalas pelukan Myungsoo dan juga tak kuasa melepasnya, jika seperti ini, perasaan lamanya bisa kembali dengan mudah, karena dia masih belum tuntas 100% mengatasi perasaan yang satu ini.

''Aku sudah melihat dan menyentuhmu sedekat ini, bagaimana aku tak mengenalimu?'' Myungsoo melepas pelukannya lalu menatap Jieun. ''Berubah sejauh apapun kau, aku tetap mengenalimu, kau tak bisa menutupinya, bagaimana kau bertingkah selalu menunjukkan kau menyukaiku, kau fansku. Aku bisa melihatnya dengan mudah.''

Jieun terpaku mendengar penjelasan itu. Dia tak bisa mempercayainya, ternyata selama ini Myungsoo mengerti dan memperhatikannya.  Myungsoo begitu mengerti dirinya sampai sedalam itu.

''A..aku..'' Jieun tetap kikuk.

''Lihatlah! Kau menunjukkannya lagi, kau tetap fansku.'' Myungsoo tertawa.

''Aigoo.. Berarti selama ini sia-sia saja..'' gerutu Jieun.

Myungsoo masih tertawa melihat tingkah Jieun. ''Dan kau menyukaiku lebih kan? Lebih dari fans kan? Kau sudah jatuh cinta padaku. Geurae?''

Jieun menundukkan kepala, dia mulai kesal dia ketahuan sejak lama, dia sama sekali tak berhasil menyembunyikan semuanya, termasuk perasaannya yang paling dalam.

''Kenapa oppa sama saja dengan Sunggyu oppa? Dia juga memojokkanku, dulu dia bilang aku bukan hanya fans oppa, tapi aku jatuh hati pada oppa.'' jelas Jieun.

''Jadi Sunggyu hyung tahu?'' tanya Myungsoo.

''Semuanya, dia tahu semuanya sejak awal.  Dia yang membantuku masuk Woollim. Dia yang menemukan bakatku sejak awal.''

''Mwo?'' Myungsoo terdengar tak suka. ''Memang sedekat itu kau dengan Sunggyu hyung?''

''Sejak awal memang dia yang tahu rahasia ini, jadi dengan siapa lagi aku bicara? Aku bicarakan semuanya dengannya.'' jawab Jieun, dia masih sedikit kesal. ''Dia yang memberitahuku saat aku sedang bingung mengenai perasaanku pada oppa. Dan dia meyakinkanku bahwa aku sudah jatuh hati pada oppa, bukan hanya sebagai fans oppa.''

''Kalau begitu, Mulai sekarang jangan bicara padanya lagi, bicaralah padaku, karena sekarang aku fansmu. Kita balik semua yang sudah terjadi. Dan kita buat semua gosip yang membuatmu mendapatkan penyerangan dari anti fansmu itu jadi kenyataan.'' jelas Myungsoo panjang lebar. Sedangkan Jieun hanya diam, berusaha keras mencerna semua itu.

''Apa maksudnya?'' tanya Jieun sama sekali tak mengerti.

''Jangan bilang kau mendadak bodoh!'' Myungsoo kesal.

''Oppa aku...'' Myungsoo memotongnya.

''Sekarang aku fansmu, sekarang aku yang menyukaimu, dan itu sudah melebihi dari hanya sebagai fans.'' jelas Myungsoo dengan sedikit kesal, ''Kau mau aku menjelaskan yang lebih detail lagi?''

Jieun tersenyum, dia sudah mengerti, ''Ne, jelaskan semuanya.''

''Aku sudah menyukaimu sejak kita bertemu di konser tiga tahun lalu. Dan kau tahu bagaimana perasaanku saat menunggumu menyebutkan member favoritmu?''

Jieun terkejut mendengarnya, kali ini dia benar-benar terkejut.

''Jantungku berdebar seenaknya sendiri, membuatku merasa terlihat bodoh. Dan semuanya menjadi menyenangkan saat kau menyebut namaku. Dan sekarang kau harusnya tahu kenapa aku memilih memberimu fan service pelukan.''

Jieun masih terbelalak. ''Oppa?'' ucapnya lirih.

''Dan saat kita bertemu lagi di gedung Woollim dua tahun lalu, awalnya aku tak menyadari itu kau, tapi entah kenapa aku menyukaimu sejak itu. Karena itulah aku sadar itu kau.''

''Oppa sudah selesai?'' Jieun serasa tak bisa bernafas.

''Belum, karena sekarang semuanya berbalik, dan aku yang menyukaimu, aku minta fan service darimu.'' Myungsoo seakan berubah sifat saat mengatakannya, membuat Jieun tertawa merasa semua ini, semua yang ia lalui dan ia alami terasa konyol.

''Ya! Kenapa kau tertawa? Kau kira aku sedang berakting?'' Tanya Myungsoo kesal melihat Jieun yang hanya terpingkal itu. ''Aku sedang tak bermain drama. Ini Sungguhan.''

''Oppa, kau membuatku takut diserang anti fans lagi.'' Jieun bicara sambil tertawa.

''Aniya, mungkin kali ini aku yang akan diserang anti fans.''

''Jadi, kita saling menyukai? Begitu?'' Jieun masih tertawa.

''Jadi kau memang masih menyukaiku? Aku tak bertepuk sebelah tangan?'' Myungsoo tertawa tipis, ''Kau keterlaluan jika menolak idola sepertiku.''

Jieun makin tertawa, ''Perubahan karakter oppa terlalu drastis. Bisa-bisa semua fansmu kabur kalau melihat ini. Aigoo... Perutku sakit kebanyakan tertawa.'' Jieun memegangi perutnya sambil terbahak.

''Apa kau kira sekarang aku ini pelawak?'' Myungsoo mulai kesal.

Jieun berusaha meredakan tawanya dan mulai serius. ''Jadi... Aku ini sebenarnya sulit, sangat sulit mempercayai Oppa menyukaiku, apalagi sejak pertemuan pertama kita. Itu hal yang diimpikan semua fans di dunia ini. Dan itu memang sangat sulit dipercayai.''

Myungsoo hanya diam, dia tersenyum memandang Jieun.

''Oppa hanya sedang bercanda kan?''

Tiba-tiba Myungsoo sudah mencium Jieun. Jieun pun terbelalak kaget. Dia tak menyangka hal itu.

Myungsoo melepas ciumannya lalu berkata, ''Aku tidak bercanda.''

Jieun menatap Myungsoo dengan tatapan terkejut.

''Ya! Sudah kuduga kalian disini, tapi aku tak menduga adegan itu terjadi secepat ini.'' Sunggyu tiba-tiba sudah berada di belakang mereka. Membuat Jieun langsung menghindar.

''Hyung, merusak suasana adalah keahlianmu.'' gumam Myungsoo kesal, namun bisa di dengar semuanya.
***

Lee Jieun berhasil menjadi penyanyi papan atas setelah menjadi penyanyi solo. Fansnya kian hari kian bertambah. Kini tak ada yang menyangkal bahwa kemampuannya sudah setara jika dibandingkan dg penyanyi senior yang profesional. Jieun berhasil merubah cibiran menjadi decak kagum dengan segala usaha yang telah ia lakukan selama ini.

Bahkan banyak juga fans yang menyetujui hubungannya dengan Myungsoo, tak jarang yang meminta mereka menjadikan hubungan itu hubungan yang sesungguhnya. Meski tanpa sepengetahuan mereka, Jieun dan Myungsoo sudah mempunyai hubungan itu.

Februari 2016, mereka mengumumkan hubungan mereka dan bersikap jujur pada seluruh fans mereka dan pers. Dan seperti dugaan semua orang, berita itu tak mengejutkan lagi, berita itu dapat diterima dengan lapang dada.

''Aku Lee Jieun, gadis yang bermimpi tinggi dan berhasil menggapainya. Hampir tergoyahkan karena cinta. Tapi tak bisa dihindari, mimpi dan cinta berbanding tipis, dan kita mau tak mau selalu menjalaninya secara bersamaan, tapi aku harap kalian tak sebingung aku dan setakut saat menghadapi keduanya, karena keduanya indah untuk hidup kita. Kita takkan bisa hidup tanpa keduannya atau hanya dengan salah satunya. Bermimpilah setinggi mungkin, dan jangan lupakan cintamu...''
THE END

2 komentar:

  1. waaaaaaaaaaaaa KEREEEEEEEEN......
    bikinin lagi dong ff IU - Myungsoo, bila perlu chapternya panjaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaang banget
    #alay hehe ^^V

    BalasHapus
  2. Cerita MyungU emang selalu bikin aq ketagihan.... makasihhhhhh author :)

    BalasHapus